Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2026. Apakah detikers pernah merasa tahun berganti semakin cepat ketika semakin bertambah usia?
Penelitian memang menunjukkan persepsi kita tentang seberapa cepat waktu berlalu, meningkat seiring bertambahnya usia.
Misalnya dalam sebuah studi yang terbit Juli 2024 lalu oleh Universitas Liverpool John Moores. Studi ini bertajuk "Distortions to the passage of time for annual events: Exploring why Christmas and Ramadan feel like they come around more quickly each year" dan ditulis oleh Ruth Ogden.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan, sebagian besar orang di Inggris merasa Natal datang lebih cepat setiap tahunnya. Sementara orang-orang di Irak merasa Ramadan datang lebih cepat.
Contoh lainnya, saat masih kecil, liburan bisa terasa tak berujung. Memang ada alasan saintifik di baliknya.
Mengapa Semakin Tua Waktu Terasa Semakin Cepat?
"Otak menerima lebih sedikit gambar daripada yang dilatih untuk diterima saat masih muda," jelas Profesor teknik mesin dan penulis buku Time and Beauty: Why Time Flies And Beauty Never Dies, Adrian Bejan
Bejan menilai kecepatan kita memproses informasi visual melambat seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya ukuran dan kompleksitas jaringan neuron di otak kita, sinyal listrik harus menempuh jarak yang lebih jauh, yang menyebabkan pemrosesan sinyal yang lebih lambat.
Hasilnya? Otak kita mempersepsikan lebih sedikit bingkai visual per detik seiring bertambahnya usia. Dan karena itulah waktu terasa berlalu lebih cepat. Sama seperti buku flip, semakin sedikit gambarnya, semakin cepat membalik halaman ke akhir.
"Orang sering kali takjub betapa banyak yang mereka ingat dari hari-hari yang terasa berlangsung selamanya ketika mereka masih muda," katanya.
"Bukan berarti pengalaman mereka jauh lebih dalam atau lebih bermakna, tetapi hanya saja pengalaman tersebut diproses dengan sangat cepat," lanjutnya.
Selain itu, semakin sedikit waktu yang baru dialami seseorang, semakin besar proporsi dari keseluruhan hidupnya yang diwakili oleh periode waktu tertentu. Contohnya, bagi anak berusia empat tahun, satu tahun merupakan persentase yang jauh lebih besar dari keseluruhan rentang hidup mereka hingga saat ini dibandingkan dengan orang berusia 40 tahun. Jadi tidak heran jika terasa lebih lama dan lebih bermakna.
Meskipun kita tidak dapat berbuat banyak tentang elemen fisiologis ini, ada faktor penting lain yang berperan dan dapat kita kendalikan. Menurut Bejan, alasan lain mengapa waktu terasa lebih lama ketika kita masih muda adalah karena otak diprogram untuk menyimpan pengalaman baru. Dan ketika kita masih muda, kita selalu mengalami pengalaman baru.
Ada begitu banyak hal yang harus diserap dan dicerna oleh seorang anak yang baru mengenal dunia setiap harinya. Lagipula, pada awalnya, semua yang kita lakukan adalah yang pertama kalinya kita melakukannya.
Semakin tua kita, semakin kecil kemungkinan kita mendapatkan pengalaman baru setiap tahunnya. Ini sebagian karena secara alami, semakin banyak hal yang kita alami, semakin sedikit hal baru yang bisa kita alami.
Namun, sebagian juga karena sifat manusia. Seiring bertambahnya usia, kita bisa semakin terjebak dalam kebiasaan lama, yakni terlalu nyaman dengan hal-hal yang sudah dikenal dan enggan mengejar hal baru atau menantang diri sendiri untuk melangkah ke hal yang tidak dikenal. Bahkan mencoba makanan baru pun bisa terasa seperti langkah yang terlalu jauh.
Namun, jika kita melakukan hal yang sama setiap minggu, kita tidak memberikan sesuatu yang menarik atau luar biasa untuk diingat oleh otak kita. Dengan sedikit kenangan baru yang tercipta, minggu-minggu menjadi bulan, menjadi tahun, dengan sedikit perbedaan. Waktu dalam segala hal, telah berjalan lebih cepat.
Bagaimana Cara Memperlambatnya?
Menurut seorang profesor psikologi di Universitas Michigan, Cindy Lustig, ketika kita mengingat suatu periode yang penuh dengan peristiwa, hal itu membuat waktu terasa lebih panjang dan terasa sangat lama.
Rutinitas adalah lawan dari memperpanjang waktu. Mengubah berbagai hal, baik itu sekadar berjalan kaki ke toko dengan cara baru, mencoba hobi baru, atau mendengarkan jenis musik yang berbeda, bisa menjadi kunci untuk memperpanjang setiap tahun daripada melihat ke belakang pada masa lalu yang semakin kabur dan tidak jelas.
"Perlambat sedikit, paksa diri Anda untuk melakukan hal-hal baru untuk keluar dari rutinitas," kata Bejan, dikutip dari Independent.
"Berikan kejutan pada diri sendiri. Lakukan hal-hal yang tidak biasa," imbuhnya.







