TACB Sebut Bung Karno Lahir di Ploso Jombang, Serahkan Bukti Sejarah ke Menteri Fadli Zon
December 23, 2025 04:35 PM

Laporan Anggit Pujie Widodo

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Ikhtiar meluruskan catatan sejarah mengenai asal-usul kelahiran Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, terus dilakukan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang.

Bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang serta sejumlah tokoh dan pemerhati sejarah, mereka menemui Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, dalam sebuah pertemuan di Surabaya, Senin (22/12/2025).

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan TACB Jombang memaparkan hasil kajian yang menyebutkan bahwa Bung Karno lahir di wilayah Ploso, Kabupaten Jombang, pada 6 Juni 1902.

Pemaparan singkat itu disampaikan langsung oleh anggota TACB Jombang, Arif Yulianto, di hadapan Menteri Kebudayaan.

Rombongan dari Jombang yang hadir menghadap menteri terdiri atas Ketua TACB Jombang Nasrul Ilah, anggota TACB Arif Yulianto, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Jombang Heru Cahyono, Pembina Situs Persada Soekarno Kediri RM Kuswartono, serta tokoh masyarakat Jombang Joko Herwanto.

Baca juga: Yakin Presiden Soekarno Lahir di Jombang, Pemerhati Sejarah Serahkan Bukti ke Pemerintah Pusat

Ketua TACB Jombang, Nasrul Ilah, mengapresiasi sambutan Menteri Fadli Zon yang dinilainya terbuka terhadap aspirasi pelurusan sejarah tersebut.

Ia berharap pertemuan itu menjadi pintu masuk bagi pengakuan resmi Situs Kelahiran Bung Karno di Ploso sebagai bagian dari warisan sejarah nasional.

"Alhamdulillah kami diterima dengan baik."

"Harapannya, langkah ini bisa mempercepat proses penetapan situs kelahiran Bung Karno di Jombang," ucap Nasrul Ilah saat dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, Selasa (23/12/2025).

Ia menambahkan, dialog yang berlangsung meski singkat dinilai efektif dan substansial.

TACB Jombang juga berharap Kementerian Kebudayaan dapat memfasilitasi pertemuan lanjutan antara pihak Jombang dan Surabaya guna memperjelas perbedaan pandangan sejarah yang selama ini berkembang.

"Tabayyun dengan pihak Surabaya sangat kami harapkan agar persoalan sejarah ini bisa disikapi secara objektif dan ilmiah," katanya melanjutkan.

Menariknya, pertemuan tersebut juga membawa memori lama bagi Nasrul Ilah.

Ia mengungkapkan bahwa ini merupakan kali kedua dirinya bertemu Fadli Zon, setelah pertemuan sebelumnya sekitar tahun 2007 silam saat kunjungan ke Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

"Beliau ternyata masih mengingat pertemuan itu," tuturnya.

Sementara itu, Arif Yulianto menjelaskan bahwa selain pemaparan lisan, TACB Jombang juga menyerahkan sejumlah dokumen pendukung kepada Menteri Kebudayaan.

"Di antaranya buku Candradimuka karya Dian Sukarno, Ida Ayu Nyoman Rai Ibu Bangsa karya Prof. Nurinwa dan tim, serta Menemukan Bung Karno di Jombang karya Moch Faisol," jelas Arif.

Ia pun menegaskan bahwa perjuangan ini tidak semata soal klaim daerah, melainkan upaya menjaga kejujuran sejarah bangsa.

Arif berharap dukungan masyarakat Jombang terus mengalir agar proses pelurusan sejarah tersebut dapat menghasilkan keputusan yang adil dan bermartabat.

"Kami mohon doa dan dukungan seluruh warga Jombang agar ikhtiar ini membawa kebaikan bagi daerah dan sejarah Indonesia," pungkas Arif.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.