Pepatah lama menyebut kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Namun, adagium itu terasa tak sepenuhnya berlaku bagi keluarga besar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim. Dididik dalam suasana keras, disiplin, dan mandiri oleh kedua orang tuanya -Abdullah Hakim dan Zubainar- cinta dan hormat justru tak pudar, bahkan setelah keduanya lama berpulang.
Jejak kasih itu kini berwujud sebuah buku. Bersama kakak, adik-adik, istri, serta anak-anaknya, Chappy menyusun biografi sang ibu berjudul 'Mamak Pulang'. Buku yang diterbitkan Yayasan Pustala Obor Indonesia itu diluncurkan bertepatan dengan ulang tahun Chappy ke-78, Rabu (17/12/2025) ini.
"Ini bukti cinta Ayah dan Om Budiman kepada orang tua mereka," kata Tascha Liudmila, putri Chappy juga seorang presenter TV ini.
"Walau kakek-nenek sudah lama tiada, kasih sayangnya masih membekas dan berbuah buku," imbuh Tascha.
Tascha, yang berkarier di dunia jurnalistik, sempat mengenal langsung kakek-neneknya. Ia tak menampik keduanya dikenal keras dalam mendidik anak dan cucu. Karena itu, bagi sebagian orang, terasa janggal bila pola asuh yang serba tegas itu justru melahirkan rasa hormat dan cinta yang bertahan lintas generasi.
Peluncuran buku 'Mamak Pulang' yang disusun Eks KSAU Chappy Hakim Foto: (Sudrajat/detikcom)
|
"Sekali lagi ini bukti bahwa bukan hanya kasih ibu yang sepanjang masa. Anak pun bisa mencintai orang tua, sebagaimana orang tua mencintai anak-anaknya," ujar Tascha, yang pada kesempatan sama juga meluncurkan bukunya, 'Little Chappy's Dream: A Story about an Army Pilot'.
Bagi Budiman, adik Chappy sekaligus penulis 'Mamak Pulang', buku ini adalah soal keadilan. Pada 2019, keluarga telah menerbitkan biografi sang ayah, 'Abdul Hakim, Wartawan Antara; Dalam Kenangan Anak Cucu'. Abdul Hakim dikenal sebagai salah satu pendiri Kantor Berita Antara bersama Adam Malik, AM Sipahoetar, Pandu Kartawiguna, Soemanang, dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya.
"Rasanya tidak adil kalau Ibu tidak ditulis," kata Budiman berseloroh. "Bagaimana kalau beliau bangkit dari kubur lalu protes?" ucapnya, disambut tawa hadirin.
Budiman lalu membacakan puisi tentang sang bunda, yang ia tulis di LRT dalam perjalanan menuju kantor Yayasan Obor.
Acara yang dikemas dalam tajuk 'Peluncuran Buku & Bincang Santai' di kantor Yayasan Pustaka Obor Indonesia di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat itu berlangsung sederhana, namun sarat makna.
Sejumlah tokoh hadir, di antaranya sejarawan Prof Taufik Abdullah; mantan Menteri Pendidikan Prof Wardiman Djojonegoro; mantan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda; mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi; dua mantan Panglima TNI dan Menko Polhukam dari TNI AU, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto dan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto; mantan KSAU Rilo Pambudi; diplomat senior Prof Makarim Wibisono; mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono; cendekiawan Nasir Tamara, serta aktivis Malari Hariman Siregar.
Selepas pensiun dari TNI AU, Chappy Hakim memang tak berhenti berkarya. Ia dikenal produktif menulis. Pada Agustus 2024, Chappy bahkan menggelar pameran tunggal 50 buku karyanya di Perpustakaan Nasional, bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia. Selain 'Mamak Pulang', tiga bukunya yang lain turut diterbitkan: 'Mimpi Demokrasi', 'FIR dan Kedaulatan Negara di Udara', serta 'Keamanan Nasional dan Penerbangan'.
Djoko Suyanto mengenang kebiasaan menulis itu sudah tampak sejak Chappy menjabat KSAU pada 2002-2005.
"Itu perintah pertama beliau," kata Djoko. "Beliau tidak peduli isinya apa. Yang penting menulis," imbuh Djoko.
Djoko sendiri mengaku telah menulis autobiografi sejak 2005, namun hingga kini belum juga rampung. Sementara itu, Hadi Tjahjanto menyebut tengah menyiapkan biografi yang menyoroti pengalamannya terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19 saat menjabat Panglima TNI.








