Drama Sriwijaya FC di Tengah Perjuangan Bertahan, Ada Tagihan di Masa Covid
December 22, 2025 04:11 PM

SRIPOKU.COM - Kuasa hukum Sriwijaya FC Berman Limbong SH MH mengaku tak habis pikir ada kreditur menyampaikan tagihan periode Januari 2020 sampai Juli 2021 masa covid-19 pada sidang majelis Pengadilan Negeri Niaga Palembang terkait permohonan PKPU (pernyataan kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang) yang diajukan Hotel Majestic Palembang.

"Saya mau tanya emang siapa yang tanding di situ. Waktu itu kan lagi covid. Cuma PKPU itu tidak dalam memperdebatan itu. Ada tagihan, jatuh tempo, gitu doang. Zaman itu PSBB. Ada tagihan satu lagi yang periode 2017," ungkap kuasa hukum Sriwijaya FC Berman Limbong SH MH.   

Berman Limbong yang juga Direktur Kompetisi PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC mempertanyakan selama ini kemana saja. Kenapa tagihan utang tersebut tidak diselesaikan saat itu. 

"Mereka ini kalau dilihat, adalah orang-orang yang pernah menikmati hasil dari penjualan tiket dan segala macam. Mereka dulu diberi hak ekslusif menjual tiket Sriwijaya FC. Tapi ya sudah, lagi-lagi hak orang. untuk maju ke pengadilan tidak ada yang bisa menghalangi itu," katanya. 

Hanya saja Berman Limbong merasa ironis, di saat mereka berusaha berdarah-darah mempertahankan Sriwijaya FC biar jangan jatuh ke Liga 3. Tapi malah seperti tidak ada lagi kebanggaan dengan klub daerahnya sendiri. 

"Ada apa nih? Kan begitu. Saya aja bangga dengan Sriwijaya FC yang pernah mewakili Indonesia di ajang internasional. Dua kompetisi AFC, Liga Champions Asia dan Piala AFC pun pernah diikuti. Karena prestasinya," ujar Limbong yang juga seorang kurator. 

Tadinya harapan manajemen Sriwijaya FC agar pihak-pihak ini bersabar. Karena Elang Andalas lagi berbenah dan bertahan di musim kompetisi Pegadaian Championship 2025/26.

"Tapi kan situasinya lagi begini. Sabar dong, kita lagi berbenah, biarin klub ini menjadi klub yang seksi lagi yang akhirnya bisa menghasilkan uang. Itu kita beresin semua. Ibarat kata, kita mau jual rumah, kita poles dulu biar orang tertarik beli," katanya. 

Manajemen Hotel Majestic Palembang pun tak menampik kabar viral pemain Sriwijaya FC musim lalu sempat tak diberikan sarapan pagi.

Suyanto, Manajer Hotel Majestic, menjelaskan bahwa hotel tidak bisa menyediakan sarapan karena kekurangan dana.

Menurutnya, sejak para pemain Sriwijaya FC menginap di hotel tersebut pada Juli 2024, mereka tidak membayar uang muka (DP) terlebih dahulu, namun hotel tetap menerima mereka karena telah menjalin kerja sama lama dengan PT SOM, manajemen klub Sriwijaya FC.

Namun, situasi keuangan hotel semakin memburuk. Suyanto menyebutkan bahwa hotel harus menanggung biaya konsumsi para pemain, yang hingga saat ini belum dibayar oleh manajemen Sriwijaya FC.

Ia juga mengungkapkan bahwa hotel memiliki sejumlah utang kepada pemasok, serta kewajiban lainnya, seperti pembayaran pajak dan gaji karyawan.

Kami belum dibayar oleh manajemen, sementara kami punya kewajiban lain yang harus dipenuhi," ungkap Suyanto. 

Meski demikian, ia mengungkapkan rasa kecewa karena merasa sudah berusaha keras membantu.

"Saya sudah mencoba mencari uang agar para pemain bisa makan, apalagi menjelang pertandingan. Tapi saat ini saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi," katanya dengan nada sedih.

Suyanto juga mengatakan bahwa sejak bulan Juli hingga Desember 2024, baik hotel maupun pemain sudah terpaksa harus bersabar menghadapi situasi ini.

"Kami sudah berusaha menutupi kekurangan ini selama lima bulan terakhir, tetapi sekarang kami benar-benar tidak bisa lagi," tambahnya.

Baca juga: Jelang Putusan Sidang Sriwijaya FC, Rapat Ultras Palembang Hasilkan 8 Poin

Hotel Majestic sendiri memastikan bahwa jika tidak ada sarapan atau makan untuk pemain, pihak hotel akan segera mengonfirmasi hal ini kepada manajemen Sriwijaya FC.

Pihak hotel juga menyampaikan permohonan maaf kepada para pemain, pelatih, dan staf yang terdampak.

"Kami mohon maaf kepada semua pihak, ini bukan karena kami sengaja. Kami juga kasihan dengan para pemain, pelatih, dan official yang sudah sangat kesulitan," ujar Suyanto.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.