TRIBUNJOGJA.COM - Penanganan gangguan jaringan telekomunikasi di wilayah banjir dan longsor di Sumatra menjadi prioritas pemerintah dan operator menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Pemulihan akses komunikasi dipandang mendesak untuk menjamin layanan dasar bagi warga terdampak, terutama pada masa cuaca ekstrem dan peningkatan kebutuhan informasi darurat.
Koordinasi pemulihan dilakukan dalam agenda apel kesiapan NATARU 2025/2026 Komdigi yang dihadiri Menteri Komunikasi & Digital RI Meutiya Hafidh.
Ia meminta operator mempercepat pemulihan lapangan serta mengantisipasi kenaikan trafik akhir tahun.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Pendemo yang Ditangkap Agustus Lalu Jadi yang Terbanyak Sepanjang Sejarah
“Natal dan tahun baru merupakan salah satu momentum bagi setiap operator untuk memberikan layanan terbaik. Selain kenaikan trafik yang diprediksi akan mencapai hingga 30 % , wilayah berpotensi curah hujan tinggi harus diantisipasi. Operator, termasuk Telkom, turut menyediakan atau memprioritaskan ketahanan energi dengan menyediakan power backup dan genset dalam kapasitas penuh,” ujar Meutiya.
Meutiya menyampaikan bahwa percepatan pemulihan di tiga provinsi terdampak telah berlangsung sejak awal Desember.
“Sejak tanggal 1 kami telah melakukan percepatan perbaikan konektivitas di tiga provinsi terdampak bencana dan hari ini sudah terdapat kenaikan progres yang signifikan. Untuk Sumatra Barat kini sudah di atas 90 % , untuk Sumatra Utara sudah 97–98 % , dan Aceh di 73,5 % ,” tambahnya.
Sumber operator mencatat bahwa pemulihan jaringan mencakup infrastruktur inti yang sebelumnya terputus akibat banjir, termasuk Sentral Telepon Otomat (STO) dan jaringan backbone transport data.
Hingga pertengahan Desember, 31 STO terdampak telah selesai diperbaiki dan kembali beroperasi penuh 100 % .
Proses percepatan juga dilakukan pada link backbone Sibolga–Pematang Siantar–Padang Sidempuan, sementara progres pemulihan gangguan pada jaringan transmisi dan sistem komunikasi serat optik (SKSO) mencapai 90 % .
Penanganan di wilayah bencana dilakukan bersamaan dengan pemantauan arus trafik liburan. Untuk kebutuhan layanan bergerak, Telkomsel mengoptimalkan kapasitas jaringan radio melalui lebih dari 4.000 BTS 5G di 56 kota, termasuk titik-titik Sumatra dengan pemulihan infrastruktur akses dan penyangga daya.
Untuk menjaga layanan pada titik berkepadatan tinggi, operator memperkuat pengamanan jaringan di 437 Point of Interest (POI) Mobile, mencakup jalur mudik, pusat perbelanjaan, tempat wisata, bandara, pelabuhan, stasiun, kawasan permukiman, serta fasilitas ibadah.
Penguatan jaringan layanan publik juga dilakukan pada 1.665 POI untuk kebutuhan data segmen enterprise.
Peninjauan lapangan turut dilakukan Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, termasuk ke Posko TelkomGroup Siaga NATARU 2025/2026 di Telkom Regional III. Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari Kick-Off Posko Siaga NATARU 2025/2026 pada Jumat (19/12) yang menghubungkan seluruh posko nasional dan regional secara daring.
“Selama periode 19 Desember hingga 6 Januari 2026 kami melakukan monitoring secara berkala melalui 22 Posko Siaga NATARU 2025/2026 yang terdiri dari 9 posko utama dan 13 posko anak perusahaan dengan didukung oleh 13.700 personel yang bertugas 24/7. Sistem smart command center kami gunakan untuk memonitor layanan dan infrastruktur secara rutin,” ujar Dian.
Ia menambahkan bahwa pemulihan teknis dibangun dengan sistem jaringan cadangan.
“Kami berupaya memastikan infrastruktur digital TelkomGroup, termasuk di wilayah terdampak bencana, berjalan optimal sehingga pelanggan tetap terhubung dan menikmati kebersamaan dengan keluarga selama momen Natal dan Tahun Baru,” tutupnya. (*/rls)