Waspada! Serangan Jantung Paling Banyak Terjadi di Akhir Desember
December 26, 2025 04:17 PM

TRIBUNGORONTALO.COM -- Bagi banyak orang, musim liburan identik dengan kebahagiaan, kebersamaan keluarga, dan perayaan.

Namun di balik suasana hangat Natal dan Tahun Baru, riset justru menunjukkan fakta mengejutkan.

Terungkap pekan terakhir Desember menjadi periode paling mematikan akibat serangan jantung.

American Heart Association (AHA) atau Asosiasi Jantung Amerika mengingatkan, akhir tahun adalah waktu di mana masyarakat harus ekstra waspada terhadap kesehatan jantung.

Sejumlah penelitian ilmiah mengonfirmasi bahwa angka kematian akibat penyakit jantung meningkat tajam selama masa liburan, bahkan lebih tinggi dibandingkan waktu lainnya sepanjang tahun.

Salah satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation mengungkapkan bahwa 25 Desember menjadi hari dengan jumlah kematian akibat masalah jantung tertinggi di Amerika Serikat.

Angka tersebut disusul 26 Desember dan 1 Januari sebagai hari-hari dengan risiko serupa.

Temuan serupa juga datang dari Eropa. Studi lain yang dimuat dalam British Medical Journal menganalisis data lebih dari 16 tahun di Swedia.

Hasilnya, terjadi peningkatan serangan jantung sebesar 15 persen selama libur musim dingin.

Lonjakan paling drastis bahkan terjadi pada malam Natal sekitar pukul 22.00, dengan kenaikan mencapai 37 persen.

Risiko tersebut jauh lebih tinggi pada kelompok rentan, seperti lansia di atas 75 tahun, penderita diabetes, serta mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Para dokter meyakini, ada sejumlah faktor yang saling berkaitan di balik meningkatnya risiko serangan jantung saat liburan.

Menurut Dr. Michael Tanoue, seorang ahli jantung di Hawai’i sekaligus Ketua Dewan AHA cabang setempat, musim liburan sering kali identik dengan stres emosional, konsumsi makanan tinggi lemak dan garam, alkohol berlebihan, serta penurunan aktivitas fisik.

Selain itu, banyak orang cenderung mengabaikan gejala awal serangan jantung atau stroke karena tidak ingin merusak suasana liburan atau menghabiskan waktu di rumah sakit bersama keluarga.

Padahal, mengabaikan tanda-tanda tersebut justru bisa berakibat fatal. Dr. Tanoue menegaskan, lebih baik memeriksakan diri lebih awal daripada mengambil risiko yang mengancam nyawa.

Penanganan medis yang cepat bukan hanya menyelamatkan hidup, tetapi juga memberi kesempatan untuk menikmati lebih banyak momen liburan di masa depan bersama orang-orang tercinta.

Tak hanya melindungi diri sendiri, setiap orang juga bisa berperan menyelamatkan nyawa orang lain.

Jika seseorang mengalami serangan jantung atau kolaps akibat henti jantung di pesta, pusat perbelanjaan, atau acara keluarga, tindakan CPR (resusitasi jantung paru) yang dilakukan segera sambil menghubungi layanan darurat dapat menjadi penentu hidup dan mati.

Karena itu, AHA mendorong pentingnya mempelajari Hands-Only CPR, metode CPR sederhana tanpa napas buatan.

Organisasi tersebut bahkan menganjurkan setidaknya satu orang di setiap keluarga memiliki keterampilan ini.

AHA menyediakan video singkat dan mudah diikuti di situs Heart.org/HandsOnlyCPR, yang bisa ditonton bersama keluarga sebagai aktivitas liburan yang bermakna, dan berpotensi menyelamatkan nyawa.

Masa liburan juga dinilai sebagai momen tepat untuk membicarakan riwayat kesehatan keluarga.

Penyakit jantung dan stroke kerap bersifat turunan. Jika orang tua, saudara kandung, atau kakek-nenek memiliki riwayat gangguan jantung, maka risiko pada anggota keluarga lain juga meningkat. Namun dengan mengetahui riwayat tersebut, langkah pencegahan bisa dilakukan lebih dini.

Ada sejumlah langkah sederhana namun penting untuk menjaga kesehatan jantung selama liburan.

Pertama, kenali gejala serangan jantung dan stroke, lalu bertindak cepat jika muncul. Semakin cepat mendapatkan bantuan medis, semakin besar peluang untuk pulih.

Kedua, atur pola makan dan minum dengan bijak. Tidak perlu sepenuhnya menghindari makanan favorit, tetapi cobalah membuat pilihan yang lebih sehat dan batasi konsumsi garam serta alkohol.

Ketiga, luangkan waktu untuk diri sendiri. Liburan sering kali melelahkan secara emosional, sehingga penting untuk mencari waktu relaksasi dan ketenangan.

Keempat, tetap aktif bergerak. Targetkan setidaknya 150 menit aktivitas fisik per minggu. Bahkan berjalan santai bersama keluarga sudah memberikan manfaat besar bagi jantung.

Terakhir, jangan lupakan kedisiplinan mengonsumsi obat-obatan. Jadwal liburan yang padat sering membuat orang lupa minum obat atau terlambat menebus resep.

Gunakan catatan obat dan rutin memantau tekanan darah untuk menjaga kondisi tetap stabil.

Dengan meningkatkan kesadaran dan menjaga kesehatan, masyarakat tetap bisa menikmati liburan tanpa mempertaruhkan nyawa.

Hadiah terbaik bagi diri sendiri dan keluarga di musim liburan bukanlah kemewahan, melainkan kesehatan yang terjaga. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.