Aceh Timur Masih Tanggap Darurat Sebulan Pasca Banjir Bandang
December 26, 2025 05:20 PM

 

PROHABA.CO, ACEH TIMUR -  Bencana hidrometeorologi telah meluluhlantakkan Kabupaten Aceh Timur. Banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Timur menelan puluhan korban jiwa, sementara ada warga lainnya masih dinyatakan hilang. 

Dampak bencana ini dirasakan di seluruh wilayah, akibat banjir yang menerjang 12 kecamatan di kabupaten tersebut dan melumpuhkan aktivitas kehidupan masyarakat.

Sudah sebulan setelah banjir bandang melanda Kabupaten Aceh Timur, wilayah ini masih berada dalam masa tanggap darurat dan pemulihan pasca bencana.

Melansir Serambinews data yang didapatkan dari Posko Komando penanganan tanggap darurat bencana di Idi Rayeuk, hingga Jumat (26/12/2025):

288.311 jiwa terdampak

57 orang meninggal dunia

Kerugian materil mencapai Rp 6,17 triliun

Banjir bandang tersebut menerjang 24 kecamatan dan 444 desa, dengan ketinggian air bervariasi antara 1 hingga 10 meter.

Akibatnya, 20.537 jiwa masih bertahan di tenda pengungsian yang tersebar di 52 titik hingga saat ini, masyarakat yang masih menungsi itu disebabkan karena rumah mereka rusak parah atau hanyut terbawa arus.

Selain itu, tercatat 834 jiwa mengalami luka-luka dan 1.815 jiwa lainnya dilaporkan sakit.

Baca juga: Bencana Alam Sebagai Tanda Ujian Allah

Baca juga: Mendagri Serahkan Bantuan Pascabanjir di Aceh Tamiang dan Aceh Timur

Kerusakan Fasilitas dan Hunian

Dampak dari akibat Bencana hidrometeorologi ini juga merusak fasilitas umum dan ribuan rumah warga rusak hingga tak bisa ditepati lagi.

6.782 unit rusak berat

4.877 unit rusak sedang

7.359 unit rusak ringan

Upaya Pemerintah dan Relawan

Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama tim relawan terus berpacu dengan waktu untuk memenuhi kebutuhan darurat pengungsi.

Dalam rapat evaluasi terbaru, ditemukan sejumlah daerah yang belum memiliki tenda layak huni.

Bupati Aceh Timur meminta pihak kecamatan memperbaiki akurasi data agar prosedur bantuan lebih tepat sasaran dan cepat.

Saat ini, kebutuhan paling mendesak bagi pengungsi adalah air bersih, baik melalui pengadaan tangki maupun sumur bor untuk para pengungsi korban banjir yang masih krisis air bersih.

Distribusi bantuan masih menghadapi tantangan besar karena jaringan telekomunikasi di lokasi pengungsian terhambat, sehingga koordinasi antarwilayah sulit dilakukan.

Banyak pengungsi juga masih harus bertahan di tenda sementara yang tidak layak, menambah beban penderitaan pasca bencana.

(Serambinews/Maulidi Alfata)

Baca juga: Tukang Ojek Meninggal Usai Minum Jamu Kecubung, Sepasang Kekasih Jadi Tersangka Perampokan

Baca juga: Jalur Bireuen-Takengon Dipastikan Aman Pasca Hujan Deras di Bener Meriah

Baca juga: 4 Gampong di Indra Makmu Aceh Timur Kembali Dikepung Banjir, Warga Trauma dan Siaga

 

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.