Tali Seling Putus Nyali Pemimpin Tak Pupus, Kisah Heroik Wabup Aceh Tengah Demi Warga Terisolir
December 25, 2025 07:23 PM

Laporan Wartawan Tribun Gayo Romadani | Aceh Tengah 

TribunGayo.com, TAKENGON - Deru mesin sepeda motor yang dikendarai Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan MSP siap memasuki Kampung Bergang, Karang Ampar dan Pantan Reduk di Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Rabu (24/12/2025).

Amatan TribunGayo.com, Wakil Bupati mengenakan topi hitam, jaket kuning dan sepatu boot karet.

Muchsin Hasan terus melaju sepeda motornya melewati perkebunan warga, hutan dan terjalnya perbukitan Aceh Tengah.

Jarak antara Takengon dan Kampung Karang Ampar di Kecamatan Ketol, diperkirakan sekitar 30-40 kilometer melalui jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 1 hingga 1,5 jam lebih.

Muchsin Hasan tampak siap dan sigap melihat warganya yang terisolasi di tiga desa tersebut akibat putusnya akses jembatan utama.

Detik-detik menegangkan saat Muchsin Hasan harus melintasi jurang dan sungai dengan menggunakan gantungan kabel atau tali seling yang sederhana. 

Namun, ditengah ketinggian 10 meter dari aliran sungai, sebuah bunyi berderit keras terdengar. Tali baja itu putus. 

Warga yang melihat pun panik, bahkan ada yang berteriak histeris sembari menyebut takbir, istighfar dan ada pula memilih hening tak kuasa melihat aksi heroik pemimpin mereka.

Ketegangan memuncak, saat Muchsin Hasan memegang erat dan bergantung pada satu tali seling yang tersisa.

Meski bahaya mengintai di bawah kaki, Muchsin Hasan tetap meyakini niat bertemu warganya tidak pupus meski satu tali seling itu putus.

Aksi heroik ini pun mendadak viral di media sosial, banyak orang menilai kunjungan pejabat dianggap sebagai formalitas.

Namun, bagi Muchsin Hasan, ini adalah urusan hati yang membuatnya berani melewati berbagai rintangan dalam perjalanan.

"Semoga Allah selalu lindungi bapak, semangat pak jangan pernah menyerah untuk memberikan yang terbaik utk rakyatmu aceh tengah," tulis komentar @kharunnisa di media sosial.

Video viral itu pun dibanjiri komentar positif oleh warga.

Mereka meyakini kejadian ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan sejati tidak lahir di balik meja yang nyaman, melainkan di tengah lumpur dan keringat rakyatnya.

"Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, memberikan keberanian nyata tentang apa itu, hadir untuk rakyat.

Dalam sebuah perjalanan menuju wilayah yang terisolir akibat bencana, maut nyaris menjemputnya," terang Anto, warga Aceh Tengah.

Muchsin Hasan Yakin akan Selamat

Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, kepada TribunGayo.com, pada Kamis (25/12/2025), menyampaikan kondisi darurat penyeberangan sungai kerap dilakukan oleh masyarakat pasca musibah bencana alam.

Orang nomor dua di Aceh Tengah ini pun menceritakan posisinya saat itu duduk di atas drum plastik yang terbelah.

Kemudian terdapat dua ikat tali seling di sisi depan dan belakang. Sementara sepeda motor berada di sisi kanan dengan tali yang berbeda.

Menurut Muchsin Hasan, sepeda motor dan ia melaju keras sehingga bertumpu pada tali seling penghubung seberang sungai tersebut.

"Iya, mungkin sudah takdir ya, karena sebelumnya dua orang masih aman-aman saja, hentakan laju keras seling menyebabkan putus," kata dia.

Meski dalam bahaya, Muchsin Hasan saat itu meyakini bahwa ia akan selamat dengan memegang kuat seutas tali seling yang melaju semakin cepat sampai di seberang sungai.

"Alhamdulillah tidak ada hempasan saat tiba di seberang, karena laju mulai pelan sehingga saya bisa kontrol pijakan pertama di tanah bebatuan," jelas Muchsin.

Alasan Wakil Bupati Aceh Tengah lebih memilih mengendarai sepeda motor daripada Helikopter karena kebersamaan bertemu masyarakat sangat terbatas.

Warga Minta Dirinya Hadir Langsung

Sebelumnya, Muchsin Hasan mengakui bahwa banyak warga menginginkan kehadiran Wakil Bupati Aceh Tengah dan melihat langsung aktivitas masyarakat.

"Kalau helikopter kan terbatas waktunya, dan hanya drop bantuan. Sementara saya sering dihubungi saudara-saudara di sini, minta hadir langsung," kata dia.

Muchsin Hasan pun akhirnya berhasil melihat, mendengar, dan mengetahui keluhan dan aktivitas masyarakat tiga desa terisolir di Kecamatan Ketol.

Hal dasar yang dibutuhkan masyarakat adalah akses jalan, agar aktivitas ekonomi dan kebutuhan pokok dapat mereka upayakan sendiri.

Ia pun mengakui, dengan menggunakan sepeda motor dapat kepuasan batin dan merasa lebih dekat, melihat langsung aktivitas masyarakat. 

Jembatan Bergang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan itu telah direncanakan dalam rapat koordinasi bersama Bupati Aceh Tengah Haili Yoga, Sekretaris Daerah Ir Mursyid MSi, Kalaksa BPBD Andalika ST, dan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pijas Visara ST.

Hasil rapat tersebut terdapat dua opsi, diantaranya membangun kembali jembatan menggunakan sisa besi-besi yang ada atau membuat jembatan ayun dari tali seling bantuan Kapolri yang berada di lokasi.

"Inilah alasan kita kenapa pakai sepeda motor, selama ini kan hanya drop bantuan saja.

Padahal warga berharap akses jalan dan jembatan agar ekonomi tetap berjalan, saat ini lagi musim durian sehingga aktivitas ramai," terang Muchsin.

Terakhir, Muchsin Hasan berpesan kepada masyarakat tetap waspada terhadap resiko bencana, mengingat cuaca musim penghujan belum berhenti.

"Paling penting adalah terus kompak dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, TNI dan Polri," tegasnya.

Wakil Bupati Aceh Tengah terus berupaya melakukan peninjauan ke desa-desa yang terisolasi sembari memantau kondisi terkini jika terjadi longsor dan banjir susulan agar cepat ditangani. (*)

Baca juga: Polisi di Aceh Tengah Kendarai Puluhan Sepeda Motor Antarkan Bantuan ke Desa Terisolir Bencana Alam

Baca juga: Jalan KKA Sudah Bisa Dilintasi Kendaraan, BBM Mulai Didistribusikan ke Bener Meriah dan Aceh Tengah

Baca juga: Ribuan Warga di Aceh Tengah Pulang dengan Tangan Hampa Usai Antre Gas 3 Kg Berjam-jam

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.