TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Beredar kabar di media sosial Instagram yang menyebutkan bahwa, Alham Humala Siagian (suami) dan Faizah Soraya (istri korban) pembunuhan yang diduga dilakukan oleh anaknya sendiri berinisial SAS alias A (12) telah bercerai.
Namun, informasi tersebut terbukti tidak benar. Kepala Lingkungan V, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Tono mengklarifikasi bahwa kedua orang tua korban hingga saat ini masih tinggal dalam satu rumah.
"Jadi mereka belum (cerai), orang itu masih satu rumah," tegas Tono saat dikonfirmasi Tribun Medan Rabu (17/12/2025).
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai kondisi rumah tangga mereka, termasuk kemungkinan adanya perpisahan ranjang, Tono mengaku tidak mengetahui secara detail masalah tersebut.
"Itu enggak tahu lah masalah itu. Cuma kalau ditengok, semalam kayak gitu lah orang itu, Istri (korban) beserta dua anaknya tidur di lantai 1, dia (suami) tidur di lantai 2," ujarnya.
Tono pun menyoroti banyaknya informasi yang secara pasti beredar di media sosial.
"Di medsos semua kayak gitu, semua yang belum pasti pun di viralkan," ucapnya.
Kehidupan keluarga Faizah Soraya (42), ibu rumah tangga yang menjadi korban pembunuhan oleh anak kandungnya sendiri, ternyata diwarnai dengan sikap tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
Keluarga tersebut telah menghuni sebuah rumah di komplek di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, selama 20 tahun,
Namun relasi mereka dengan tetangga sangat terbatas.
“Jadi kalau jumpa kami sama korban itu hanya 'say hello' saja, enggak ada basa-basi atau berkumpul sebentar,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Rabu (17/12/2025).
Warga mengamati bahwa aktivitas sehari-hari korban banyak dihabiskan bersama kedua anaknya, Shamikha Alzena Siagian dan anak kedua berinisial SAS (12), diduga sebagai pelaku.
Ibu dua anak terlihat rutin mengantar dan jemput anaknya sekolah, serta sering mengajak kedua anak berjalan-jalan.
Namun, yang menarik perhatian warga, sang suami, Alham Humala Siagian, hampir tidak pernah terlibat dalam kegiatan bersama keluarga di luar rumah.
“Emang kami melihat korban dan kedua anaknya sering bepergian selalu bertiga. Baik itu menjemput dan mengantar anak, juga jalan-jalan selalu bertiga,” ungkap warga.
Keterpisahan tersebut rupanya juga terlihat di dalam rumah. Beredar informasi bahwa pasangan suami istri ini sudah lama berpisah ranjang.
Faizah tidur bersama kedua anaknya di lantai satu, sementara suaminya menempati kamar tidur di lantai dua.
Meski awalnya warga menduga keluarga itu harmonis karena tidak pernah bercerita tentang masalah rumah tangga, beberapa tanda keretakan justru sempat terdengar.
Warga mengaku sering mendengar keributan antara Faizah dan suaminya, juga disertai dengan suara barang yang dibanting.
“Korban itu sering memarahi anak pertama sampai terdengar ke luar rumah,” lanjutnya, merujuk pada pertengkaran antara Faizah dan putri sulungnya, Shamikha.
Selain itu, suami korban diketahui sering berpergian ke luar kota untuk bekerja, sehingga jarang berada di rumah.
Sebelum akhirnya berujung pada tragedi kekerasan yang merenggut nyawa Faizah di tangan anak keduanya.
(Cr9/Tribun-medan.com)