TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOBI - Petugas Posmat Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere melaporkan kondisi gunung 6 jam terakhir, Senin (22/12/2025) pukul 00.00 -06.00 Wita.
Gunung Api Lewotobi Laki-laki terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.5389°LU, Longitude 122.7682°BT dan memiliki ketinggian 1584 mdpl.
Status Gunung Api Lewotobi Laki-laki level III atau Siaga.
"Berdasarkan pengamatan visual Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah selatan dan barat daya,"tulis dia dikutip dari laman magma.esdm.go.id Senin pagi.
Sementara berdasarakan pengamatan klimatologi Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah selatan dan barat daya. Suhu udara sekitar 21-23°C.
Baca juga: Anggaran Huntap Lewotobi Rp 90 Miliar, Bupati Flores Timur Sebut Baru Sepertiga Kebutuhan
Sementara berdasarkan pengamatan kegempaan, gunung Lewotobi mengalami 3 kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 2.2-7.4 mm, dan lama gempa 67-110 detik.
4 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7.4-22.2 mm, S-P 1-1.7 detik dan lama gempa 7-13 detik.
2 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 7.4-14.8 mm, S-P 7-7.3 detik dan lama gempa 21-28 detik.
1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 12.5 mm, S-P 52 detik dan lama gempa 363 detik.
Turun Status
Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level IV awas ke level III siaga pada Senin (8/12/2025).
Keputusan tersebut berdasarkan hasil analisis visual dan instrumental aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki selama periode pengamatan 1 Desember hingga 7 Desember 2025.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi, Lana Saria, selama periode ini aktivitas vulkanik menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan.
"Data visual mencatat berkurangnya intensitas aktivitas permukaan," ujar Lana dalam keterangannya dikutip dari Kompas.com Selasa pagi.
Masih kata Lana, gempa guguran yang masih fluktuatif lebih menunjukkan proses penyesuaian material pada lereng yang menuju kestabilan.
Banjir Lahar, Durasi Lebih dari 50 Menit
Kemudian, gempa embusan mengalami sedikit peningkatan, namun kondisi ini menunjukkan adanya pelepasan tekanan gas dari lapisan dangkal, bukan tanda eskalasi menuju erupsi.
Gempa tremor non-harmonik mengalami penurunan yang cukup signifikan, menunjukkan suplai magma yang sebelumnya aktif kini lebih banyak mengisi rekahan di kedalaman dangkal dengan laju yang melambat.
"Gempa tremor harmonik dan gempa low frequency memang meningkat, tetapi aktivitas ini menggambarkan pergerakan fluida pada kedalaman, bukan migrasi magma yang kuat ke arah permukaan," terangnya.
Lana menjelaskan, tidak terekamnya gempa vulkanik dangkal juga memperkuat gambaran bahwa tidak ada tekanan signifikan pada zona dangkal yang biasanya memicu erupsi.
Gempa vulkanik dalam mengalami penurunan cukup signifikan dalam dua minggu terakhir, namun tidak diikuti pelepasan energi selama tiga pekan terakhir.
Lana berpandangan, hal ini berbeda dengan pola sebelumnya yang biasanya segera setelah peningkatan dengan rentang waktu yang singkat memicu terjadinya erupsi.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa adanya hambatan pada conduit maupun berkurangnya suplai magma baru.
Aktivitas tektonik lokal dan tektonik jauh juga masih fluktuatif, tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas vulkanik.
Di sisi lain, data deformasi dari tiltmeter dan GNSS menunjukkan tren penurunan sejak Oktober hingga awal Desember 2025, menandakan tidak adanya tekanan magmatik baru di dalam tubuh gunung.
Lana menambahkan, secara keseluruhan, parameter visual, seismik, dan deformasi menggambarkan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam fase penurunan jangka pendek.
Tidak terlihat indikasi kuat adanya dorongan magma baru yang berpotensi memicu erupsi besar dalam waktu dekat.
Namun, perlu diwaspadai dan dipantau secara ketat terhadap potensi aliran lahar selama musim hujan.
"Berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari level IV awas menjadi level III siaga," tandasnya.
Saat ini tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki berada di Level III dengan rekomendasi:
1.Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki.
2. Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.
3. Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.
4. Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki, memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
5. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
6. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Lewotobi Laki-laki.
Untuk informasi lebih jelas dapat mengubungi Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki atau mengubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral pada nomor telepon 022-7272606. (Sumber: MAGMA Indonesia/kgg).