Menyusuri Medan Sulit Parmonangan, Ketua DPD PDIP Sumut Salurkan Bantuan untuk 500 KK Korban Bencana
TRIBUN-MEDAN.COM, TAPANULI UTARA-Hujan belum benar-benar pergi dari perbukitan Parmonangan.
Jalan tanah licin, longsor di beberapa titik, dan akses yang terputus tak menyurutkan langkah Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Drs apidin Simbolon MM yang juga anggota Komisi XIII ini menyapa dan memastikan nasib warga di sana dalam kunjungannya pada 17 Desember 2025 lalu.
Setelah Adian Koting, ia kembali ke Tapanuli Utara dalam gelombang lanjutan usai dari Kabupaten Tapteng dan Kota SIbolga, menyapa warga yang hidupnya porak-poranda akibat banjir dan longsor beruntun sejak November lalu.
Pada Rabu, 17 Desember 2025, Rapidin tiba di Desa Hutajulu, Kecamatan Parmonangan wilayah yang dalam beberapa pekan terakhir nyaris terisolasi.
Untuk mencapai desa ini, rombongan harus melintasi jalan sempit yang sebagian tergerus air, menuruni lereng curam, dan berhenti berkali-kali karena hujan turun mendadak. Di kanan-kiri, tanah masih basah dan rawan longsor susulan.
Di hadapan warga yang sebagian masih tinggal di rumah rusak dan pengungsian darurat, Rapidin menyerahkan bantuan sembako kepada sekitar 500 kepala keluarga terdampak.
Bantuan itu disalurkan ke Desa Hutajulu (200 KK), Desa Pertengahan (160 KK), pengurus dan anggota ranting PDI Perjuangan yang turut terdampak (40 KK), serta tambahan 110 KK yang penyalurannya harus dipercepat karena hujan deras kembali turun dan mengancam keselamatan perjalanan.
“Ini bukan sekadar bantuan. Ini kewajiban moral. PDI Perjuangan harus hadir di tengah rakyat, terutama saat mereka kehilangan rumah, keluarga, dan rasa aman,” kata Rapidin di sela pembagian bantuan.
Selain sembako, Rapidin juga memastikan adanya bantuan langsung bagi warga yang rumahnya rusak berat akibat longsor.
Bantuan tersebut akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing korban, dengan syarat pendataan dan dokumentasi kerusakan.
“Rumah yang rusak parah silakan dilengkapi dengan foto. Partai akan membantu langsung. Jangan sampai rakyat dibiarkan sendirian menghadapi bencana,” ujar anggota DPR RI itu.
Ketua DPC PDI Perjuangan Taput, Jimmi Tambunan, menyebut duka warga Parmonangan adalah duka bersama.
“Serahkan semuanya kepada Tuhan. Tapi sebagai manusia, kita wajib saling menopang agar kehidupan bisa dibangun kembali,” katanya lirih.
Bantuan yang disalurkan kali ini meliputi 200 karung beras @5 kilogram, 200 kilogram minyak goreng, dan 1.400 bungkus mi instan, diserahkan bersama Ketua DPRD Taput Arifin Rudi Nababan, Sekretaris DPC PDIP Sabungan Parapat, dan jajaran pengurus partai.
Kemudian dilanjutkan hari brikutnya karena ancaman cuaca ekstrim.
Data terakhir mencatat 23 orang meninggal dunia akibat rangkaian bencana di Kabupaten Tapanuli Utara.
Puluhan rumah rusak, sedikitnya empat jembatan putus, dan sejumlah desa—termasuk Huta Tua dan Pertengahan sempat terisolasi.
Jalur utama Taput–Sibolga tertutup di banyak titik, sementara listrik padam berhari-hari.
Melihat skala kerusakan dan dampak sosial yang luas, Rapidin mendesak pemerintah pusat menetapkan bencana Tapanuli Utara sebagai bencana nasional.
“Ini bukan bencana kecil. Medannya berat, wilayahnya luas, korban jiwa banyak, dan pemulihan tak bisa ditangani daerah sendiri. Negara harus hadir penuh, dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Bagi warga Parmonangan, bantuan itu memang belum menghapus luka. Namun di tengah jalan yang rusak dan hujan yang belum reda, kehadiran yang menembus medan sulit memberi satu pesan sederhana, mereka belum ditinggalkan.(Jun-tribun-medan.com).