Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Bagi keluarga yang merawat anggota keluarga dengan penyakit kronis, keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan penopang penting dalam menjaga kelangsungan pengobatan.
Hal inilah yang dialami Dewiana Wulandari Cahya Astari (29), seorang karyawan swasta, yang membagikan kisahnya mengenai pelayanan kesehatan yang diterima ibunya melalui Program JKN.
Wulan, sapaan akrabnya, mengaku merasakan langsung betapa besar manfaat program ini dalam membantu keluarganya menjalani proses perawatan yang panjang dan tidak mudah.
Ibunya didiagnosis mengalami Gagal Ginjal Kronis (GGK) stadium 5, sebuah kondisi serius yang mengharuskan sang ibu menjalani tindakan hemodialisa dua kali dalam seminggu. Penyakit ini tidak muncul secara tiba-tiba.
Sejak tahun 2021, sang ibu mulai menunjukkan beragam gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari pembengkakan di kaki dan wajah, terutama di bawah mata, hingga perut yang membesar. Keluhan mual, muntah, serta sesak napas semakin sering dirasakan.
Baca juga: Program JKN Bantu Agus Pulih dari Infeksi Saluran Kemih
“Melihat kondisi semakin memburuk, kami membawa mama untuk diperiksa. Hasil tes darah menunjukkan kadar kreatinin mencapai angka delapan, jauh di atas normal, dan kalium juga sangat tinggi. Dokter menyarankan hemodialisa sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi yang lebih serius,” jelas Wulan. Selasa (16/12/2025).
Selama masa perawatan, ibunya mendapatkan pelayanan di rumah sakit, mulai dari poli ginjal hingga tindakan cuci darah yang dilakukan secara rutin.
Wulan mengaku sangat terbantu oleh pelayanan yang diterima ibunya.
Menurutnya, petugas rumah sakit bekerja sigap, ramah, dan komunikatif, memberikan rasa aman bagi keluarga yang menunggu perkembangan kondisi sang ibu.
“Selama mama dirawat, saya benar-benar merasa terbantu. Petugasnya ramah, penjelasannya jelas. Setiap kali saya menanyakan kondisi mama, mereka selalu memberi informasi lengkap tanpa harus menunggu lama. Saya sebagai keluarga merasa sangat tenang,” tuturnya.
Wulan menambahkan bahwa keberadaan JKN sangat meringankan beban finansial keluarganya. Seluruh tindakan medis utama, termasuk hemodialisa, tertanggung tanpa biaya tambahan. Baginya, hal ini menjadi penopang penting bagi keluarga dengan kebutuhan pengobatan intensif seperti ini.
“Untuk pasien gagal ginjal, cuci darah harus dilakukan seminggu dua kali, ditambah obat-obatan harian. Biayanya pasti sangat besar kalau tidak ada BPJS Kesehatan. JKN benar-benar membuat pengeluaran kami jauh lebih ringan,” ujarnya.
Wulan juga menekankan pentingnya menjaga kepesertaan JKN tetap aktif. Ia menyadari bahwa kelancaran pelayanan yang diterima ibunya tidak terlepas dari status kepesertaan yang selalu dalam kondisi aktif.
“Menurut saya, hal paling penting adalah membayar iuran tepat waktu. Kalau kepesertaan aktif, kita jauh lebih tenang. Saya merasakan sendiri manfaatnya saat mama harus menjalani hemodialisa rutin,” kata Wulan.
Ia berharap masyarakat semakin sadar bahwa menjaga keaktifan kepesertaan bukan hanya kewajiban, tetapi bentuk antisipasi untuk menghadapi kebutuhan kesehatan keluarga yang tidak bisa diprediksi.
“Mari kita bayar iuran tepat waktu. Jangan tunggu sakit dulu baru sadar pentingnya JKN. Dengan kepesertaan aktif, kita bisa mendapatkan pelayanan terbaik saat benar-benar membutuhkan,” pesannya.
Di akhir kisahnya, Wulan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan dan seluruh tenaga kesehatan yang telah memberikan pelayanan terbaik bagi ibunya.
“Terima kasih untuk setiap pelayanan yang diberikan. Semoga BPJS Kesehatan terus menjadi program yang dapat diandalkan masyarakat,” tutupnya. (gus)