TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menutup penghujung tahun 2025, pendakwah Gus Miftah menggelar doa bersama.

Acara doa bersama bertajuk 'Doa Untuk Negeri: Satu NU, Satu Bangsa' tersebut berlangsung khidmat di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Barat.

Acara sabtu malam ini juga dihadiri ribuan jamaah Nahdliyin yang memadati area masjid sejak selepas Isya.

Di dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah menyebut momen pada acara ini menjadi ruang spiritual untuk mendoakan pemulihan pascabencana di Sumatera sekaligus mendoakan keselamatan bangsa dari ancaman iklim ekstrem yang belakangan kian nyata dirasakan masyarakat.

"Ide acara ini baru tiga hari lalu saya ditelepon Pak Dasco. Beliau bilang, ‘Gus, saya rindu istighosahnya orang NU, Mumpung ini musibah, yuk istighosah,’” tutur Gus Miftah di kawasan Jakarta Barat, Jumat (26/12/2025).

Ajakan tersebut langsung direspons cepat oleh Gus Miftah.

Dengan waktu persiapan yang terbilang singkat dan tanpa anggaran khusus, ia segera menghubungi Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk menggerakkan doa bersama berskala nasional.

“Waktunya mepet, cuma tiga hari. Enggak ada anggaran sama sekali," katanya.

"Tapi istighosah itu kan memohon pertolongan, jadi harus jalan,” ujar Gus Miftah.

Gus Miftah menegaskan bahwa esensi dari doa bersama di penghujung tahun ini adalah kekompakan dan kebersamaan warga NU. 

Ia menyebut, Gus Ipul dan Gus Ipang Wahid bahkan ikut urunan secara pribadi demi terlaksananya acara tersebut.

Baca juga: Pemerintah Didorong Bentuk Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Guna Percepatan Pemulihan Sumatera

Acara doa bersama ini turut dihadiri jajaran petinggi PBNU dan tokoh-tokoh nasional, di antaranya Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar dan Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar. 

Selain menjadi penutup spiritual di akhir tahun 2025, kegiatan ini juga menjadi simbol kepedulian sosial warga NU terhadap korban bencana dan masa depan bangsa Indonesia.

Gus Miftah mengungkapkan, terselenggaranya doa bersama di akhir tahun ini berawal dari obrolan singkat namun penuh makna dengan Wakil Ketua DPR RI, Prof. Dr. Sufmi Dasco Ahmad. 

(Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)