SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Timur mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Komering untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan.
Langkah ini menyusul tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Timur, Budi Widiyanto, mengatakan potensi bencana ini sudah terlihat dari peristiwa banjir yang terjadi pada Rabu malam, 10 Desember 2025.
Banjir tersebut menerjang lima desa, yakni Desa Burnai Mulya, Karang Mulya, Karang Menjangan, Mulya Jaya, serta Desa Nirwana (Dusun 4, 5, dan 6).
Baca juga: Kronologi Tiga Pelajar yang Lagi Mancing Terjebak Banjir di Pulau Kecil Sungai Kelingi Lubuklinggau
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Namun sebanyak 23 rumah di Desa Burnai Mulya dan Karang Mulya terendam.
"Ada pula enam kepala keluarga harus mengungsi ke tempat aman," katanya, Kamis (25/12/2025).
Akses jalan kabupaten di Desa Mulya Jaya juga sempat terputus sehingga aktivitas warga lumpuh total.
Selain itu, sekitar 80 hektare sawah padi terancam gagal panen.
"Saat ini BPBD terus memantau kenaikan debit Sungai Komering. Warga diminta segera mengungsi jika air sungai mulai naik," bebernya.
Menurut Budi, bencana alam bisa terjadi kapan saja sehingga masyarakat diminta terus waspada.
Sejumlah wilayah di OKU Timur juga masuk kategori rawan banjir, yakni :
Untuk bencana longsor, kejadiannya relatif jarang karena OKU Timur bukan wilayah perbukitan.
Namun potensi tetap ada di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Ia juga menyinggung kejadian angin puting beliung yang baru saja melanda Dusun Karang Anyar, Desa Kotabaru.
BPBD memastikan kesiapan peralatan darurat, termasuk satu unit perahu karet.
Jika bencana terjadi dalam skala besar, BPBD akan berkoordinasi dengan Basarnas, TNI, Polri, serta pemerintah daerah tetangga.
Secara umum, peralatan yang dimiliki dinilai sudah cukup, namun tetap disiapkan opsi bantuan tambahan jika situasi darurat meluas.
Dalam mitigasi banjir, masyarakat diimbau menyimpan barang berharga di tempat lebih tinggi serta memastikan saluran air tidak tersumbat.
“BPBD terus memantau situasi dan siap bergerak kapan saja dibutuhkan. Kami selalu siap mengevakuasi masyarakat,” ujar Budi.
Ia menambahkan, meski curah hujan tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, potensi bencana tetap ada.
Karena itu, warga diminta tidak berteduh di bawah pohon atau baliho saat hujan disertai angin kencang.
BPBD juga membagikan sejumlah langkah antisipasi, yakni :
"Saat banjir terjadi, warga diminta memadamkan aliran listrik dan gas, mencabut kabel, serta tidak menyentuh peralatan listrik yang sudah terkena air. Evakuasi ke tempat tinggi harus segera dilakukan bersama keluarga," ucapnya.
Lalu usai banjir surut, warga diimbau tidak langsung menyalakan listrik atau gas, serta memeriksa kondisi rumah dari kemungkinan hewan berbahaya.
"Proses pembersihan disarankan menggunakan alas kaki dan sarung tangan untuk menghindari luka akibat benda tajam," terangnya.
Menutup keterangannya, Budi kembali mengingatkan masyarakat agar tetap siaga.
“Bencana alam dapat terjadi kapan saja sehingga harus diwaspadai bersama. Kami mengajak masyarakat tetap siaga dan mengikuti informasi resmi, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Komering,” tegasnya.