TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA – Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan kisah masa mudanya saat terlambat mendaftar ke Akademi Militer (Akmil), yang membuatnya harus menunggu selama satu tahun untuk bisa kembali mengikuti seleksi.
Kisah tersebut disampaikan SBY dalam Program Cerita Militer yang tayang di Kompas TV, Minggu (21/12/2025).
Sebagai anak seorang prajurit, SBY mengaku telah memiliki cita-cita menjadi tentara sejak muda.
Ia pun berkeinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Militer.
Namun, saat menamatkan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) pada 1968, SBY tidak langsung mendaftar ke Akmil.
Ia mengira pendaftaran belum dibuka, padahal proses seleksi sudah berjalan.
“Tapi apa yang terjadi, ketika saya tamat SMA 1968, saya pikir belum dibuka itu pendaftaran ke Akademi Militer. Ternyata sudah mulai tes, mulai ujian,” kenang SBY.
Akibat keterlambatan tersebut, SBY harus menunggu satu tahun untuk kembali mendaftar.
Baca juga: Aston Villa Raih 10 Kemenangan Beruntun usai Tekuk Manchester United 2-1, Ini Rahasia Unai Emery
Selama masa penantian, ia pindah dari Pacitan ke Malang, Jawa Timur, dan melanjutkan pendidikan di Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) selama satu tahun.
Pada 1969, SBY kembali mencoba peruntungannya dengan mendaftar ke Akademi Militer.
Sebagai langkah antisipasi, ia juga mendaftarkan diri ke Institut Teknologi Surabaya (ITS) secara bersamaan.
“Dan tentunya alhamdulillah akhir dari tahun 1969, saya mendaftar ke Akmil tapi sekaligus jaga-jaga kalau gagal, saya mendaftar ke ITS Surabaya. Alhamdulillah saya diterima dua-duanya. Akhirnya masuk ke Akademi Militer,” ujarnya.
Meski berhasil diterima sebagai taruna Akmil, SBY mengaku sempat tertinggal secara akademik dibandingkan taruna lainnya.
Baca juga: BNPB: Jumlah Pengungsi Banjir Sumatera Terus Berkurang
Selama enam bulan pertama, ia harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
“Sebenarnya, waktu saya masuk Akademi Militer tahun itu dengan tingkat pendidikan di Pacitan, saya tertinggal. Enam bulan itu benar-benar saya struggling, saya tertinggal. Sehingga dengan segala yang saya lakukan susah payah, saya harus mengejar,” tuturnya.
Kerja keras tersebut akhirnya membuahkan hasil.
Dalam tahun pertama, SBY berhasil menyamai kemampuan taruna lainnya.
Bahkan, ia tercatat sebagai lulusan terbaik di angkatannya.
Baca juga: Presiden Prabowo Pastikan Bonus Atlet SEA Games 2025 Tetap Cair
“Tahun pertama saya sudah menyamai mereka dan kemudian sejarah mencatat memang saya alhamdulillah lulus terbaik,” kata SBY.
Selain prestasi akademik, SBY juga aktif dalam kegiatan organisasi taruna.
Selama empat tahun menempuh pendidikan di Akmil, ia terlibat aktif dalam Kortaruna dan menjabat sebagai komandan divisi.
“Waktu di Akademi Militer, saya bukan hanya mengejar akademik. Selama empat tahun dulu saya juga aktif di kegiatan namanya Kortaruna,” tambahnya.
(*)