Sosok Nurhasanah Ibu 12 Anak di Bone, Honorer 10 Tahun Dapat Motor dari Bupati Saat Pelantikan PPPK
December 26, 2025 10:32 AM

 

SURYA.co.id - Upacara penyerahan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu di Kabupaten Bone berubah menjadi peristiwa penuh emosi.

Seorang ibu dengan kisah pengabdian panjang maju ke hadapan peserta dan pejabat daerah, menyisakan keharuan di Lapangan Merdeka Watampone, Rabu (24/12/2025).

Nurhasanah, pegawai di Kantor Camat Kajuara, menjadi sosok yang mencuri perhatian dalam kegiatan tersebut.

Perempuan yang telah mengabdi selama 10 tahun sebagai tenaga honorer itu sehari-hari bekerja dengan keterbatasan.

Jarak Kantor Camat Kajuara menuju Lapangan Merdeka Watampone mencapai sekitar 69 kilometer.

Meski demikian, seperti peserta PPPK lainnya, Nurhasanah tetap hadir mengenakan seragam Korpri lengkap.

Dalam keseharian, ia berangkat kerja dengan menumpang ojek.

Jarak rumahnya ke kantor memang hanya sekitar satu kilometer, namun keterbatasan transportasi membuat ojek menjadi pilihan utama selama ini.

Pertanyaan Sederhana yang Mengundang Haru

Pelantikan PPPK di GOR Gajah Putih, Jalan Brigjen Soetran, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.
Ilustrasi pelantikan PPPK. (Sofyan Arif Candra Sakti/TribunJatim.com)

Usai penyerahan SK PPPK Paruh Waktu, Bupati Bone Andi Asman Sulaiman menyempatkan diri berdialog dengan para peserta. Ia melontarkan satu pertanyaan sederhana kepada hadirin.

“Siapa di sini yang memiliki anak 10 orang?” tanyanya, melansir dari Tribun Timur.

Nurhasanah tampak ragu sejenak sebelum akhirnya mengangkat tangan.

Ia kemudian dipersilakan maju ke podium dan berdiri di samping Bupati Bone untuk menceritakan kisah hidupnya secara langsung.

Ibu 12 Anak dan Cerita Pengorbanan

Dengan suara bergetar, Nurhasanah mengungkap bahwa dirinya memiliki 12 orang anak.

Anak tertuanya berusia 30 tahun, sementara yang paling bungsu berumur 10 tahun.

Suaminya merupakan pensiunan pegawai di Kantor Camat Kajuara.

Dalam keseharian, Nurhasanah terbiasa bangun sejak subuh untuk memasak dalam jumlah besar.

Ia menyiapkan makanan agar anak-anak yang bangun belakangan atau pulang ke rumah tetap bisa langsung makan.

Anak-anak yang lebih tua juga terbiasa membantu menjaga adik-adiknya.

Cerita tersebut membuat suasana upacara menjadi hening dan penuh empati dari para peserta yang hadir.

Hadiah Motor di Momen Hari Ibu

Bupati Bone Andi Asman Sulaiman mengaku tersentuh mendengar kisah Nurhasanah.

Ia menyampaikan bahwa penyerahan SK PPPK Paruh Waktu tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Ibu.

“Ini bentuk penghargaan kepada ibu yang telah merawat dan membesarkan banyak anak, sekaligus tetap mengabdi kepada negara,” ujar Andi Asman.

Sebagai bentuk apresiasi, Bupati Bone memberikan hadiah satu unit sepeda motor kepada Nurhasanah.

Pemberian tersebut disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta upacara.

Nurhasanah tak mampu menyembunyikan haru. Dengan mata berkaca-kaca, ia menyampaikan rasa syukur atas perhatian yang diterimanya.

“Saya berterima kasih sekali kepada Bapak Bupati. Selama ini saya ke kantor naik ojek. Alhamdulillah, saya tidak menyangka akan mendapatkan motor,” ujarnya sambil meneteskan air mata.

