TRIBUNTRENDS.COM - Pendiri sekaligus CEO aplikasi pesan Telegram, Pavel Durov, menawarkan untuk menanggung seluruh biaya bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) bagi perempuan berusia di bawah 37 tahun yang ingin hamil menggunakan sperma miliknya.
Tawaran ini disampaikannya sebagai bagian dari komitmen pribadi untuk membantu mengatasi keterbatasan donor sperma berkualitas.
Miliarder asal Rusia berusia 41 tahun tersebut mengungkapkan bahwa dirinya telah memiliki sedikitnya 100 anak dari program donor sperma, di luar enam anak biologis yang lahir dari tiga pasangan berbeda.
Baca juga: Bonnie Blue Sang Penghina Bendera Indonesia Masih Bebas Berkeliaran, Video Penangkapan Ternyata Zonk
Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk “tugas sipil” untuk menjawab kelangkaan donor sperma sehat di berbagai negara.
Durov juga menegaskan bahwa seluruh anak biologisnya memiliki hak yang sama, termasuk dalam hal warisan.
Kekayaannya sendiri diperkirakan mendekati 17 miliar dollar AS atau sekitar Rp 284 triliun.
Dalam pernyataannya, Durov mengaku telah lama terlibat dalam program donor sperma.
Ia memastikan bahwa anak-anak yang dapat membuktikan hubungan biologis dengannya kelak berhak atas bagian dari harta peninggalannya.
“Selama mereka dapat membuktikan kesamaan DNA dengan saya, suatu hari nanti, mungkin 30 tahun dari sekarang, mereka akan berhak atas bagian dari harta warisan saya setelah saya meninggal,” ujar Durov.
Dalam wawancara terpisah dengan majalah Prancis Le Point, ia kembali menegaskan sikapnya, “Saya tidak membedakan anak-anak saya.”
Menurut laporan The Wall Street Journal pada Senin, 22 Desember 2025, sperma Pavel Durov menjadi salah satu yang paling diminati.
Pada tahun sebelumnya, puluhan perempuan disebut merespons iklan di sebuah klinik di Moskwa yang menawarkan sperma Durov secara gratis, dengan biaya IVF sepenuhnya ditanggung olehnya untuk perempuan di bawah usia 37 tahun.
Meski kini Durov tidak lagi aktif mendonorkan sperma, sampel dari donasi sebelumnya masih disimpan di Klinik Altravita, Moskwa.
Dalam unggahan di Telegram pada Juli 2024, Durov menegaskan bahwa spermanya “masih tersedia.”
Namun, untuk menghindari persoalan hukum, akses terhadap sperma tersebut dibatasi.
Pihak klinik menyebut hanya perempuan yang belum menikah dan berusia 37 tahun atau lebih muda yang memenuhi kriteria.
Seorang mantan dokter Klinik Altravita yang pernah menangani beberapa relawan menyebut mayoritas pasien memiliki latar belakang yang baik.
“Para pasien yang datang, semuanya terlihat bagus, berpendidikan tinggi, dan sangat sehat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa syarat belum menikah diterapkan untuk mencegah masalah hukum.
“Mereka ingin memiliki anak dari tipe pria tertentu. Mereka melihat figur ayah seperti itu (Pavel Durov) sebagai sosok yang tepat,” kata dokter tersebut, sembari menegaskan bahwa Durov tidak terlibat dalam proses seleksi perempuan penerima spermanya.
“Aktivitas donor saya di masa lalu telah membantu lebih dari seratus pasangan di 12 negara untuk memiliki anak,” tulis Durov dalam sebuah unggahan.
Ia juga mengungkap rencana untuk membuka akses “open-source DNA” miliknya agar anak-anak biologisnya dapat saling menemukan di masa depan.
“Tentu ada risikonya, tetapi saya tidak menyesal pernah menjadi donor. Kelangkaan sperma sehat telah menjadi masalah yang semakin serius di seluruh dunia, dan saya bangga telah melakukan bagian saya untuk membantu menguranginya,” tambahnya.
***
(TribunTrends.com)