Disparbud Wonosobo Perkuat Desa Wisata Talunombo, Dorong Pariwisata Berbasis Edukasi
December 25, 2025 09:51 PM

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo terus memperkuat perannya dalam mendampingi pengembangan desa wisata.

Hal ini sebagai bagian dari strategi pembangunan pariwisata berkelanjutan. 

Salah satunya melalui monitoring dan asistensi terhadap Desa Wisata Talunombo, Kecamatan Sapuran.

Desa ini dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai destinasi unggulan berbasis edukasi dan ekonomi lokal.

Baca juga: Arus Kendaraan Tol Jateng Melonjak, Mayoritas Menuju ke Solo dan Yogyakarta

Baca juga: Faidah Tak Lagi Risau Saat Hujan, Rumahnya yang Bocor Kini Telah Diperbaiki Baznas Jepara

Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disparbud Wonosobo, Hapipi, menyampaikan komitmen positif. 

Ia menegaskan bahwa Disparbud saat ini telah menjalin komunikasi dengan Dinas Pendidikan untuk memperkuat pariwisata berbasis edukasi.

“Kami menyambut baik usulan dari Kepala Desa Talunombo terkait penguatan kerja sama lintas OPD. 

Saat ini Disparbud Wonosobo sudah berproses menjalin komunikasi dengan Dinas Pendidikan untuk memasukkan materi kepariwisataan dalam mata pelajaran di sekolah. 

Saat ini kita sedang berproses dalam penyusunan silabus kepariwisataan, semoga niat baik ini dimudahkan, sebagai upaya mendorong gerakan bangga berwisata di Wonosobo, serta mendukung visi RPJPD Kabupaten Wonosobo,” ujar Hapipi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/12/2025).

Penguatan desa wisata tersebut diarahkan pada pembenahan tata kelola, pengembangan produk wisata, serta perluasan jejaring kerja sama. 

Dalam proses pendampingan, Disparbud menekankan pentingnya membangun kerja sama formal melalui nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan berbagai pihak yang selama ini telah terlibat dalam aktivitas desa wisata. 

Langkah ini dipandang krusial untuk menjaga keberlanjutan program sekaligus memperjelas peran dan tanggung jawab setiap mitra.

Selain aspek kelembagaan, penyusunan paket wisata yang terintegrasi juga menjadi sorotan utama. 

Disparbud Wonosobo mendorong pengelola Desa Wisata Talunombo agar merancang alur wisata yang lebih lengkap, mulai dari atraksi, edukasi, hingga interaksi dengan masyarakat. 

Paket wisata yang terkonsep dengan baik dinilai mampu menghadirkan pengalaman yang utuh, meningkatkan daya saing, serta memperpanjang lama tinggal wisatawan.

Dari sisi pemasaran, strategi pengembangan kunjungan wisatawan diarahkan melalui dua jalur utama. 

Pertama, membangun kerja sama dengan biro perjalanan wisata agar Desa Wisata Talunombo masuk dalam jaringan distribusi pariwisata yang lebih luas. 

Kedua, memperkuat promosi mandiri yang dikelola langsung oleh desa wisata, terutama melalui pemanfaatan media digital.

Penguatan kelembagaan desa wisata juga menjadi perhatian Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Pertama, Dimas D. Pradikta. 

Ia menekankan pentingnya visibilitas desa wisata di tingkat nasional melalui pendaftaran resmi pada platform Jadesta (Jejaring Desa Wisata) yang dikelola Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Menurutnya, kehadiran Desa Wisata Talunombo di platform nasional tersebut akan membuka peluang promosi yang lebih luas, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik dan mitra terhadap pengelolaan desa wisata. 

Selain itu, pengelola desa juga didorong untuk mengelola akun media sosial dengan penamaan yang konsisten dan spesifik mencantumkan “Desa Wisata Talunombo” guna memperkuat identitas destinasi di ruang digital.

Sebagai bagian dari pendampingan, Disparbud Wonosobo juga telah meninjau langsung sejumlah potensi wisata yang dikembangkan masyarakat, mulai dari kawasan Joglo Soekarno, wahana bermain anak, edukasi pengolahan sampah desa, hingga aktivitas ekonomi kreatif pengrajin anyaman tas. 

Ragam potensi tersebut dinilai mampu menjadi daya tarik wisata sekaligus sumber penguatan ekonomi lokal. (ima)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.