Bramantyo Prediksi Krisis Kemanusiaan, Geopolitik hingga Dampak AI Jadi Tantangan Global 2026
December 22, 2025 11:35 AM

WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Menurut Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Bramantyo Suwondo menyampaikan bahwa tantangan global untuk tahun 2026 diprediksi akan berpusat pada meningkatnya krisis kemanusiaan akibat bencana iklim (banjir, kelaparan) dan konflik, semakin dalamnya ketidakstabilan geopolitik (AS-Tiongkok, Timur Tengah), melemahnya sistem multilateral, dan semakin cepatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya, terutama pada aspek sosial ekonomi. 

Hal tersebut ia sampaikan pada kunjungan kerja ke Universitas Pakuan Bogor dalam rangka diseminasi capaian diplomasi parlemen DPR RI, Kamis (18/12/2025) lalu.

Oleh karena itu menurutnya, keamanan dan kesejahteraan masyarakat yang diperjuangkan di panggung politik global melalui diplomasi, perlu diperkuat dengan pelibatan seluruh elemen bangsa termasuk parlemen.

Dalam paparannya dihadapan Civitas Akademika Universitas Pakuan, Politisi muda dari partai demokrat tersebut juga menjelaskan bahwa Diplomasi parlemen sebenarnya mulai mengemuka pada akhir abad ke-19, terutama sejak tahun 1889 dengan didirikannya Inter-Parliamentary Union (IPU), organisasi parlemen internasional pertama, yang diprakarsai oleh Perancis untuk mempromosikan dialog antar wakil rakyat dunia, dan terus meningkat pesat sebagai bagian dari diplomasi multi-jalur (multi-track diplomacy) di era modern. 

Bramantyo Suwondo juga menjelaskan bahwa dalam konteks Indonesia, diplomasi parlemen dilakukan untuk memperkuat diplomasi negara dalam mencapai kepentingan nasional.

Hal ini juga sejalan dengan Pasal 69 Ayat 1 dan 2, UU 17 tahun 2014 tentang MD3, yang menekankan pada fungsi tambahan DPR RI.

Bahwa selain fungsi-fungsi tradisionalnya seperti legislasi, anggaran dan pengawasan yang dijalankan dalam rangka Representasi, juga untuk mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan Politik Luar Negeri.

Menurutnya diplomasi parlemen juga memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan diplomasi yang dijalankan eksekutif seperti tidak terikat pada aturan protokoler yang ketat dan cenderung lebih fleksibel, sehingga menciptakan ruang diskusi yang lebih luas.

Lebih jauh Bramantyo Suwondo juga menjelaskan bahwa kegiatan diseminasi diplomasi parlemen ini dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban publik atas pelaksanaan tugas-tugas BKSAP, serta untuk menyerap masukan-masukan dari akademisi untuk menguatkan diplomasi parlemen BKSAP kedepan.

Pada kesempatan tersebut Wakil Rektor Universitas Pakuan, Prof. Dr. Hj. Eri Sarimanah menyambut baik kegiatan diseminasi capaian diplomasi parlemen yang dilaksanakan oleh BKSAP.

Menurutnya, kegiatan semacam ini penting sebagai sarana untuk berdiskusi mengenai sumbangsih pemikiran dari civitas akademika untuk memperkuat narasi yang nantinya akan dibawa oleh BKSAP sebagai pelaksana diplomasi parlemen.

Pihaknya juga mendorong adanya kerja sama yang lebih konkret kedepan antara BKSAP dengan Universitas Pakuan baik dalam konteks riset dan kajian kebijakan, maupun kesempatan magang bagi mahasiswa Universitas Pakuan.

Kegiatan diseminasi capaian diplomasi parlemen BKSAP DPR RI ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua BKSAP dari Fraksi PDI-P, Irine Yusiana Roba Putri dan Anggota BKSAP dari Fraksi Gerindra, Himmatul Aliyah. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.