TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Kurma menjadi salah satu buah yang paling identik dengan bulan suci Ramadan.
‘
Kehadirannya hampir selalu menghiasi meja makan saat waktu berbuka puasa tiba. Selain rasanya yang manis dan legit, kurma juga dikenal memiliki beragam kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sehingga menjadikannya pilihan favorit banyak orang selama menjalankan ibadah puasa.
Secara umum, kondisi kurma dapat dikenali dari tampilan luarnya. Kurma yang sudah dikeringkan biasanya memiliki kulit yang tampak keriput, sedangkan kurma yang masih segar cenderung berkulit halus dan terlihat lebih lembap.
Karakteristik ini memudahkan masyarakat untuk membedakan jenis kurma sebelum dikonsumsi.
Berdasarkan varietasnya, kurma segar umumnya berukuran relatif kecil dengan warna yang beragam, mulai dari merah terang hingga kuning keemasan.
Dari sekian banyak jenis kurma yang beredar di pasaran, kurma Medjool menjadi salah satu yang paling populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat, terutama saat Ramadan.
• Musim Durian di Kayong Utara, Pedagang Tawarkan Bonus Harga
Namun demikian, kurma ini memiliki keistimewaan tersendiri karena dikenal dengan sebutan “buah raja”.
Julukan tersebut tidak lepas dari sejarahnya, di mana kurma Medjool pada masa lalu kerap dikonsumsi oleh kalangan bangsawan.
Kurma Medjool memiliki cita rasa manis menyerupai karamel dengan tekstur yang kenyal. Pada awalnya, buah ini dipercaya mampu membantu mengatasi kelelahan dan meningkatkan energi.
Selain itu, kandungan vitamin serta nutrisi di dalamnya juga memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK, turut menekankan pentingnya mengonsumsi buah-buahan saat berbuka puasa.
Menurutnya, buah merupakan sumber serat yang baik dan berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan setelah seharian berpuasa.
“Pada saat berbuka puasa, sebaiknya mengutamakan konsumsi buah-buahan dan memastikan kebutuhan serat harian tetap tercukupi,” ujar dr. Tirta.
Ia menambahkan, buah-buahan sangat cocok dijadikan menu pembuka saat berbuka puasa, termasuk kurma.
Buah ini diketahui mengandung serat tidak larut yang bermanfaat untuk membantu melancarkan pencernaan dan menjaga keseimbangan sistem metabolisme tubuh selama Ramadan.
"Buah kurma sangat baik untuk menu berbuka puasa, begitu pula buah-buahan lainnya," kata dr Tirta.
Buka puasa dengan kurma, cukup 3 butir, seperti dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW, setiap buka puasa.
Sebelum dikonsumsi, buah-buahan ini tidak perlu dilumatkan atau dihancurkan, karena mengkonsumsinya cukup hanya dipotong saja.
Sementara itu konsumsi 3 kurma pun dianggap sebagai hal yang baik karena buah ini juga memiliki rasa manis yang alami.
"Mengkonsumsi buah potong dan tiga butir kurma adalah cara terbaik dilakukan saat berbuka. Buah-buah ini tidak perlu dibuat dalam bentuk jus," jelas dr Tirta.
dr Tirta kemudian menyarankan agar konsumsi kurma ini dipadukan dengan susu almond, oatmeal dan kacang-kacangan.
"Kurma dapat juga dicampur di dalam oatmeal dan susu almond, menjadi overnight oats atau anda juga bisa menambahkan kacang-kacangan agar semakin lengkap proteinnya," papar dr Tirta.
Menu seperti kue yang terbuat dari perpaduan oatmeal, kurma dan madu pun dianggap memiliki gizi yang baik untuk dikonsumsi saat berbuka puasa.
"Jika ada waktu, anda dapat juga membuat kue dari oat dengan tambahan kurma untuk memberikan unsur manis, atau tambahan madu atau stevia cair," tutur dr Tirta.
Kendati demikian, ia menyarankan agar menu berbuka puasa dibuat secara sederhana saja.
Karena jika ditambah bahan lainnya, tentu akan menambah kalori dan itu tidak baik bagi tubuh lantaran dapat menimbulkan risiko penyakit.
"Namun terlepas dari semua itu, semakin sederhana cara pengolahannya, maka semakin baik, karena kita dapat terhindar dari penambahan kalori dari bahan-bahan lainnya," pungkas dr Tirta.(*)