Cerita Pohon Natal Terbuat dari 35 Kilogram Tali Rafia di Kota Magelang
December 22, 2025 04:14 PM

 

 

Magelang Tribunjogja.com -- Sebuah pohon Natal setinggi 10 meter menjulang di halaman GPIB Beth-El Magelang, pohon itu menarik perhatian siapa pun yang melintas di pusat kota. 

Berbeda dari pohon Natal pada umumnya, pohon ini dihiasi tali rafia putih menjuntai, lilitan kain melingkar, serta bola plastik berwarna-warni. 

Dan Saat malam tiba, cahaya lampu yang menyala menambah semarak suasana menjelang Natal.

Inspirasi dari Kota Toleransi

Pendeta sekaligus Ketua Majelis GPIB Beth-El Magelang, Yannadelle Hehanussa-Sahetapy, menjelaskan bahwa pohon Natal ini lahir dari keinginan menghadirkan ikon kota. 

Magelang dikenal sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia, di mana klenteng, masjid, dan gereja berdiri berdampingan. 

Pohon Natal ini diharapkan menjadi simbol toleransi, apalagi lokasinya dekat alun-alun kota.

Sejarah Gereja Tertua di Magelang

GPIB Beth-El berdiri sejak tahun 1817, menjadikannya salah satu gereja tertua di Magelang. 

Tradisi panjang ini berpadu dengan tema tahunan GPIB dan PGI, yaitu pengutusan gereja antar generasi di era digital. 

Seluruh jemaat dari berbagai usia dilibatkan dalam proses pembuatan pohon Natal raksasa ini.

Warna putih pada tali rafia melambangkan kekudusan dalam menyambut kelahiran Kristus. Penggunaan rafia juga mencerminkan kesederhanaan dan kebersamaan. 

Dengan total 35 kilogram rafia dan biaya sekitar Rp 6 juta, pohon ini dibuat secara gotong royong tanpa dana gereja.

• Duka Selimuti Sleman dan Klaten: Laka Maut Bus Cahaya di Tol Semarang

KREASI - Pohon Natal setinggi 10 meter berbahan tali rafia berdiri di halaman Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Beth-El Magelang, Senin (22/12/2025). Keberadaannya menarik perhatian siapa pun yang melintas di kawasan pusat kota
KREASI - Pohon Natal setinggi 10 meter berbahan tali rafia berdiri di halaman Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Beth-El Magelang, Senin (22/12/2025). Keberadaannya menarik perhatian siapa pun yang melintas di kawasan pusat kota (Tribun Jogja/Yuwantoro Winduajie)

Pohon Natal Ramah Lingkungan

Pembuatan pohon Natal memakan waktu tiga minggu. Meski berbahan plastik, panitia tetap memperhatikan aspek lingkungan. 

Setelah masa Natal berakhir pada 6 Januari, seluruh hiasan akan dirapikan dan disimpan kembali. 

Gereja menekankan konsep ramah lingkungan agar tidak ada limbah yang terbuang sia-sia.

Natal 2025 dengan Semangat Empati

Persiapan Natal 2025 dilakukan dengan matang, melibatkan partisipasi aktif jemaat. 

Bagi GPIB Beth-El, yang utama bukan sekadar perayaan, melainkan menghadirkan Kristus melalui damai sejahtera dan empati. 

Semangat ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, baik internal maupun eksternal jemaat.

Kegiatan Sosial Jemaat

Bantuan untuk korban bencana alam di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Timur.

Persembahan diakonia berupa sembako selama empat minggu masa Adven.

Penyaluran bantuan kepada pemulung dan petugas kebersihan di sekitar kota.

Pendeta Yannadelle menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap sesama. (tro)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.