TRIBUN-MEDAN.COM, TAPUT-Di tengah luka bencana dan dinginnya pengungsian, Natal datang lebih awal di HKBP Sibalanga, Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara.
Selasa (23/12/2025), personel Satuan Brimob Polda Sumatera Utara bersama Bhayangkari Jajaran Batalyon B memilih hadir bukan dengan senjata, melainkan dengan empati dan bantuan bagi warga terdampak bencana alam.
Kegiatan Berbagi Kasih Natal itu dipimpin Komandan Kompi 2 Batalyon B, AKP Laurensius Siahaan, S.H., yang juga Ketua Panitia Natal Jajaran Batalyon B.
Kehadiran Brimob dan Bhayangkari di lokasi pengungsian menjadi penegasan bahwa Polri tidak hanya menjaga stabilitas keamanan, tetapi juga berdiri di garis depan kemanusiaan saat warga berada dalam situasi paling rapuh.
Di dalam gereja yang kini beralih fungsi menjadi tempat berlindung, suasana Natal hadir sederhana namun hangat.
Personel Brimob dan Bhayangkari menyerahkan bantuan kebutuhan pokok dan perlengkapan Natal kepada para pengungsi bantuan yang tak sekadar berisi beras dan logistik, tetapi juga penguatan moral bagi warga yang kehilangan rumah dan rasa aman.
Sebanyak 265 warga pengungsi terdiri dari 200 orang dewasa dan 65 anak-anak—menerima bantuan tersebut.
Bagi mereka, bantuan ini menjadi penopang dapur lapangan sekaligus pengingat bahwa mereka tidak sendiri menghadapi bencana.
Kegiatan ini turut didampingi Pasimin Batalyon B AKP Antonius Sitanggang, Danki 1B Pelopor AKP Achmad Fachri, Danton 1 Kompi 1B Pelopor IPDA Sanday Murdani, S.H., serta jajaran pengurus Bhayangkari Batalyon B. Kolaborasi itu mencerminkan wajah Polri yang hadir secara utuh institusional, sosial, dan humanis.
Warga pengungsi menyampaikan apresiasi atas kehadiran Brimob dan Bhayangkari. Di tengah keterbatasan, perhatian dan sentuhan langsung aparat negara menjadi sumber harapan, terutama bagi anak-anak yang merayakan Natal jauh dari rumah mereka.
Melalui kegiatan ini, Satuan Brimob Polda Sumatera Utara menegaskan kembali perannya sebagai pelindung masyarakat, bukan hanya dari ancaman keamanan, tetapi juga dari rasa putus asa.
Di Tapanuli Utara, Natal dirayakan dalam kesederhanaan dengan solidaritas sebagai lilin yang tetap menyala.(Jun-tribun-medan.com).