TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Dalam mengatasi sampah berbasis sumber di kabupaten Badung, Bupati Badung tidak hanya melakukan pengolahan sampah berskala besar.
Namun masyarakat diminta untuk berperan aktif dalam menyelesaikan masalah sampah di rumah tangga
Hal itu pun dilakukan dengan meminta desa dinas bekerja sama dengan desa adat untuk membangun teba modern berbasis rumah tangga.
Baca juga: Hari Ini Petugas Setop Angkut Sampah, Warga Denpasar Resah, Wayan Koster: "Jangan Tanya Itu Dulu"
Diharapkan dengan adanya teba modern itu, masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan bisa memilah sampah secara mandiri.
Untuk mempercepat hal itu Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa sudah mengumpulkan Camat, Perbekel, Lurah dan Pengelola TPS3R pada jumat 19 Desember 2025.
"Kami melihat belum semua desa maupun kelurahan memiliki TPS3R."
Baca juga: BUANG Sampah ke Sungai, Ternyata Staf KPU Badung, Banjar Adat Beri Sanksi Denda Rp3 Juta!
"Langkah paling cepat untuk mengurangi sampah, kami mendorong terbangunnya teba modern atau sejenisnya berbasis rumah tangga yang dibiayai pemerintah dalam hal ini dari APBDes," kata Adi Arnawa saat dikonfirmasi terkait penangana. Sampah.
Pihaknya mengaku telah memerintahkan Dinas PMD dalam evaluasi APBDes agar masing-masing Desa membangun teba modern.
Termasuk di Kelurahan juga diminta untuk melakukan koordinasi untuk pembiayaan pembuatan teba modern itu.
Baca juga: Bupati Badung Adi Arnawa Ikuti Gotong Royong Semesta Berencana Tanam Pohon dan Bersih Sampah
"Langkah ini kami lakukan sebagai upaya dan solusi penanganan sampah jangka pendek di Badung. Ke depan kami harapkan dapat melakukan pengelolaan sampah berbasis sumber di masing-masing wilayah," harapnya.
Selain teba modern, Bupati juga menegaskan di masing-masing Desa dan Kelurahan agar membentuk Satgas penanganan sampah yang langsung dipimpin oleh Perbekel atau Lurah bekerjasama dengan Desa Adat.
Tugasnya memantau dan memberi pembinaan penanganan sampah di rumah tangga.
"Selain di Desa di Kecamatan juga diwajibkan membentuk Satgas penanganan sampah. Terkait dengan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta agar dapat dikoordinasikan sehingga secara prinsip semua sampah dapat diselesaikan wilayah itu sendiri," jelasnya.
Sementara sampah yang bersumber dari industri pariwisata, yang belum mempunyai pengolahan sampah agar diarahkan ke TPS3R terdekat.
Pihaknya juga meminta DLHK melakukan pemetaan terhadap kesiapan menerima limpahan sampah, baik SDMnya maupun biaya operasionalnya.
"Dengan langkah ini harapan kita dapat mengurangi penanganan sampah di TPST, bahkan keinginan kita kedepan Badung dapat zero membuang sampah ke TPA Suwung," imbuhnya. (*)