Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marvin Raubaba
TRIBUN-PAPUA.COM, YAPEN - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Yapen tahun anggaran 2026, mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2025.
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua DPRK Kepulauan Yapen, Ebzon Sembai menyebutkan bahwa Kabupaten Kepulauan Yapen akan menghadapi tantangan di tahun depan.
"Masyarakat sudah terbiasa dengan anggaran sebesar Rp1,2 triliun dan tiba-tiba turun signifikan. Jadi menang benar akan ada tantangan untuk pemerintahan di tahun depan," kata Ebzon Sembai kepada awak media usai Rapat Paripurna V di Ruang Sidang DPRK setempat, Rabu, (17/12/2025) malam.
Baca juga: APBD Induk 2026 Kepulauan Yapen Sebesar Rp984 Miliar Resmi Ditetapkan
Ia mengatakan dengan kondisi keuangan daerah saat ini maka kebutuhan rakyat menjadi prioritas pemerintah.
Fiskal yang rendah akan dibijaki dengan mengelola potensi daerah untuk menutup kondisi keuangan daerah yang ada.
"Jadi kita tidak menyerah, kita akan berusaha bagaimana caranya untuk mengelola potensi daerah yang ada," ujarnya.
Untuk itu, DPR melalui fungsi pengawasan akan serius menggali dan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai upaya menjaga stabilitas fiskal daerah.
Baca juga: Pengobatan 81.058 Orang Papua di RSUD Yowari Jayapura Selama 2025 Dibiayai Dana Otsus
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis seperti Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) diharapkan untuk konsisten terhadap Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tentang retribusi pajak daerah yang betul-betul harus diimplementasikan di lapangan.
Selain Bapenda, ada Samsat hingga dinas perhubungan akan diawasi dengan ketat untuk meningkatkan retribusi pajak, baik dari kendaraan hingga jasa parkir dan lain sebagainya.
“Penurunan APBD ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat PAD. Kita tidak bisa terus bergantung pada dana pusat. Yapen punya potensi besar yang belum digarap maksimal,” jelasnya.
Baca juga: Kisah Karles Rompas 45 Hari Dihantam Ombak Lautan Manado, Ditemukan Selamat di Perairan Jayapura
Menurutnya, sektor retribusi pajak daerah perlu mendapat perhatian serius melalui perbaikan sistem pemungutan, pengawasan yang ketat, serta peningkatan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam memenuhi kewajiban pajak.
Selain itu, Ebzon menilai sektor pariwisata menjadi salah satu sumber PAD potensial yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Kekayaan alam, pantai, pulau-pulau kecil, serta budaya lokal Yapen hingga perkebunan kopi di Ambaidiru, dinilai mampu menarik wisatawan jika dikelola secara profesional.
Baca juga: Pertamina Suplai 65 Ribu Liter BBM Untuk Kapal Program Mudik Natal Gratis di Papua
“Pariwisata harus ditata dengan baik, mulai dari infrastruktur, promosi, hingga pengelolaan destinasi. Ini bisa menjadi sumber pendapatan daerah sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” jelasnya.
Tak hanya itu, Ebzon juga menyoroti potensi hasil laut sebagai kekuatan utama Kabupaten Kepulauan Yapen.
Sebagai daerah kepulauan, sektor perikanan dan kelautan termasuk budidaya rumput laut dinilai memiliki peluang besar untuk meningkatkan PAD jika dikelola secara maksimal.
Baca juga: PT Kristalin Kena Isu Miring, Sejumlah Tokoh Adat di Nabire Bersuara
“Laut kita sangat kaya. Jika dikelola dengan baik, mulai dari penangkapan, pengolahan hingga pemasaran, ini bisa menjadi penopang ekonomi daerah dan sumber PAD yang menjanjikan,” tegasnya.
“Perlu sinergi semua pihak agar PAD Yapen benar-benar meningkat dan kesejahteraan masyarakat tetap menjadi prioritas,” pungkasnya. (*)