SRIPOKU.COM - Sosok terduga pelaku pembunuhan anak politisi PKS Cilegon Maman Suherman, Muhammad Axle Herman Miller dibongkar Pakar Psikolog Forensik, Reza Indragiri.
Dalam analisa tajamnya, Reza menyebut ada dua petunjuk penting yang ditinggalkan pelaku.
Karenanya jika penyidik kepolisian jeli, maka pembunuh Axle akan segera terkuak.w
Diwartakan sebelumnya, Axle ditemukan tewas di rumah mewahnya di di Perumahan BBS 3, Ciwaduk, Cilegon, Banten pada Selasa (16/12/2025).
Dari hasil pemeriksaan kepolisian, Axle meregang nyawa akibat berkali-kali ditusuk benda tajam dan dihantam benda tumpul.
Saat insiden pembunuhan, di TKP hanya ada Axle dan sang kakak kedua.
Baca juga: Polisi Periksa 8 Orang Saksi Tewasnya Anak Politikus PKS di Rumah Mewah Cilegon, Buru Pelaku & Motif
Sementara orangtua Axle termasuk sang ayah Maman sedang bekerja.
Dalam penuturan terbarunya, Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Yoga Tama mengurai temuan penyidik di TKP.
Penyidik menemukan darah korban tercecer di beberapa ruangan.
"Kita menemukan beberapa bercak darah di lokasi. Rumah dua tingkat. Jadi darah itu sudah menyebar ke mana-mana," ujar AKP Yoga Tama.
Dari hasil pemeriksaan terkuak bahwa ada 19 luka tusuk dan 3 luka memar di tubuh Axle.
Berdasarkan temuan tersebut, polisi masih melakukan penyelidikan guna menangkap pembunuh Axle.
Analisa pakar
Sementara kepolisian terus menggali informasi untuk mengungkap fakta kematian Axle, Pakar Psikolog Forensik mengurai analisa tajam soal sosok terduga pelaku.
Dalam wawancara di Kompas TV, Reza Indragiri menguak dugaan motif pelaku membunuh bocah 9 tahun tersebut.
Reza menduga pelaku awalnya tidak mengincar Axle sebagai target pembunuhan.
"Korban berusia 9 tahun dan mengalami luka yang sedemikian parah dan banyak. Boleh jadi orang yang menghabisi korban tidak sungguh-sungguh menjadikan korban sebagai target aslinya," ungkap Reza Indragiri, Jumat (19/12/2025).
Perihal sosok target utama terduga pembunuh, Reza menyinggung orangtua korban.
Kata Reza, Axle diduga hanya objek pengganti untuk melampiaskan niatan buruk pelaku pembunuhan.
"Boleh jadi pelaku mengincar pihak lain yang punya keterkaitan dengan korban misalnya orangtua korban. Namun karena tidak mungkin melakukan serangan frontal ke orangtua korban, maka korban dijadikan sebagai objek pengganti atau substitusi," pungkas Reza.
Lantaran hal itu diungkap Reza, antara motif dan sosok pelaku belum tentu sejalan.
Sebab ada kepentingan utama yang disembunyikan terduga pembunuh Axle yakni diduga mengincar orangtua korban.
"Antara pelaku dan motif belum tentu linier, belum tentu orang yang menghabisi korban adalah orang yang sungguh-sungguh punya kepentingan bagi meninggalnya korban. Tapi kepentingan pelaku adalah pihak lain namun karena tidak bisa mencapai pihak tersebut maka dicarilah pengganti," kata Reza.
Adapun perihal alasan Axle yang dijadikan korban oleh pelaku, Reza mengurai analisa.
"Kenapa korban yang dijadikan sebagai substitusi? karena anak-anak adalah kelompok yang rentan dijadikan target kejahatan," ujar Reza.
Lebih lanjut, Reza mengungkap dua petunjuk penting soal sosok terduga pelaku pembunuhan Axel.
Petunjuk pertama adalah kata Reza, terduga pelaku adalah sosok yang punya akses ke rumah korban.
Karena rumah korban mewah serta memiliki banyak kamar, tapi pelaku bisa tahu posisi Axle secara mudah.
Petunjuk kedua adalah terduga pelaku diduga tahu persis kondisi dan keadaan penghuni rumah.
Buktinya saat melakukan aksinya, pelaku memiliki waktu di mana korban tak dijaga dan orangtuanya bekerja yakni pada siang hari.
"Saya membayangkan sang pelaku memiliki akses ke rumah tersebut. Kemudian bisa memperkirakan kondisi di dalam rumah tersebut seperti apa, anak tidak terjaga. Penalaran semacam itu, kemungkinan dilakukan oleh orang yang sudah mengenal situasi rumah dan keluarga pemilik rumah tersebut," ungkap Reza.
Adapun perihal dugaan pelaku adalah orang dekat, Reza menyebut kemungkinan itu perlu diselidiki.
"Apakah bisa disebut (terduga pelaku) orang dekat? saya memilih istilah orang yang mengenal situasi rumah dan keluarga pemilik rumah tersebut," imbuhnya.