TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Samarinda, Marnabas Patiroy, memberikan klarifikasi terkait aksi protes pedagang Pasar Pagi Samarinda yang menuntut transparansi relokasi bangunan baru.
Marnabas menegaskan bahwa seluruh pedagang yang masuk dalam database dipastikan akan mendapatkan tempat.
Marnabas menjelaskan bahwa total terdapat 2.505 petak kios di bangunan baru Pasar Pagi. Proses pengembalian pedagang dibagi menjadi dua tahap utama:
Kata dia, pada tahap pertama ada 1.800 Pedagang yang masuk database.
Baca juga: 4 Fakta 1.804 Kios di Pasar Pagi Samarinda Segera Dibuka, Syarat dan Cara Daftar Pedagang
Di tahap ini juga diperuntukkan bagi pedagang yang memiliki kelengkapan administrasi berupa Surat Keterangan Tempat Usaha Berjualan (SKTUB) dan aktif berjualan.
Pendaftaran pun dilakukan secara daring melalui aplikasi yang dikelola Kominfo.
Sedangkan di tahap Kedua ada sekitar 700 pedagang.
Ditahap ini, diperuntukkan bagi pedagang yang aktif berjualan namun terkendala administrasi (tidak memiliki SKTUB). Verifikasi akan dilakukan berdasarkan bukti pembayaran retribusi harian dan pantauan petugas lapangan.
"Database kami susun sejak 2023. Insyaallah semua yang terdata akan dapat (lapak). Untuk tahap awal memang kita prioritaskan yang lengkap administrasinya. Sisanya yang 700-an itu akan diverifikasi lewat unit pengaduan," ujarnya.
Menanggapi adanya kendala teknis pada aplikasi dan rasa was-was pedagang, Pemkot melalui Dinas Perdagangan telah membuka dua posko pengaduan resmi di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka.
Semua pengaduan akan ditindaklanjuti. Jika memang benar mereka berjualan di sana namun tertinggal datanya, akan dievaluasi.
"Target kami, Desember 2025 ini semua pedagang sudah masuk ke bangunan baru agar aktivitas ekonomi kembali normal," tambahnya.
Terkait keluhan pedagang mengenai sikap staf UPTD yang dinilai kurang ramah, Marnabas mengaku telah memberikan instruksi kepada Kepala Dinas Perdagangan.
Ia memahami adanya faktor kelelahan karena staf bekerja lembur hingga dini hari untuk memfinalisasi data, namun ia tetap menekankan pentingnya pelayanan yang humanis.
Baca juga: DPRD Sidak Pasar Pagi Samarinda, Kritisi soal Jalur Evakuasi dan Pengolahan Limbah
"Saya sudah perintahkan agar staf tetap mengedepankan senyum dan sikap humanis meskipun lelah. Di sisi lain, kami juga meminta masyarakat memahami bahwa petugas kami juga manusia yang sedang mengejar target data 1.800 pedagang ini," tuturnya.
Marnabas juga mengimbau para pedagang untuk tidak termakan informasi hoaks, terutama isu jual-beli lapak yang sempat beredar.
Ia menegaskan bahwa proses ini gratis bagi pedagang resmi dan mengancam akan menindak tegas siapapun yang mencoba melakukan praktik ilegal.
"Jangan percaya isu jual-beli petak. Jika ada yang berani main, akan saya tarik. Konsultasikan langsung ke posko pengaduan resmi agar informasi yang didapat akurat," pungkasnya.
(*)