Siklus Bencana 5 Tahunan Kerap Telan Korban Bikin Warga Bogor Khawatir, Mitos atau Ilmiah?
December 19, 2025 03:31 PM

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Siklus bencana alam besar lima tahun sekali sudah menjadi semacam mitos di masyarakat Kota Bogor maupun Kabupaten Bogor.

Ada warga yang percaya pada siklus bencana besar lima tahunan ini yang mana dianggap kerap menelan korban, namun ada pula yang tidak.

Jika dilihat dari riwayat bencana masa lalu tahun 2020 silam, Bogor kala itu benar-benar seperti dikepung bencana alam.

Bencana banjir dan longsor terjadi di berbagai titik membuat sejumlah kampung terisolir bahkan memakan korban jiwa.

Berikut beberapa kejadian bencana terparah tahun 2020 silam yang dihimpun TribunnewsBogor.com.

- Longsor di Nanggung Bogor 1 Januari 2020 sebabkan dua warga tewas

- Banjir di Bojonggede Bogor 1 Januari 2020 sebabkan satu warga tewas

- Banjir di Sukajaya Bogor 1 Januari 2020 sebabkan empat warga tewas

- Longsor di Sukajaya Bogor 1 Januari 2020 sebabkan 4 warga hilang tertimbun

- Banjir di Jasinga Bogor 1 Januari 2020 sebabkan satu warga hilang terbawa hanyut

- Banjir di Gunungputri Bogor 1 Januari 2020 membuat lebih dari 4.000 KK terdampak

- Selain itu, banjir besar di wilayah Jakarta juga terjadi pada 1 Januari tahun 2020 silam tersebut

Sekarang tahun 2025, kejadian kelam masa lalu itu menimbukan kekhawatiran bagi warga yang percaya siklus bencana besar lima tahunan ini.

Salah satunya Papat (57), warga Warung Jambu, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Papat ini tinggal beberapa ratus meter dari Sungai Ciliwung dan tahu betul kawasan yang kerap dilanda banjir di sekitar tempat tinggalnya.

"Kan kalau banjir lima tahun sekali itu ya banjirnya sampai naik ke atas jembatan airnya," kata Papat menceritakan ancaman banjir di sekitar Sungai Ciliwung.

"Pokoknya lima tahun sekali itu pasti banjir, kalau itungan warga, pasti minta korban lah," imbuh Papat.

Terpantau Jumat (19/12/2025), area rawan banjir yang ditunjuk Papat kini sudah dibangun tanggul tinggi mencegah luapan Sungai Ciliwung kembali membanjiri kawasan itu.

Namun, warga Bogor lain ada pula yang tidak percaya soal siklus bencana besar lima tahun sekali ini.

Seperti yang diungkapkan Jakwan, warga yang tinggal di Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Terpantau, perkampungan tempat Jakwan tinggal agak jauh dari Sungai Ciliwung, namun pemukimannya berada di lereng pegunungan terjal yang rawan longsor.

"Enggak sih di sini mah, paling setiap musim hujan aja (waspada), Januari, Februari, gitu aja udah. Oh udah waktunya gini-gini, gitu aja. Gak ada ngira nanti ada ini, enggak. Semua orang beda-beda tanggapannya," ujarnya.

Penjelasan BMKG

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Citeko, Fatuhri Syabani mengatakan bahwa siklus lima tahunan mengacu pada pola berulang kejadian bencana.

"Siklus bencana 5 tahunan mengacu pada pola berulang kejadian bencana alam, terutama banjir yang terjadi setiap sekitar lima tahun," kata Fatuhri, Kamis (19/12/2025).

"Seperti yang sering terjadi di Jakarta dan daerah lain di Indonesia, dipengaruhi curah hujan ekstrem dan faktor lingkungan seperti kerusakan hutan," katanya.

Meski begitu, pola bencana lima tahunan ini bukan angka yang mutlak.

Dipengaruhi berbagai faktor, kata dia, pola ini bisa berubah menjadi lebih cepat.

Seperti perubahan iklim yang memiliki potensi mempercepat siklus ini.

"Meskipun ini adalah pola historis, perubahan iklim mempercepat siklus ini, dengan BMKG memperingatkan potensi hujan ekstrem yang lebih sering dan intens," katanya.

"Siklus ini tidak lah mutlak, tetapi pola yang perlu diamati untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana," ungkap Fatuhri.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.