Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung mencatat tren penurunan tingkat hunian kamar hotel di Bumi Ruwa Jurai sepanjang tahun 2025.
Memasuki momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, tingkat hunian kamar hotel di Lampung masih masih belum mengalami lonjakan signifikan.
Ketua BPD PHRI Lampung Handitya Narapati mengungkapkan, proyeksi okupansi hingga akhir tahun ini tidak setinggi tahun lalu.
Dia menyebut, penurunan ini terjadi baik pada hotel kelas berbintang maupun hotel nonbintang.
"Memasuki Nataru ini kondisinya belum menunjukkan lonjakan yang lebih baik dari tahun sebelumnya," ujar pria yang akrab disapa Dadek, Jumat (26/12/2025).
Dia mengatakan, okupansi hotel berbintang pada momen Nataru tahun ini hanya berkisar 62 persen turun dari tahun lalu yang mencapai 71 persen
Sementara, okupansi hotel non bintang berkisar 59 persen yang juga turun dibanding lalu yang mencapai 67 persen.
Meski realisasi saat ini masih di bawah target, PHRI Lampung tetap optimistis akan ada gelombang pemesanan kamar di detik-detik terakhir menjelang pergantian tahun.
"Kami berharap pada tanggal 30 dan 31 Desember nanti terjadi peningkatan pemesanan sehingga target industri hotel di Provinsi Lampung dapat tercapai," pungkasnya.
Menurutnya, penurunan okupansi hotel tak lepas dari kebijakan penghematan anggaran pemerintah yang berlangsung pada semester pertama 2025.
"Pada semester pertama 2025, hampir tidak ada kegiatan pemerintahan yang dilakukan di hotel karena penghematan anggaran," kata Dede.
Ia menyebut untuk Provinsi Lampung dan sebagian besar daerah di luar Bali serta enam destinasi Bali Baru, belanja pemerintah masih menjadi sumber utama pergerakan industri perhotelan.
"Kontribusi belanja pemerintah terhadap okupansi hotel bisa mencapai sekitar 50 persen," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mencatat adanya perbaikan pada semester kedua 2025 seiring pelonggaran anggaran pemerintah.
Hal ini membuat tingkat hunian hotel mulai bergerak naik, meskipun belum kembali ke level tahun sebelumnya.
"Kondisi ini yang membuat kami memproyeksikan okupansi akhir tahun 2025 berada di angka 62 persen untuk hotel berbintang dan 60 persen untuk hotel nonbintang," ucapnya.
Khusus periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), pihaknya Lampung juga mencatat capaian okupansi hotel yang masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
"Hingga 23 Desember 2025, tingkat hunian hotel berbintang tercatat 62 persen, sementara hotel nonbintang berada di angka 59 persen," sebut Dede.
Ia menyebut angka ini menurun jika dibandingkan periode yang sama pada 2024.
"Penurunan year on year ini cukup signifikan, di mana okupansi hotel berbintang mencapai 71 persen dan hotel nonbintang 67 persen," imbuhnya.
Meski begitu, pihaknya berharap masih ada tambahan pemesanan kamar menjelang puncak libur akhir tahun.
"Kami berharap pada tanggal 30 dan 31 Desember nanti terjadi peningkatan pemesanan sehingga target industri hotel di Provinsi Lampung dapat tercapai," tukasnya.
( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )