TOLAK Rencana Regrouping Sekolah, Ortu Siswa Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Penggabungan Itu
December 17, 2025 11:36 PM

TRIBUN-BALI.COM  - Puluhan warga Banjar Petanahan, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana yang merupakan orang tua siswa SDN 5 Batuagung menyatakan tegas menolak rencana regrouping sekolah tersebut dalam rapat komite dengan orang tua siswa, Rabu (17/12).

Penolakan tersebut didasari oleh jarak yang cukup jauh dan bisa menguras waktu orang tuannya. Sebab, jarak sekolah dengan satu sekolah lainnya mencapai 2 kilometer ke arah Utara.

Di sisi lain, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana mengakui rencana regrouping ini baru masuk ke tahap sosialisasi awal. Artinya, pertimbangan rencana menggabungkan SDN 5 dengan SDN 3 Batuagung tersebut masih belum final. Bahkan kajian dari dinas ke pimpinan daerah juga belum dilakukan.

Menurut data yang diperoleh, SDN 5 Batuagung saat ini hanya memiliki kurang dari 70 siswa atau menurun dari waktu ke waktu secara beruntun. Sehingga dengan jumlah tersebut sekolah ini masuk kategori direncanakan akan digabungkan ke SDN 3 Batuagung.

"Kami sepakat menyampaikan ke dinas dan pemerintah desa untuk menolak rencana regrouping ini," kata Ketua Komite sekolah, Ida Bagus Kade Sudiarta, Rabu (17/12). 

Baca juga: BUNTUT Panjang Aksi Damai, Warga Kini Segel Kantor Perbekel Sudaji di Buleleng, Ini Alasannya!

Baca juga: TUNDA Aksi Demo, Forkom SSB Minta TPA Suwung Jangan Ditutup Dulu, Tunggu Deadline 23 Desember 2025!

Dia mengungkapkan, ada sejumlah dasar yang membuat pihak orang tua siswa menolak rencana penggabungan SDN 5 Batuagung dengan SDN 3 Batuagung ini. Mulai dari kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah, kemudian jauhnya jarak sekolah yang akan digabung yang diperparah dengan akses jalan kurang memadai, serta tidak efektifnya waktu bagi orang tua siswa karena pasti akan mengganggu waktu orang tua yang sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Ketika nanti digabung, otomatis para orang tua keberatan. Karena mereka yang bekerja jauh terpaksa harus menyempatkan diri untuk menjemput dan membutuhkan waktu. Disisi lain, jika anaknya dibiarkan pulang sendiri jaraknya terlalu jauh," ungkapnya.

"Dari sisi historis, mereka juga sudah sangat nyaman dengan lingkungan sekolah ini dan enggan untuk berpindah lagi. Mengingat sekolah ini jadi sejarah para orang tuanya juga," imbuhnya. 

Orang tua lainnya, Ida Bagus Yudi mengakui rencana regrouping ini karena alasan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat. Sehingga, SDN 5 Batuagung direncanakan digabung ke sekolah terdekat yakni di SDN 3 Batuagung yang lokasinya di Masehan atau di sebelah utaranya. 

"Katanya karena efisiensi anggaran, tapi kenapa sekolah dasar yang terkena. Padahal dasar anak-anak bisa membaca dan pintar itu dimulai dari SD," keluhnya. 

Menurutnya, rencana regrouping ini harus dengan persiapan yang matang, jangan sepihak. Selain jarak yang jauh, juga bakal menganggu aktivitas pekerjaan orang tua siswa karena harus menjemput anaknya ke sekolah.

"Kami mohon kepada pemerintah agar sekolah ini tidak diregrouping. Berikan kami kesempatan satu kali lagi untuk membenahi dan berjuang agar jumlah siswa bisa mencapai 70 orang pada tahun depan," tandasnya. (mpa)

Baru Sosialisasi Awal

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra mengakui pertemuan orang tua siswa dengan sekolah dan pemerintah desa adalah tahap sosialisasi awal rencana regrouping SDN 5 Batuagung ke SDN 3 Batuagung. 

"Baru sosialisasi awal, belum pasti dan masih perlu kajian awal," katanya saat dikonfirmasi Tribun Bali. Dia mengungkapkan, SDN 5 Batuagung adalah salah satu dari 9 sekolah dasar negeri di Jembrana yang direncanakan regrouping.

Salah satu kriterianya adalah jumlah siswa yang jumlahnya terus menurun dan kurang dari 70 siswa dalam tiga tahun terakhir. Jika seluruh sekolah tersebut digabung ke sekolah terdekat, otomatis anggaran untuk pemeliharaan ruang kelas dan lainnya dapat diminimalisir di tengah efisiensi anggaran dari pemerintah pusat. 

"Belum pasti itu (regrouping), kajian ke pimpinan juga belum kita lakukan. Baru sosialisasi awal, jadi orang tua tidak perlu khawatir dulu soal ini," jelasnya. (mpa)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.