Mantan Suami Meninggal, Wanita Ini Datang Diam-diam ke Pemakaman dan Temukan Fakta Mengejutkan
December 26, 2025 08:27 PM

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita mengungkap kisah pilu yang dialaminya setelah mengetahui kabar meninggalnya mantan suami.

Meski telah bercerai dan lama tidak berkomunikasi, rasa cinta yang pernah terjalin di antara mereka ternyata belum sepenuhnya hilang.

Keputusan untuk diam-diam menghadiri pemakaman sang mantan suami justru membuka sebuah rahasia besar yang selama ini tidak pernah ia ketahui dan membuat hatinya hancur.

Dikutip dari Eva.vn Jumat (26/12/2025), wanita tersebut menceritakan bahwa dirinya dan mantan suaminya menjalin hubungan asmara selama tiga tahun sebelum akhirnya menikah dan membina rumah tangga selama empat tahun.

Selama bertahun-tahun, hubungan mereka dikenal harmonis dan menjadi panutan bagi lingkungan sekitar. Banyak teman yang mengagumi pernikahan mereka karena meskipun telah lama bersama, keduanya tetap terlihat saling mencintai seperti di awal hubungan.

Sang suami dikenal sebagai sosok yang perhatian dan selalu membuat istrinya merasa dicintai serta dihargai.

Namun, tanpa alasan yang jelas, perubahan mulai terjadi dalam rumah tangga mereka. Wanita itu mengaku telah lama merasakan firasat tidak baik.

Menjelang perceraian, sikap sang suami berubah drastis. Ia mulai bersikap dingin, sering pulang larut malam, bahkan beberapa kali tidak pulang ke rumah tanpa memberikan penjelasan.

Kata-kata kasar, kemarahan yang tidak biasa, serta tatapan yang semakin menjauh membuat wanita tersebut merasa terluka dan tertekan secara emosional.

Dalam kondisi tersebut, ia berusaha mempertahankan pernikahan. Ia mencoba bertanya, memahami, dan mencari tahu penyebab perubahan sikap sang suami. Namun, semua usaha itu tidak membuahkan hasil.

Setelah berbulan-bulan mengalami tekanan batin, ia akhirnya memutuskan untuk mengajukan perceraian. Keputusan itu disetujui sang suami tanpa perlawanan, sebuah respons yang justru semakin melukai perasaannya.

Pasca perceraian, keduanya sepakat untuk memutus seluruh komunikasi. Selama enam bulan, wanita tersebut tidak pernah menghubungi ataupun menerima kabar dari mantan suaminya.

Ia berusaha melanjutkan hidup dan melupakan cinta yang pernah mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan sekaligus air mata. Namun, upaya tersebut runtuh ketika ia menerima kabar bahwa mantan suaminya telah meninggal dunia.

Mendengar kabar duka tersebut, wanita itu mengaku sangat terpukul. Meski status mereka telah berubah, perasaan cinta yang pernah ada tidak pernah benar-benar hilang.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, ia memutuskan untuk diam-diam menghadiri pemakaman mantan suaminya, dengan tujuan melihatnya untuk terakhir kali tanpa menarik perhatian siapa pun.

Di pemakaman, suasana duka menyelimuti seluruh pelayat. Semua orang menundukkan kepala dan menangis kehilangan.

Wanita tersebut berdiri dari kejauhan, berusaha menahan emosi dan air mata agar tidak menarik perhatian.

Ia mengaku takut perasaannya terbaca oleh orang-orang di sekitarnya, takut diketahui bahwa cintanya pada sang mantan suami masih begitu besar.

Saat berada di pemakaman, sebuah peristiwa tak terduga terjadi. Ia secara tidak sengaja berada di dekat seorang teman lama mantan suaminya dan mendengar percakapan berbisik yang mengungkap sebuah rahasia besar.

Dari percakapan tersebut, ia mengetahui bahwa mantan suaminya ternyata telah lama mengidap penyakit serius.

Sang suami sengaja bersikap kasar, mudah marah, dan menjauh agar istrinya mau bercerai karena ia tidak ingin menjadi beban bagi orang yang dicintainya.

Mendengar fakta itu, wanita tersebut terdiam dan merasa seolah dunia runtuh. Semua rasa sakit, kekecewaan, dan kemarahan yang selama ini ia pendam berubah menjadi penyesalan mendalam.

Ia menyadari bahwa sikap dingin dan jarak yang diciptakan mantan suaminya justru merupakan bentuk pengorbanan dan cinta yang sangat besar.

Tak mampu menahan emosi, ia berlutut dan menangis tersedu-sedu di pemakaman. Ia menyesali kenyataan bahwa dirinya tidak pernah diberi kesempatan untuk mendampingi sang suami menghadapi masa-masa sulit.

Dalam kesedihannya, ia teringat kembali hari-hari perpisahan, malam-malam sepi, serta sikap dingin yang dahulu ia benci, yang kini dipahami sebagai bukti cinta yang mendalam.

Sepulang dari pemakaman, wanita tersebut membawa pulang luka batin yang belum terobati. Ia tidak dapat memeluk mantan suaminya untuk terakhir kali, namun memilih menyimpan kenangan dan cinta tersebut di dalam hati.

Meski mengaku akan berusaha melanjutkan hidup, ia menyadari bahwa rasa kehilangan dan cinta itu tidak akan pernah sepenuhnya hilang.

(cr31/tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.