TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah wilayah kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) telah memasuki musim hujan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mencatat beberapa hari yang lalu sejumlah wilayah di tiga provinsi tersebut telah terdampak banjir susulan sebab intensitas hujan yang tinggi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sejumlah wilayah terdampak bencana yang dilanda banjir susulan sejak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar pada 25 November 2025 lalu.
Wilayah itu antara lain Bireuen dan Pidie Jaya di Aceh pada Rabu (24/12/2025), Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) di Sumatera Utara pada Minggu (7/12/2025), serta Kota Padang, Sumatera Barat pada Minggu (14/12/2025).
Pria yang akrab disapa Aam itu menjelaskan hingga 26 Desember 2025, sebanyak empat pesawat telah melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebanyak total 245 sortie penerbangan dengan 231.200 Kg bahan semai di Aceh.
Baca juga: Menkes: Dokter yang Dikirim ke Lokasi Bencana di Sumatera Berhak Dapat 10 Poin SKP
Kemudian dua pesawat telah melaksanakan OMC total 160 sortie penerbangan dengan 135.400 Kg bahan semai di Sumatera Utara.
Selanjutnya tiga pesawat telah melaksanakan OMC total 223 sortie penerbangan dengan 223.125 Kg bahan semai di Sumatera Barat.
"Ini kita berupaya mengurangi hujan seoptimal mungkin pada kondisi musim hujan," ujarnya saat Konferensi Pers Update Penanganan Bencana Banjir Longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang disiarkan langsung di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Jumat (26/12/2025).
Ia mengatakan OMC dilakukan karena kebutuhan di lapangan guna mempercepat pemulihan wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Baca juga: Terdampak Bencana, 20.000 Calon Jemaah Haji dari Sumatera Terancam Gagal Berangkat di 2026
Aam mengatakan BNPB dan kementerian/lembaga lain siap untuk meningkatkan sortie penerbangan OMC meski tak menambah jumlah pesawat bila diperlukan.
Selain itu, kata Aam, pemerintah juga siap melakukan OMC selama 24 jam bila direkomendasikan BMKG.
"Kita punya pengalaman operasi OMC ini (dilakukan) 24 jam dan jika ini memang diperlukan, jika melihat kondisi ada beberapa kali banjir susulan, maka ini akan kita lakukan sesuai dengan rekomendasi BMKG," pungkasnya.