Laporan Wartawan Serambi Indonesia Asnawi Luwi|Aceh Tenggara
SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Sebanyak 63 rumah hanyut terseret arus Sungai Alas banjir bandang yang menerjang Desa Ketambe Kecamatan Ketambe Agara pada Kamis (27/11/2025) yang lalu.
Bencana banjir bandang yang begitu dahsyat itu, menyebabkan 63 rumah porak poranda ditelan ganasnya Sungai Alas yang membawa kayu gelondongan dan bebatuan.
Pengulu Desa Ketambe, Lahat, kepada Serambinews.com, Rabu (17/12/2025) mengatakan, sebanyak 63 rumah hanyut terseret arus Sungai Alas dan 27 unit rumah terpaksa dibongkar akibat musibah banjir bandang.
Dalam musibah itu 90 rumah hanyut dan rusak serta satu masjid dan tiga penginap ditelan Sungai Alas Ketambe. Hal lain diutarakan Arwin, tokoh Masyarakat Ketambe.
Menurutnya, masyarakat sempat memblokir jalan Nasional sebagai bentuk protes mereka karena Balai Wilayah Sungai Sumatera -1 cukup lamban menangani pasca banjir bandang memasuki hari ke 21.
Tak ada alat berat dikerahkan di desa mereka, ada satu alat berat yang disewa dari dana swadaya masyarakat.
Desa Ketambe terancam lenyap, akibat diterjang banjir bandang. Padahal Desa Ketambe menjadi icon sebagai desa obyek wisata internasional satu-satunya di Aceh Tenggara.
Mereka berharap kepada Bupati Agara agar menurunkan alat berat excavator untuk memindahkan ke arah pegunungan yang berjarak 500 meter alur Sungai Kali Alas yang kondisinya kini mengancam Pemukiman Penduduk.
Sungai Alas Ketambe ini adalah yang menjadi wewenang Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera -1.
Dan, meminta kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh untuk memperbaiki jalan Nasional yang amblas ratusan meter menghubungkan ke Gayo Lues dan sebaliknya menuju Sumatera Utara (Medan).
Baca juga: VIDEO - Kayu Gelondongan Mengunung Pascabanjir Bandang Aceh Tenggara
Kondisi jalan Nasional hanya tersisa dua meter lebih dan ditambah bahu jalan satu meter lebih.
Lokasi itu, mereka minta agar diperluas atau diperbaiki BPJN Aceh dengan membuat Tembok Penahan Tebing (TPT) dan menimbun sepanjang 50 meter tanah yang amblas digerus banjir bandang Sungai Alas itu, agar masyarakat bisa mendirikan rumahnya kembali.
"Saat ini bagian arah kiri dari arah Medan menuju Gayo Lues yang sudah cukup luas amblas jalan dan menyempit ke pemukiman penduduk di bagian kanan.
Karena, dampak banjir bandang Sungai Alas berpindah ke dekat pemukiman penduduk dan ini kalau tidak dipindahkan ke arah pegunungan sebelah kanan arah jalan menuju Medan dikawatirkan akan melenyapkan pemukiman Penduduk setempat.
"Kami selama 21 hari ini tak tidur dan bergiliran jaga malam pasca banjir bandang Sungai Alas Ketambe yang telah melebar.
Saat ini, aja tanah dibagian bawah aspal Jalan Nasional itu mulai berjatuhan secara perlahan-lahan akibat digerus Sungai Alas dan alat berat yang melintas ke arah Simpur Jaya Kecamatan Ketambe.
Baca juga: Derita Warga Alue Kuta Jangka Bireuen, Rumah Hanyut Ke Laut, Jembatan Putus, Tiang Listrik Tumbang
"Jalan amblas harus diperbaiki BPJN Aceh dan Sungai Alas harus segera dipindahkan ratusan meter, karena sudah menyempit ke pemukiman penduduk dan Desa Ketambe akan terancam lenyap apabila tidak secepatnya dipindahkan alur sungai Alas tersebut,"ujarnya.
Sementara itu, puluhan orang emak-emak Desa Ketambe Kecamatan Ketambe Agara, berdemo memblokir atau blokade jalan Nasional Aceh Tenggara menuju Medan Rabu (17/12/2025) siang.
Demo ini sebagai bentuk protes mereka terhadap lambannya kinerja Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera -1 di Desa Ketambe.
Baca juga: Pilunya Warga Bener Meriah Jalan Kaki Berjam-jam Pangkul Tabung Gas dan Sekarung Beras
Demo tak berlangsung lama. Namun, ibu-ibu meneteskan air mata, seraya berharap agar BWS Sumatera-1 segera memindahkan alur Sungai Alas sejauh 500 meter ke arah perkebunan masyarakat.
Dan, meminta BPJN Aceh agar memperbaiki Jalan Nasional yang amblas digerus Sungai Alas Ketambe dalam bencana banjir bandang.
"Kami minta secepatnya diperbaiki," tambah Jack Warga di daerah itu.
Disuasana demo kaum ibu-ibu itu korban banjir bandang itu, Istri Bupati Agara Nurjanah langsung gerak cepat turun ke lokasi dan bernegosiasi.
Bupati Aceh Tenggara M Salim Fakhry memerintahkan alat berat excavator turun ke lokasi Desa Ketambe untuk memenuhi aspirasi korban banjir bandang agar Alur Sungai Alas Ketambe dipindahkan ke arah perkebunan masyarakat.(*)
Baca juga: Gas Elpiji Langka, Warga Takengon Terpaksa Pungut Kayu Hanyut untuk Masak