Sampah Pasar Gedebage Bandung Jadi Solusi Pangan, Disulap Jadi Kompos untuk Urban Farming
December 23, 2025 07:09 PM

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ribuan ton Sampah yang menumpuk di Pasar Gedebage, Kota Bandung, akhirnya berguna karena sudah diolah menjadi kompos dan kini dimanfaatkan Pemkot Bandung untuk urban farming.

Sampah itu disulap menjadi kompos oleh perusahaan pengelola sampah di Pasar Gedebage yakni CV Prosignal Karya Lestari yang memang sudah berkomitmen untuk menyelesaikan masalah penumpukan sampah di pasar ini.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, output dari pengolahan sampah ini salah satunya yakni composting yang akan digunakan urban farming, seperti sayur, buah, ikan, kemudian diolah dapur sehat untuk atasi stunting.

Urban farming merupakan kegiatan bertani di kawasan perkotaan dengan memanfaatkan lahan terbatas, seperti halaman rumah, atap, balkon, atau dinding bangunan.

Baca juga: Kabupaten Purwakarta Hadapi Krisis Sampah, TPA Cikolotok Terisi Hampir 90 Persen

"Sampah dari dapur sehat ini 100 persen ditambah lagi oleh tempat pengolahan sampah, jadi sirkular. Dana belajar dari mana? Belajar dari sini (Gedebage), itu bagian dari upaya kita untuk mengolah sampah," ujarnya di Pendopo Kota Bandung, Selasa (23/12/2025).

Farhan mengatakan, kerja sama Pemerintah Kota Bandung, khususnya DLH dengan pengelola pasar Gedebage dan Prosignal sebagai perusahaan swasta yang berinvestasi di pengolahan sampah organik di Gedebage itu sudah mencapai titik yang sangat baik.

"Menuju ke optimal, jadi sehari itu bisa mengolah 27 ton sampah organik. Masih bisa ditingkatkan sampai 50 mungkin tahun depan," kata Farhan.

Direktur Utama CV Prosignal Karya Lestari, Aldi Ridwansyah, mengatakan kolaborasi ini bermula dari ajakan kerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) hingga akhirnya Diskominfo Kota Bandung pun berminat.

"Minggu lalu kita sounding ke OPD-OPD untuk kolaborasi. Alhamdulillah Diskominfo yang pertama berminat dan meminta bantuan kompos dari hasil pengolahan sampah kami di Gedebage," ucap Aldi.

Dalam tahap awal, kata Aldi, Prosignal menyalurkan dua ton kompos, dengan satu ton diturunkan di lokasi Diskominfo dan satu ton lainnya disalurkan ke Pendopo Kota Bandung.

"Ini murni dari sampah organik dan kami berikan secara gratis. Ke depan, kalau sudah skala komersial, keinginan kami satu karung 30 kilogram itu sekitar Rp25 ribu," katanya.

Saat ini, kapasitas produksi Prosignal mencapai 14 ton kompos per hari. Selain pupuk organik, perusahaan ini juga mengolah limbah kelapa menjadi cocofit dan cocofiber yang digunakan untuk media tanam dan penghijauan.

Kemudian kompos tersebut digunakan untuk perbaikan struktur tanah. Produk turunan ini bahkan telah diproduksi di pabrik Prosignal di Cileunyi dengan skala ekspor, selain disalurkan ke pemkot, kompos ini juga digunakan di berbagai daerah.

Baca juga: Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung Terapkan Teknologi Maggot BSF untuk Atasi Sampah Rumah Tangga

"Selama ini penggunaannya masih banyak diambil petani, salah satunya dari wilayah Ciwidey," ujar Aldi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.