TRIBUNJAMBI.COM, SUNGAIPENUH - Kejuaraan Pencak Silat Wali Kota Cup Sungai Penuh I yang seharusnya menjadi ajang prestisius pembinaan atlet justru menuai sorotan tajam.
Sejumlah atlet juara dilaporkan tidak menerima medali dan Tabanas seusai partai final, padahal hal tersebut telah dijanjikan sejak awal pendaftaran.
Permasalahan mencuat setelah pertandingan final selesai digelar.
Banyak atlet yang keluar sebagai juara mengaku kecewa karena hak mereka tidak diberikan, padahal sebelumnya turnamen itu memungut biaya pendaftaran sekitar Rp250 ribu per peserta.
Kejuaraan ini diikuti oleh ratusan atlet dari berbagai daerah, tidak hanya dari Kota Sungai Penuh.
Peserta datang dari Kabupaten Merangin, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Tebo, Pesisir Selatan, Lunang Silaut, hingga Kabupaten Kerinci.
Kekecewaan pun datang dari atlet luar daerah.
Ironisnya, kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Sungai Penuh pada Kamis (25/12), dan ditutup oleh Ketua IPSI Kota Sungai Penuh yang juga menjabat sebagai Sekretaris KONI Kota Sungai Penuh, saat pelaksanaan di lapangan justru dinilai tidak profesional.
“Anak saya juara dan dapat medali emas, tapi sampai sekarang belum menerima medali. Padahal biaya pendaftaran mahal,” ungkap salah satu orang tua atlet kepada wartawan, Sabtu (27/12/2025).
Ia menilai kejadian ini sangat mencederai semangat sportivitas dan merugikan atlet yang sudah berjuang keras.
Salah satu atlet, Muhammad Iqram, peserta kategori Seni Tunggal Pra Remaja Dini dan Laga Pra Remaja, berhasil meraih dua medali emas.
Dia juga mengalami nasib serupa terkait ketidakjelasan pemberian medali.
Sejumlah pihak menduga persoalan ini murni kesalahan panitia pelaksana dan pengurus IPSI Kota Sungai Penuh, baik dari sisi perencanaan maupun tanggung jawab terhadap atlet.
Para peserta dan orang tua atlet berharap panitia dan pengurus IPSI segera memberikan klarifikasi resmi, serta menuntaskan kewajiban pemberian medali dan tabanas sesuai kesepakatan awal.
Mereka juga meminta evaluasi serius agar kejadian serupa tidak terulang pada kejuaraan mendatang.
Ketua panitia Rizki Rahman dikonfirmasi belum bisa banyak bicara.
Ia mengaku pihaknya masih di lokasi untuk membersihkan peralatan pasca kejuaraan.
"Alhamdulillah acara kita berjalan dengan lancar tanpa hambatan, untuk perolehan mendali direkap oleh tim IT, mungkin ada kesalahan teknis yang belum direkap oleh tim IT yaitu -atlet yang tidak bertanding atau tidak ada lawan," ucapnya.
Persoalan medali katanya, peserta bisa datang kesekretariat panitia, karena ada sedikit kesalahan pengiriman mendali, mendali emas ada sedikit kekurangan dan mendali perak kelebihan kirim.
"Dan hal ini sudah diumumkan oleh pihak panitia ke group peserta. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan. Suruh datang saja ke sekretariat," pungkasnya. (Tribun Jambi/Herupitra)
Baca juga: Ikon Wisata Jambi Dicoreng Aksi Rasisme dan Pelecehan Verbal di Jembatan Gentala Arasy
Baca juga: Beredar Video Korban Begal Berdarah di Tebo Jambi, Benarkah Terjadi atau Hoaks?