Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Tebalnya endapan lumpur sisa banjir yang melanda Desa Pante Lhong, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, sekitar tiga pekan lalu, membuat warga kelelahan dan pasrah. Hingga kini, masyarakat masih terus berupaya membersihkan lumpur, namun belum mengetahui sampai kapan proses tersebut akan tuntas.
Sulaiman, salah seorang warga Desa Pante Lhong, Selasa (23/12/2025), mengatakan dirinya mulai membersihkan lumpur sejak 29 November lalu. Namun, hingga kini baru sekitar 10 persen lumpur di bagian teras rumahnya yang berhasil dibersihkan. Sementara bagian dalam rumah, samping, pagar, dan area lainnya baru sedikit tersentuh.
Dengan menggunakan sekop dan kereta sorong, Sulaiman tampak berpeluh saat mencoba mendorong pintu pagar depan rumahnya. Namun upaya itu gagal karena lumpur masih terlalu tebal.
“Kami tidak tahu berapa bulan lagi lumpur ini bisa bersih. Endapannya sangat tebal,” ujarnya.
Baca juga: Rampung Diperbaiki, Jembatan Tenge Besi di Bener Meriah sudah Bisa Dilintasi
Pantauan Serambinews.com di desa tersebut menunjukkan, warga terus berupaya membersihkan lumpur dengan peralatan seadanya. Sebagian warga bahkan terpaksa menyewa alat berat. Namun, penggunaan alat berat membutuhkan biaya besar dan hasilnya pun belum maksimal.
“Satu jam sewa alat berat sekitar Rp600 ribu. Kami sudah menyewa selama tiga jam, tapi lumpur di halaman rumah baru terangkat setengahnya,” ujar seorang warga lainnya.
Imam Desa Pante Lhong, Tgk Abdul Mutaleb, juga mengungkapkan bahwa endapan lumpur di desanya memang sangat tebal. Meski sudah dibersihkan selama berhari-hari, lumpur masih menumpuk di banyak titik.
Menurutnya, warga yang rumahnya dekat aliran sungai masih bisa membuang lumpur ke sungai. Namun, bagi warga yang rumahnya jauh dari sungai, mereka kebingungan harus membuang lumpur ke mana. Kondisi diperparah dengan tumpukan lumpur di kiri dan kanan jalan desa.
“Serba susah. Banyak warga akhirnya pasrah, rumah dibiarkan terendam lumpur. Bahkan ada rumah yang belum bisa dibuka karena pintunya tertutup lumpur,” ujarnya. (*)