Motif Pelaku Pembunuhan Anak Maman Suherman Politisi PKS Cilegon Disorot, Susno Duadji: Dendam Besar
December 21, 2025 04:32 PM

 

SURYA.co.id - Seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun berinisial MAHM alias A, putra anggota Dewan Pakar PKS Kota Cilegon, Maman Suherman, ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di kediamannya.

Korban ditemukan dengan puluhan luka tusukan yang memicu keprihatinan publik dan sorotan nasional.

Peristiwa tragis ini terjadi di sebuah rumah mewah di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten, pada Selasa (16/12/2025).

Korban ditemukan tak bernyawa dengan 22 luka tusukan di sekujur tubuhnya.

Penemuan ini langsung mengundang aparat kepolisian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan penyelidikan intensif.

Jumlah luka yang dialami korban menimbulkan dugaan kuat bahwa pembunuhan tersebut bukan tindakan spontan.

Aparat dan pengamat kepolisian menilai adanya kemungkinan motif dendam yang melatarbelakangi aksi keji tersebut, mengingat kekerasan yang dilakukan tergolong ekstrem.

Baca juga: Sosok Pembunuh Anak Maman Suherman Diduga Orang Dekat, Staf Kapolri Desak Periksa 4 Eks Karyawan

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, menyoroti pola kekerasan dalam kasus ini.

Menurutnya, jumlah tusukan yang sangat banyak menunjukkan adanya emosi mendalam dari pelaku.

“Kalau hanya ingin membunuh, tidak perlu melukai sebanyak itu. Ini menunjukkan dendam yang besar,” ujarnya dalam tayangan Kompas TV.

Polisi Optimistis Kasus Segera Terungkap

Staf Ahli Kapolri, Hermawan Sulistyo, menilai tindakan pelaku mencerminkan ledakan emosi yang sulit dikendalikan.

Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa kepolisian dapat mengungkap kasus ini secara menyeluruh.

Hermawan menegaskan, aparat tidak akan menemui kendala berarti dalam penelusuran, termasuk mendalami kemungkinan keterkaitan latar belakang keluarga korban.

Polisi disebut akan meneliti seluruh aspek, mulai dari lingkungan sekitar hingga profesi ayah korban sebagai politisi dan pengusaha, demi memastikan motif dan pelaku kejahatan terungkap secara transparan dan profesional.

Pelaku Diduga Sudah Hafal Kondisi Rumah

PEMBUNUHAN - (kiri ke kanan) Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, saat diwawancarai di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2023). 
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan bocah dengan luka tusuk di sebuah rumah mewah di Permukaan BBS 3, Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025).
PEMBUNUHAN - (kiri ke kanan) Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, saat diwawancarai di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2023). Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan bocah dengan luka tusuk di sebuah rumah mewah di Permukaan BBS 3, Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025). (kompas.com/Xena Olivia)

Saat kejadian, korban berinisial MAHM (9) sedang berada rumah bersama kakaknya. Sementara Maman dan istri di luar rumah. 

Terkait temuan ini, pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel meyakini bahwa pelaku adalah orang yang sudah hafal dengan kondisi rumah korban. 

"Saya memilih menggunakan orang yang mengenal situasi rumah dan keluarga tersebut," ungkap Reza dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (18/12/2025).

Sebelumnya, Reza Indragiri menilai, ada kemungkinan korban sebenarnya bukan target utama dalam peristiwa tragis tersebut. 

Reza menduga pelaku mungkin sebenarnya mengincar orang terdekat korban, namun menjadikan anak sebagai objek pengganti karena posisinya yang rentan. 

"Boleh jadi pelaku mengincar pihak lain yang punya keterkaitan dengan korban misalnya orangtua korban," ungkap Reza. 

Temuan Polisi

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan bocah dengan luka tusuk di sebuah rumah mewah di Permukaan BBS 3, Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025).
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan bocah dengan luka tusuk di sebuah rumah mewah di Permukaan BBS 3, Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025). (kompas.com)

Berdasarkan hasil visum, korban dinyatakan meninggal dunia akibat pendarahan hebat. 

Sementara pelaku dan senjata yang digunakan masih dalam pengejaran. 

"Untuk benda-benda tersebut belum ada, itu masih dicari, belum ditemukan," ujar Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan, dikutip dari TribunBanten.com. 

Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa delapan orang saksi yang terdiri dari pihak keluarga hingga tetangga sekitar. 

Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Yoga Tama menegaskan bahwa pihaknya juga sudah mengamankan rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk mengungkap pelaku. 

“Dari kemarin kita sudah bergerak cepat, baik dari olah TKP maupun hingga sekarang kita belum berhenti untuk mencari bagaimana peristiwa ini bisa terjadi,” tuturnya. 

Tragedi yang menimpa keluarga politisi PKS, Maman Suherman, bermula saat ia menerima telepon darurat dari anak keduanya berinisial D pada pukul 14.20 WIB.

Dalam sambungan telepon tersebut, D berteriak meminta pertolongan kepada ayahnya.

Akhirnya Maman bergegas pulang dan menemukan anaknya sudah tergeletak bersimbah darah di dalam kamar.

Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon, nyawa korban tidak tertolong.

(Tribunnews/Putra Dewangga)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.