Sosok Niram Gafur, 18 Tahun Jadi Tukang Sapu, Kini Diangkat PPPK oleh Pemkab Jember, Ini Kisahnya
December 25, 2025 07:38 AM
TRIBUNTRENDS.COM - Inilah sosok Niram Gafur yang akhirnya mendapatkan pengakuan atas pengabdiannya dengan diangkat sebagai PPPK Paruh Waktu oleh Pemerintah Kabupaten Jember.
Keputusan tersebut menjadi titik balik dalam perjalanan hidupnya setelah bertahun-tahun bekerja tanpa status yang jelas.
Selama kurang lebih 18 tahun, Niram Gafur setia mengabdikan diri sebagai tukang sapu.
Ia menjalani pekerjaannya dengan penuh ketekunan dan tanggung jawab, meski harus menghadapi berbagai keterbatasan dan ketidakpastian.
Baca juga: BKPSDM Klaten Ungkap Rincian 3.091 PPPK Paruh Waktu yang Resmi Diangkat
Kabar pengangkatan itu pun membawa kebahagiaan mendalam baginya.
Senyum lebar langsung merekah di wajah Niram, sementara sorot matanya tampak berbinar, mencerminkan rasa syukur dan haru atas penantian panjang yang akhirnya terbayar.
Kebahagiaan yang tak terbendung terpancar jelas dari wajah Niram Gafur.
Dengan mata berbinar dan senyum yang terus mengembang, ia resmi menyandang status sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu di lingkungan Pemkab Jember.
Kabar gembira ini diumumkan langsung oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, dalam sebuah acara besar yang digelar di Jember Sport Garden (JSG) pada Selasa (23/12/2025).
Niram menjadi bagian dari momen bersejarah tersebut, bersanding dengan 8.344 pegawai lainnya yang juga menerima kepastian status kerja mereka.
Perjalanan Penuh Semangat
Meski harus menempuh jarak yang cukup jauh, semangat Niram tidak surut sedikit pun.
Mengendarai sepeda motor dari kediamannya, ia menempuh perjalanan sejauh 25 kilometer selama kurang lebih 45 menit untuk sampai di lokasi acara.
Ada pemandangan unik dalam pertemuan tersebut.
Niram tampil santai namun rapi dengan kaos berwarna merah muda dan celana hitam.
Pilihan warna pakaian ini bukan tanpa alasan, sebab Bupati Fawait memang menginstruksikan ribuan tenaga honorer dan sejumlah ASN yang hadir untuk mengenakan dress code bertema merah muda sebagai simbol kebersamaan di hari tersebut.
Pengabdian 18 Tahun: Dari Upah 75 Ribu hingga Status PPPK
Di balik senyum bahagianya, Niram menyimpan cerita dedikasi yang luar biasa.
Ia telah mengabdi sebagai pegawai honorer di SMPN 2 Mayang sejak tahun 2007.
Selama 18 tahun, tugasnya tidak pernah berubah: menjadi sosok di balik bersih dan nyamannya lingkungan sekolah sebagai seorang tukang sapu.
Kini, di usianya yang menginjak 53 tahun, kepastian status ini datang tepat waktu.
Meski masa pensiun tinggal lima tahun lagi, Niram menerima status PPPK Paruh Waktu ini dengan rasa syukur yang mendalam.
"Alhamdulillah, kita memang harus sabar melakukan pekerjaan di pemerintahan," ungkap Niram bersyukur.
Kisah Haru Niram Gafur Diangkat PPPK (KOMPAS.com/Mega Silvia)
Etos Kerja yang Tak Pernah Padam
Kedisiplinan Niram patut diacungi jempol.
Setiap hari, bapak dua anak asal Dusun Klayu ini selalu menjadi orang pertama yang tiba di sekolah pada pukul 05.30 WIB dan menjadi orang terakhir yang pulang pada pukul 15.00 WIB.
Perjalanan finansialnya pun penuh lika-liku.
