An Se-young Bikin Badminton Lovers China Terusik, Target sang Ratu Bikin Panas Dingin Fans Lawan
December 25, 2025 02:06 PM

 

TRIBUNNEWS.COM - Performa impresif An Se-young yang terus meraih gelar demi gelar juara mulai mengusik ketenangan para pecinta bulutangkis di China.

An Se-young meraih gelar ke-11 musim ini dengan memenangi BWF World Tour Finals 2025 pada Minggu (21/12/2025) lalu di Guangzhou China.

Jumlah itu telah menjadi gelar terbanyak untuk pemain tunggal putri dalam semusim, dan menyamai catatan yang pernah dibuat Kento Momota di sektor tunggal secara keseluruhan.

Statistik An Se-young sangat luar biasa. Dari 77 pertandingan tunggal putri, tunggal putri 23 tahun itu menang 73 kali dan hanya kalah empat kali.

Tingkat kemenangannya mencapai 94,8 persen—melewati catatan legenda seperti Lin Dan dan Lee Chong Wei pada musim terbaik mereka. 

Namun, meski kini menjadi penguasa sektor tunggal putri, An Se-young justru memilih bersikap keras pada dirinya sendiri.

An merasa masih belum cukup, bahkan terang-terangan menyebut ingin memiliki level permainan yang mampu menantang standar tunggal putra.

"Kalau melihat tunggal putra, sering kali saya berpikir, ‘Bagaimana bisa keluar permainan seperti itu?’," ujar An Se-young.

"Target akhir saya adalah mendekati level tunggal putra. Saya ingin ke arah sana dan saya yakin bisa," kata dia, dalam wawancara bersama BWF.

Baca juga: Ukir Rekor Epic di BWF WTF 2025, An Se-young Belum Puas dan Bertekad Tingkatkan Level

Menaikkan standar memang terasa wajar bagi An Se-young. Di sektor tunggal putri, ia sudah terlalu dominan, bahkan nyaris tanpa lawan sepadan. 

Pada World Tour Finals 2025 yang berakhir 21 Desember lalu, An Se-young menyingkirkan para pesaingnya dengan selisih poin mencolok dan kembali berdiri di podium tertinggi.

Final melawan Wang Zhiyi yang merupakan peringkat dua dunia asal China, menjadi bukti nyata. An Se-young menang tanpa memberi celah sedikit pun untuk bangkit.

Wang Zhi Yi hanya diberi 10 poin pada gim ketiga oleh An Se-young. Sebelum itu melawan Putri KW, An dipaksa bermain tiga set tapi akhirnya hanya memberi 8 poin pada lawannya di set penentuan. 

Lalu Akane juga sempat diberi 5 poin saja pada salah satu pertandingan, sebelum kemudian berjumpa lagi di semifinal dan menghabisi dalam dua set.

Hasil final BWF Tour Finals 2025 itu sekaligus jadi kekalahan kedelapan Wang Zhiyi dari An Se-young selama 2025, dan semuanya terjadi di partai final.

Apa yang dicapai An Se-young di usia 23 tahun ini membuat media China, Sohu, menggambarkannya secara ekstrem, "Seperti seekor serigala yang melahap dunia bulu tangkis putri."

BWF pun lantas memanaskan perbincangan tentang raihan An Se-young ini  dengan menyematkan label “young GOAT” di media sosial resmi mereka.

Namun yang paling membuat bulu kuduk dunia bulu tangkis China berdiri bukan sekadar kekalahan dan apa yang sudah diraih An Se-young, melainkan keberaniannya menyebut tunggal putra sebagai tolok ukur.

Sohu menulis bahwa sepanjang sejarah bulu tangkis, hampir tak ada pemain putri yang secara terbuka menyinggung atau menargetkan level permainan putra.

"Sebagian besar pemain putri hanya fokus menjadi yang terbaik di sektor mereka sendiri. An Se-young berbeda—ia berani menjadikan gaya agresif tunggal putra sebagai tujuan. Itu menunjukkan betapa beraninya dia," tulis media tersebut.

Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika berlaga di ajang bertajuk Olimpiade Paris 2024.
AN SE YOUNG - Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika berlaga di ajang bertajuk Olimpiade Paris 2024. (Instagram @official_bka)

Baca juga: An Se-young Nyaris Sempurna, Tapi 3 Pebulu Tangkis Ini Pernah Jadi Mimpi Buruknya di 2025

Meski begitu, respons di kalangan warganet China justru terbelah. Banyak yang menilai pernyataan An Se-young terlalu tinggi dan sulit dijangkau.

Bahkan, Sohu melihat target yang ditetapkan An Se-young memunculkan komentar bernada sinis di kalangan penggemar China, yang menilai terlalu percaya diri hingga terkesan arogan.

Di balik reaksi keras itu jelas tersimpan rasa takut dan frustrasi yang nyata untuk membendung kekuatan An Se-young.

Di usia yang baru 23 tahun, ia sudah mencatat musim bersejarah dengan 11 gelar juara, menyapu bersih turnamen besar, bahkan menghancurkan dominasi China di kandang mereka sendiri. 

Dan ketika belum menemukan solusi untuk menghentikannya, An Se-young justru berbicara soal mengadopsi teknik dan intensitas level putra, sesuatu yang jelas menggores harga diri bulu tangkis China.

Meski demikian, tidak semua pihak di China menutup mata. Masih lewat Sohu, ada pula pandangan yang lebih jujur.

"Pertumbuhan An Se-young telah menjadi tantangan besar bagi China. Jika ingin menandinginya, para pemain China harus melakukan persiapan dan kerja keras yang jauh lebih serius. Pernyataannya mungkin terdengar arogan, tetapi kualitas dan potensinya memang luar biasa," tulis Sohu.

Menarik untuk dilihat bagaimana sepak terjang An Se-young di 2026 nanti. 

Musim depan bakal penuh perlawanan bagi An Se-young. Turnamen akan dibuka dari Malaysia Open pada 6 Januari, disusul India Open.  

Satu hal yang jelas, An Se-young kini bukan hanya menguasai lapangan, tapi juga menggoyang mental lawan, bahkan sebelum shuttlecock pertama dipukul.

(Tribunnews.com/Tio)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.