Bagi Nurhasanah, sepeda motor tersebut bukan hanya sarana transportasi, melainkan simbol penghargaan atas pengabdian panjangnya sebagai tenaga honorer sekaligus perannya sebagai ibu dalam keluarga besar yang ia rawat dengan penuh pengorbanan.

Cerita Haru Ratma dan Subani

PPPK - Ratma dan Subani dilantik sebagai ASN PPPK di Aula Syekh Quro Unsika, Karawang, Senin (6/10/2025).
PPPK - Ratma dan Subani dilantik sebagai ASN PPPK di Aula Syekh Quro Unsika, Karawang, Senin (6/10/2025). (TribunBekasi/Muhammad Azzam)

Di kisah lain, Ratma dan Subani tak pernah menyangka nasib mereka berubah drastis setelah belasan tahun mengabdi sebagai satpam dan office boy (OB) di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).

Keduanya menjalani prosesi pelantikan di Aula Syekh Quro Unsika, Senin (6/10/2025). 

Raut wajah bahagia sekaligus terharu terpancar di wajah Ratma dan Subani yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam rapi. 

Mata Ratma berkaca-kaca, sedangkan Subani terlihat menunduk sembari mengusap pelipisnya.

Suasana aula berubah haru saat nama mereka dipanggil untuk menerima Surat Keputusan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sejak 2009, Ratma bertugas menjaga keamanan di lingkungan Unsika, jauh sebelum kampus itu berubah status menjadi negeri pada 2014.

“Enggak nyangka banget. Dari dulu saya cuma satpam, enggak kepikiran bakal jadi PPPK,” kata Ratma sambil tersenyum kecil, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunJabar.

Ia masih bertugas di area rektorat Gedung Opon dan halaman depan kampus, memastikan setiap aktivitas berjalan aman. Di balik seragamnya yang sederhana, ia menyimpan rasa bangga yang besar.

“Terima kasih buat Unsika yang sudah kasih kesempatan ini. Harapan saya semoga bisa terus semangat dan mengabdi sampai kapan pun,” ujarnya.

Di sisi lain, Subani yang bekerja sebagai pramu bakti di Fakultas Teknik tak kalah terharu.

Sejak 2007, ia sudah setia dengan rutinitas yang mungkin dianggap sederhana oleh banyak orang yaitu menyiapkan teh dan kopi dosen, merapikan ruang kelas, dan menjaga kebersihan setiap sudut fakultas.

“Sudah 18 tahun saya kerja di sini. Alhamdulillah, akhirnya diangkat juga jadi ASN,” katanya lirih.

Kabar itu disambut suka cita oleh keluarganya.

Istri dan dua anaknya menangis bahagia ketika mendengar kabar bahwa kepala keluarga mereka kini menjadi pegawai pemerintah.

“Anak-anak sama istri senang banget. Katanya enggak nyangka, akhirnya ayah bisa jadi ASN,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Rektor Unsika, Ade Maman Suherman, mengatakan bahwa pelantikan Ratma dan Subani bertepatan dengan Dies Natalis ke-11 Unsika.

Total ada 340 orang yang menerima SK PPPK dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI.

Mereka terdiri atas dosen serta tenaga kependidikan, termasuk petugas keamanan dan pramu bakti.

“Penyerahan SK PPPK ini menjadi bentuk komitmen peningkatan mutu SDM di Unsika,” ujar Prof Ade Maman.

Menurutnya, pengangkatan Ratma dan Subani merupakan bentuk apresiasi nyata terhadap dedikasi mereka yang telah lama mengabdi.

“Sudah 17 tahun mereka bekerja dengan penuh loyalitas. Sekarang waktunya kami memberikan penghargaan setimpal atas pengabdian itu,” tuturnya.

Kisah dua pegawai sederhana ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan ketulusan tidak pernah sia-sia. Dari menjaga pintu gerbang dan menyapu ruang kuliah, mereka kini menjadi bagian dari jajaran ASN di kampus negeri kebanggaan Karawang.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.