Keluh Sopir Antarkota Penumpang Sepi di Momen Libur Nataru
December 23, 2025 05:56 PM

TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Libur Natal dan Tahun Baru biasanya dinantikan bagi setiap sopir antar daerah.

Pantauan di Jl Sultan Hasanuddin Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (23/12/2025) sekira pukul 14 45 Wita.

Terlihat sejumlah sopir daerah sedang menunggu penumpang.

Dua mobil avanza hitam dan putih terparkir di bahu jalan.

Sopirnya dan sejumlah pemuda melambaikan tangan mencari penumpang.

"Bulukumba, Jeneponto," kata salah seorang pemuda berbaju hitam.

Terlihat sudah ada beberapa penumpang yang berada di mobil tersebut.

20 menit kemudian dua mobil daerah itu berangkat.

Sementara masih ada beberapa sopir yang menunggu penumpang.

Sopir lainnya memarkir mobilnya di deretan perukoan sembari menunggu penumpang.

Baca juga: Pemudik Nataru Numpuk di Pintu Keluar Dermaga Pelabuhan Parepare, Petugas Telat Buka Ruang X-Ray

Terlihat dua sopir duduk di bangku kayu sembari menunggu penumpang.

Dihampiri TribunGowa.com, salah seorang sopri daerah Sahrir Daeng Tompo mengaku, penumpang masih sepi di libur Nataru ini.

“Agak kurang sekarang, meski sudah masuk libur Nataru. Banyak sekarang mobil dan penumpang berkurang,” ujarnya kepada TribunGowa.com saat ditemui.

Sahrir tampak duduk santai di atas bangku kayu bersama beberapa rekannya sesama sopir daerah.

Mereka duduk dan berbincang sambil menunggu penumpang.

Sesekali, Sahrir ditelpon penumpang dan saling tawar harga.

Sahrir menjelaskan, tarif angkutan masih relatif sama seperti hari biasa. 

Untuk rute Jeneponto, tarif standar Rp 50 ribu, namun sering ditawar penumpang.

“Kalau Jeneponto standarnya Rp50 ribu, tapi biasa penumpang bayar Rp40 ribu ji,” kata Sahrir.

Sementara, untuk tujuan lain, tarif bervariasi. Rute Bantaeng seharga Rp80 ribu.

Bulukumba Rp100 ribu, dan tujuan wisata Bira berkisar Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per orang.

Menurutnya, jasa angkutan barang juga tidak jauh berbeda dari tarif penumpang.

Meski demikian, tetap bergantung hasil tawar-menawar.

“Kalau barang hampir sama ji dengan harga penumpang, tapi biasa juga ditawar. Seperti ini barang roti dia tawar 100 ribu yaa kita ambil saja dari pada tidak ada,” jelasnya.

Baca juga: Cuaca Sulit Diprediksi Pemudik Nataru Jalur Laut Bulukumba-Selayar Diminta Waspada

Sahrir bekerja sebagai sopir daerah sudah delapan tahun.

Normal kata dia, mobil avanzanya bisa terisi penuh hingga tujuh penumpang. 

Namun selama libur Nataru, kondisi tersebut jarang terjadi.

“Kalau full tujuh penumpang sampai belakang. Tapi sekarang masih sepi,” ungkapnya.

Jika penumpang penuh menuju Bulukumba, ia mengaku bisa meraih keuntungan hingga Rp700 ribu per hari. 

Namun saat libur Nataru ini dengan kondisi sepi.

"Untung kalau full. Kadang ini dua tiga orang ji saja penumpang," ucapnya.

“Kalau tidak full seperti sekarang, paling Rp200 sampai Rp300 ribu per hari,” ujar pria asal Jeneponto ini 

Menurutnya, arus justru didominasi penumpang dari daerah menuju Makassar.

“Kurang tonji yang naik ke Bulukumba. Kebanyakan malah yang turun ke Makassar,” kata pria 32 tahun berkaos hitam ini.

Ia menilai kurangnya penumpang karena sudah banyaknya kendaraan pribadi dan sopir lainnya.

"Beda dulu banyak ji penumpang kalau sekarang sama ji dengan hari biasa ku rasa," bebernya.

Menurutnya, libur Nataru seperti hari biasa saja. Berbeda dengan libur Idul Fitri.

Para sopir tetap beroperasi hampir sepanjang hari untuk mengejar penumpang selama libur panjang.

“Kadang pagi jalan, malam juga. Kalau di sini bisa dibilang 24 jam ji karena ganti-gantian. Banyak ji sopir daerah lain,” pungkasnya.(*)

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.