Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas)
Wakil Ketua MPR RI periode 2024–2029
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI
Informasi pribadi
Tempat/Tanggal Lahir
Bandung 24 November 1980 (umur 44)
Latar Belakang Pendidikan
Universitas Curtin, Perth
Universitas Teknologi Nanyang
Institut Pertanian Bogor
Pekerjaan
Politikus
Kekuatan Indonesia tidak hanya bersumber dari kekayaan alam dan ekonomi, tetapi juga dari seni dan budaya yang hidup di tengah masyarakat.
Mencintai budaya tidak cukup hanya dengan mewarisi, tetapi harus diwujudkan dengan mementaskan, mempromosikan, dan terus berinovasi agar seni mampu menyambung masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa.
Budaya adalah jembatan peradaban. Kalau kita rawat, kita tampilkan, dan kita kembangkan dengan kreativitas, maka identitas bangsa akan tetap hidup dan relevan sepanjang zaman.
Indonesia patut bersyukur karena memiliki warisan budaya yang telah diakui dunia. Berbagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO seperti batik, gamelan, wayang kulit, kebaya, Reog Ponorogo, Tari Saman, pencak silat, angklung, dan ragam tradisi lainnya menjadi bukti bahwa seni budaya Nusantara memiliki nilai universal.
Ini adalah modal besar bangsa. Tugas kita adalah menjaga, menghidupkan, dan mengembangkannya agar tidak berhenti sebagai arsip sejarah, tetapi terus tumbuh sebagai sumber inspirasi dan kesejahteraan.
Saya menyampaikan optimisme bahwa daerah ini memiliki potensi besar untuk melahirkan seniman-seniman berprestasi.
Sejumlah figur yang dapat menjadi inspirasi dan harapan keberhasilan bagi generasi muda Ngawi, seperti Alm. Didi Kempot, maestro campursari yang karyanya mendunia; Alm. Mamiek Prakoso, pelawak grup legendaris Srimulat; Denny Caknan, musisi muda yang berhasil mengangkat musik Jawa ke panggung nasional; Tedja Suminar, seniman teater dan sastra yang konsisten menghidupkan dunia seni pertunjukan.
Mereka adalah bukti bahwa dengan ketekunan, karakter, dan keberanian berkreasi, seniman daerah bisa berdiri sejajar di level nasional bahkan internasional.
Semangat jargon “Ngawi RAMAH” sebagai identitas dan arah pembangunan daerah. Menurutnya, nilai Rapi, Aman, Maju, Adil, dan Harmonis bukan sekadar slogan, melainkan cerminan karakter masyarakat Ngawi yang harus terus dirawat melalui perilaku, kebijakan, dan karya nyata.
Semangat RAMAH sejalan dengan pembangunan karakter bangsa—menciptakan suasana yang nyaman, inklusif, dan saling menghargai bagi seluruh warga.
Dukungan terhadap jargon ini juga tercermin dalam berbagai slogan daerah seperti “Negeri Ngawi Ramah” dan “Ngawi Makin Top Markotop” yang menunjukkan optimisme, kebersamaan, serta inovasi kolektif untuk mewujudkan Ngawi yang semakin maju, berdaya saing, dan harmonis di tengah keberagaman.
Pelestarian budaya tidak bisa berjalan sendiri, melainkan membutuhkan ekosistem yang kuat dan kolaboratif.
Selain sinergi antara pemerintah pusat, daerah, komunitas, dan generasi muda, ia menekankan peran penting kementerian sebagai penunjang utama, yakni Kementerian Ekonomi Kreatif—yang membina pengembangan 16 subsektor ekonomi kreatif—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dalam pelestarian, pendidikan, dan penguatan kebudayaan nasional, Kementerian Koperasi dan UMKM dalam penguatan usaha, permodalan, serta keberlanjutan pelaku seni dan budaya, serta Kementerian Pariwisata yang berperan mempromosikan seni budaya sebagai daya tarik wisata dan penggerak ekonomi daerah.
Kolaborasi inilah yang akan membuat seni budaya tidak hanya lestari, tetapi juga berdaya secara ekonomi.
Pentingnya ruang berekspresi yang memadai bagi para seniman. Saya mendorong agar ke depan tersedia ruang seni yang representatif, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa, sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.
Idealnya setiap kabupaten punya ruang seni, setiap kecamatan dan desa memiliki tempat berekspresi. Di situlah kreativitas tumbuh dan peradaban dijaga agar tidak terputus.
Saya mengajak seniman Ngawi untuk adaptif dan memanfaatkan teknologi digital. Menurutnya, platform digital dan media sosial dapat menjadi etalase global bagi karya-karya lokal. Lewat YouTube, Instagram, dan platform digital lainnya, seni Ngawi bisa ditonton dunia—dari Asia hingga Eropa. Ini cara yang murah, mudah, dan berdampak besar.
Jika memang dibutuhkan peralatan musik seperti gamelan, bisa kita dukung. Insya Allah kami bersama Partai Demokrat akan perjuangkan agar seni budaya Ngawi terus hidup dan berkembang
Saya memberikan pesan kepada para seniman dan generasi muda Ngawi untuk terus berkarya, belajar, dan berkontribusi bagi bangsa.
Seni budaya adalah fondasi karakter nasional yang harus berjalan seiring dengan pendidikan dan inovasi. Acara Sosialisasi Empat Pilar ini kemudian ditutup dengan sesi foto bersama serta komitmen para seniman untuk menjadi duta-duta Pancasila di lingkungannya masing-masing, menjaga kerukunan, dan terus berprestasi demi kemajuan Ngawi dan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan saat berdialog langsung dengan para seniman dan pegiat budaya Kabupaten Ngawi dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dirangkai dengan masa reses DPR RI, bertajuk “Ngawi Berkarya, Kuatkan Seni Budaya Nusantara.”