Niram mengenang masa-masa awal ia bekerja di tahun 2007, di mana ia hanya menerima gaji sebesar Rp75.000 per bulan.
Sebelum menetap di sekolah, ia hanyalah seorang buruh bangunan serabutan yang penghasilannya tidak menentu.
Itulah sebabnya, gaji sekecil apa pun tetap ia syukuri.
Seiring berjalannya waktu, kesejahteraannya mulai membaik meski perlahan.
"Gaji naik bertahap sesuai penambahan siswa dan kemampuan sekolah, pernah juga Rp300.000," kata Niram.
Hingga pada bulan terakhirnya sebagai pegawai non-ASN, ia menerima upah sebesar Rp1,5 juta.
Kini, dengan status barunya, babak baru kehidupan Niram dimulai sebagai bentuk apresiasi atas kesabaran dan ketulusannya merawat sekolah selama hampir dua dekade.
Pendidikan Anak Jadi Prioritas
Meski penghasilannya selama bertahun-tahun jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Jember, hal itu tidak menyurutkan tekad Niram untuk memberikan masa depan terbaik bagi anak-anaknya.
Baginya, pendidikan adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar.
Hasil kerja keras dan kesabarannya pun membuahkan hasil yang membanggakan.
Putri sulungnya yang kini berusia 25 tahun telah berhasil menyandang gelar Sarjana Keperawatan.
Sementara itu, putra bungsunya juga baru saja menyelesaikan jenjang SMA.
Di balik keberhasilan tersebut, Niram mengakui adanya peran besar sang istri yang menjadi pilar pendukung ekonomi keluarga.
"Saya dibantu istri yang kerja berjualan di kantin sekolah," tuturnya.
Kisah Haru Niram Gafur Diangkat PPPK (KOMPAS.com/Mega Silvia)
Fokus dan Keyakinan pada Rezeki
Berbeda dengan banyak orang yang mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi kekurangan, Niram memilih untuk tetap fokus pada tugasnya sebagai penjaga kebersihan sekolah.
Sementara itu, istrinya turut berjuang dengan berjualan camilan dan minuman di kantin sekolah tempat Niram bekerja.
Sinergi antara suami dan istri inilah yang membuat dapur mereka tetap mengepul dan pendidikan anak-anak mereka tetap terjamin.
Niram menjalani hidupnya dengan prinsip spiritual yang kuat; ia percaya bahwa dedikasi yang tulus akan selalu membawa berkah.
Bagi Niram, rezeki tidak akan pernah tertukar karena Tuhan telah mengatur porsi untuk setiap hamba-Nya.
Kado Terindah
Sore itu, senyum Niram kembali merekah dengan tulus.
Baginya, menyandang status sebagai PPPK Paruh Waktu bukan sekadar tentang harapan akan kenaikan gaji atau perbaikan materi.
Jauh di atas itu semua, status ini adalah sebuah pengakuan atas martabat dan dedikasinya yang telah ia curahkan selama 18 tahun lamanya.
Meski masa pengabdiannya tinggal lima tahun lagi, pengakuan resmi dari negara adalah kado terindah di penghujung kariernya.
"Yang membuat saya senang adalah pengakuan dari pemerintah, meskipun saya sudah mau pensiun usia 58 tahun," ujar Niram dengan nada haru.
Harapan yang Kembali Tumbuh
Niram tidak henti-hentinya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemkab Jember.
Baginya, kebijakan ini adalah oase di tengah padang pasir bagi ribuan tenaga honorer yang selama ini hampir kehilangan harapan akan kejelasan status pekerjaan mereka.
Pengangkatan ini menjadi bukti nyata bahwa pengabdian sekecil apa pun, termasuk menjaga kebersihan sekolah, tetap dipandang berharga oleh pemerintah.
Bagi Niram dan ribuan rekannya, ini adalah bentuk perhatian yang mengembalikan kepercayaan diri mereka untuk terus mengabdi hingga masa purnatugas tiba.