Warga Wonocolo Surabaya Hasilkan 7 Kuintal Ikan dalam Sekali Panen dengan Manfaatkan Bozem
December 27, 2025 05:02 PM

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tak hanya menjadi daerah resapan, bozem di Surabaya, Jawa Timur, kini berfungsi sebagai kawasan pengendali banjir, budi daya perikanan, sekaligus sentra tanaman buah.

Seperti yang dilakukan masyarakat RW 6 Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, yang berhasil memanfaatkan lahan bozem sebagai kawasan multifungsi.

Ketua RW 6 Kelurahan Jemur Wonosari, Hari Adiono, menjelaskan, sejak awal bozem difungsikan untuk menanggulangi genangan dan banjir di wilayahnya.

Namun seiring waktu, warga berinisiatif memaksimalkan potensi lahan agar memberi nilai tambah ekonomi dan sosial tanpa menghilangkan fungsi utama bozem.

"Awalnya, fungsi utama bozem itu untuk menanggulangi genangan air atau banjir di wilayah Jemur Wonosari. Tapi kemudian kami maksimalkan, kami manfaatkan untuk budi daya ikan, terutama ikan nila dan bawal, serta tanggul-tanggul yang tidak terpakai kami tanami pisang,” ujar Hari Adiono ketika dikonfirmasi di kawasan tersebut, Jumat (26/12/2025).

Bozem yang diresmikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada tahun 2022 tersebut berhasil mempercepat peresapan air saat hujan, sehingga aliran air menuju sungai menjadi lebih lancar.

Banjir tidak ada dan bahkan jumlah genangan bisa ditekan.

Dari sisi budi daya perikanan, warga menggunakan pakan alami berupa plankton dan lumut sehingga kualitas ikan tetap terjaga dan tidak berbau tanah.

Ongkos produksi bisa diminimalkan.

“Hasil panen ikan pertama kali langsung kami bagikan ke warga, petugas kebersihan, sekuriti, bahkan ke masjid untuk sedekah Jumat. Begitu juga dengan hasil panen pisang, semuanya untuk kepentingan warga,” katanya.

Baca juga: Masuk Perda, Pengembang Perumahan di Surabaya Bakal Diwajibkan Bikin Bozem Untuk Cegah Banjir

Jenis ikan yang dibudidayakan mayoritas adalah ikan nila, baik nila merah maupun nila putih.

Selain itu, terdapat pula lele dalam jumlah terbatas, serta rencana pengembangan ikan patin ke depan.

Sementara untuk tanaman, warga menanam berbagai jenis pisang seperti pisang cavendish, rojo nongko, dan kepok yang hasilnya rutin dibagikan.

Bahkan, warga juga memanfaatkan seluruh bagian pisang, baik buah, daun, maupun pohonnya.

Pantauan Tribun Jatim Network, lahan tersebut terlihat hijau dan asri.

Hari menuturkan, dalam sekali panen, total ikan yang dihasilkan bisa mencapai sekitar 7 kuintal.

Ikan tersebut dibagikan merata kepada sekitar 200 kepala keluarga di empat RT yang ada di RW 6.

Ia menegaskan, seluruh pengelolaan dilakukan secara swadaya, tanpa membeli bibit maupun pakan secara rutin, karena warga telah memiliki pembibitan sendiri.

"Kami tidak pernah beli bibit lagi. Kalau ada ikan mati karena perubahan cuaca, kami isi lagi dari pembibitan yang sudah ada. Jadi ini benar-benar dari warga, oleh warga, untuk warga,” imbuhnya.

Apresiasi

Atas keberhasilan tersebut, Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS) memberikan apresiasi langsung saat meninjau lokasi.

Ia menilai, pengelolaan bozem di RW 6 Jemur Wonosari sebagai contoh nyata ketahanan pangan perkotaan yang patut ditiru wilayah lain.

“Walaupun Surabaya minim lahan pertanian, semangat warganya luar biasa. Lahan bozem ini dimanfaatkan untuk peternakan ikan dan penanaman pisang. Hasilnya digunakan untuk pangan warga,” ujar Bambang Haryo.

Ia menyebut, inisiatif tersebut sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, pemanfaatan lahan sempit di perkotaan untuk pertanian dan perikanan adalah kunci menuju swasembada pangan.

“Ini bisa ditiru kecamatan lain. Saya juga mengapresiasi Pemerintah Kota Surabaya yang mengalokasikan anggaran pertanian cukup besar, bahkan lebih besar dari daerah penyangga. Dengan dukungan itu, masyarakat bisa mandiri pangan, mirip konsep yang diterapkan di Singapura,” kata politisi Partai Gerindra ini.

Selain mendukung ketahanan pangan, Bambang Haryo menegaskan, fungsi utama bozem sebagai penampung dan resapan air tetap harus dijaga.

Ia mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya melalui dinas terkait yang rutin melakukan pengerukan dan menjaga kedalaman bozem.

“Bozem ini bersih, jernih, dan cukup dalam. Sangat efektif sebagai penampungan air agar tidak terjadi banjir di wilayah ini,” kata legislator asal daerah pemilihan (dapil) Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo) ini. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.