Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Okupansi hunian kamar atau hotel di Jawa Timur pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 rata-rata berada di angka 70 persen.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur memprediksi angkanya akan meningkat, mengingat banyak masyarakat yang saat ini kerap merencanakan perjalanan liburan secara mendadak atau last minute.
Karena itu, berbagai hotel telah menyiapkan berbagai paket dan promo untuk menggaet pengunjung.
“Kita sudah persiapan paket dan service, kalau di Surabaya kemarin ada Holiday Sale. Secara keseluruhan kami menyiapkan paket bundling dan food and beverage,” ujar Ketua PHRI Jatim, Dwi Cahyono, Kamis (25/12/2025).
Pihaknya memperkuat sosialisasi dengan para pelaku industri perhotelan maupun kawasan, terutama di tengah potensi cuaca ekstrem hingga akhir tahun 2025.
Dwi menyebut, tak sedikit calon wisatawan atau pengunjung yang memastikan terkait kondisi sekitar kawasan wisata.
“Karena cuaca ekstrem, ya ada (wisatawan) yang wait and see (menunggu dan melihat), lihat jadwal bagaimana cuaca dan kondisi. Tugasnya hotel kita bersama untuk menginformasikan (kepada wisatawan),“ ujarnya.
“Memang biasanya kalau iklim bagus, booking (akomodasi) juga meningkat,” ungkapnya.
Dwi menyebut, saat ini akomodasi sekitar tempat wisata terutama destinasi alam mencatat okupansi lebih dari 70 persen.
Seperti Kota Batu disebut mencapai 75 persen, sementara Malang dan Banyuwangi berada di angka 70 persen.
Baca juga: Setelah Mati Suri Akibat Pandemi, Wisata Sumber Ubalan Kediri Siap Sambut Pengunjung Akhir Tahun
Sementara wilayah lainnya seperti akomodasi di sekitar wisata kota berada di angka 60 hingga 65 persen.
“Sudah masuk Natal di atas 60 persen. Liburan anak-anak juga belum semua, jadi nanti pasti (okupansi) akan meningkat. Kalau target okupansi saat libur Nataru di Jawa Timur tahun ini bisa tembus 90 persen,” kata Dwi.
Angka ini menandakan mobilisasi masyarakat kian masif saat libur Nataru, baik untuk menikmati liburan, wisata, maupun bertemu dengan sanak saudara.
Terkait malam pergantian tahun, PHRI Jatim tengah melakukan sosialisasi mengenai aturan yang berlaku di wilayah setempat kepada para pengelola hotel maupun restoran.
“Kita koordinasi dengan pihak keamanan untuk acara-acara terkait tahun baru. Misalnya batasan penggunaan kembang api dan lain-lain, kita sosialisasikan,” tutup Dwi.