TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG- Upaya penanaman mangrove untuk mencegah abrasi dan dampak perubahan iklim dilakukan di kawasan Tanjung Lame, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten.
Pelestarian ekosistem pesisir di ujung barat Pulau Jawa ini merupakan inisiatif kolaboratif dari Aksara Bhumi Nusaraya dalam rangka menjaga keseimbangan biodiversitas di salah satu kawasan konservasi paling penting di Indonesia.
Kawasan Tanjung Lame memiliki peran strategis sebagai penyangga ekosistem Taman Nasional Ujung Kulon yang telah diakui sebagai situs warisan dunia.
Baca juga: Perkuat Ketahanan Pesisir, PTK Ajak Ratusan Pelajar Tanam Bibit Mangrove di Tanjung Pasir Tangerang
Founder Aksara Bhumi Nusaraya, Muhammad Yuspiani mengatakan pemulihan ekosistem mangrove merupakan tanggung jawab bersama lintas generasi.
“Penanaman mangrove di Tanjung Lame ini merupakan langkah konkret dalam mendukung restorasi lingkungan berbasis komunitas. Kami percaya setiap bibit yang ditanam hari ini adalah investasi bagi masa depan pesisir Banten yang lebih tangguh menghadapi bencana dan krisis iklim,” kata Yuspiani dalam keterangannya, Rabu (24/12/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, komunitas lokal yang terlibat langsung di lapangan juga menekankan pentingnya keberlanjutan pasca-penanaman. Ketua Lingkar Muda Ujung Kulon, Dedi, menyampaikan komitmen pihaknya untuk memastikan bibit mangrove dapat tumbuh dan terawat dengan baik.
“Bagi kami, pemuda di sekitar Ujung Kulon, mangrove adalah pelindung rumah dan sumber kehidupan. Lingkar Muda Ujung Kulon akan terus mengawal pertumbuhan bibit ini serta mengajak masyarakat untuk menjaga pesisir. Kami ingin Tanjung Lame kembali asri dan menjadi habitat biota laut yang menopang ekonomi nelayan lokal,” ungkapnya.
Kegiatan penanaman mangrove ini dilaksanakan di kawasan pesisir Tanjung Lame, Kabupaten Pandeglang, yang memiliki peran strategis sebagai penyangga ekosistem Taman Nasional Ujung Kulon.
Secara ekologis, kegiatan ini bertujuan memperkuat perlindungan pesisir dari abrasi dan banjir, meningkatkan cadangan karbon biru (blue carbon), serta menjaga keberlangsungan habitat flora dan fauna pesisir.
Program ini dijalankan melalui sinergi antara organisasi lingkungan dan pemuda lokal, sebagai upaya membangun kolaborasi berkelanjutan agar dampak konservasi dapat dirasakan dalam jangka panjang oleh lingkungan dan masyarakat sekitar.
Baca juga: Langkah Membumi Ecoground 2025 Kumpulkan 10.500 Mangrove, Total Donasi Capai 16.000 Pohon
Kegiatan ditutup dengan penanaman mangrove secara simbolis oleh para tokoh dan dilanjutkan dengan gotong royong bersama masyarakat sekitar.
Melalui sinergi antara Yayasan Aksara Bhumi Nusaraya dan Lingkar Muda Ujung Kulon, diharapkan gerakan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam upaya pelestarian kawasan Ujung Kulon.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi aktif dari Aksara Bhumi Nusaraya adalah organisasi yang berfokus pada isu lingkungan, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan literasi ekologi serta aksi nyata di berbagai wilayah Indonesia.
Sedangkan Lingkar Muda Ujung Kulon adalah wadah pemuda di kawasan Ujung Kulon yang berdedikasi pada kegiatan konservasi alam, edukasi lingkungan, serta perlindungan warisan alam di Kabupaten Pandeglang.