Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan pentingnya memperkuat keselamatan pelayaran, meningkatkan literasi maritim, kesiapan armada, serta kolaborasi pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat pesisir Sulawesi Utara dan Gorontalo secara aman.
"Sekali saja terjadi kelalaian atau kelengahan, taruhannya adalah nyawa manusia, dan lebih jauh lagi adalah kepercayaan publik terhadap transportasi laut dan masa depan pariwisata kita,” kata Menhub saat membuka Kampanye Hari Keselamatan bertema Peningkatan dan Pengawasan Budaya Keselamatan Pelayaran, di Manado, sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu.
Dudy menekankan keselamatan pelayaran kepada masyarakat di wilayah pesisir, khususnya Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sebab, wilayah tersebut memiliki aktivitas pelayaran yang tinggi meliputi kapal wisata dan kapal penumpang antarpulau.
Selain itu kapal pengangkut logistik, hingga kapal nelayan, yang setiap hari menjadi motor penggerak roda ekonomi daerah dan tumpuan sarana mobilitas masyarakat Sulut.
“Dengan geliat pelayaran yang tinggi itu, ada satu prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar, yaitu keselamatan. Keselamatan pelayaran adalah tanggung jawab bersama," ujarnya.
Menhub menekankan, keselamatan harus menjadi keputusan pertama bukan pilihan terakhir. Terlebih, jelang masa Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Pada periode tersebut, jumlah penumpang angkutan laut diperkirakan mencapai 2,62 juta orang, meningkat hampir 39 persen dibanding tahun sebelumnya.
Di saat bersamaan, lanjut Menhub, Indonesia juga sedang dihadapkan pada cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi, angin kencang, serta hujan dengan intensitas tinggi.
Karenanya, Menhub meminta seluruh operator dan nakhoda kapal disiplin memantau informasi cuaca dan peringatan dini BMKG, serta tidak memaksakan keberangkatan apabila kondisi dinilai tidak aman.
Ia juga menyampaikan, menunda keberangkatan jauh lebih bijak daripada mempertaruhkan keselamatan.
Menhub pun meminta jajaran Ditjen Perhubungan Laut memperketat pengawasan pelayaran demi keselamatan yang optimal.
Ia juga mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk meningkatkan pengawasan, memperketat pemeriksaan kelaiklautan kapal atau ramp check, serta memastikan tidak ada kapal yang berlayar tanpa memenuhi standar keselamatan.
"Baik dari sisi teknis, muatan, penumpang, maupun kendaraan,” tutur Dudy.
Ia berharap dengan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas nelayan, pelaku usaha, serta masyarakat, kampanye ini dapat menjadi momentum memperkuat kesadaran dan kedisiplinan keselamatan pelayaran secara berkelanjutan, demi laut yang aman dan masyarakat pesisir yang sejahtera.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud menambahkan, kegiatan itu diikuti 250 peserta yang berasal dari Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, asosiasi, pemangku kepentingan pelayaran, serta para perwakilan nelayan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Kegiatan diisi dengan sosialisasi dan pemaparan, pemberian alat keselamatan berupa 1.065 unit life jacket, 10 unit life buoy, serta penerbitan 534 Pas Kecil dan 103 Buku Pelaut Merah.
“Kampanye Keselamatan Pelayaran dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat maritim akan pelayanan dan keselamatan pelayaran,” kata Masyhud.







