TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Minggu (28/12/2025) menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh pasangan pengantin baru Muhammad Iskandar (29) dan Zimah Esni Solekhah (29).
Bagaimana tidak, pasangan pengantin baru itu menggelar pesta pernikahan di tengah banjir yang melanda wilayah Padukuhan Kuwaru, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan.
Tempat resepsi pernikahan keduanya pun digenangi banjir setinggi mata kaki.
Alhasil, para tamu pun harus berbasah-basahan saat menghadiri pesta pernikahan tersebut.
Meski digelar di tengah kepungan banjir, namun pesta pernikahan pasangan Muhammad Iskandar (29) dan Zimah Esni Solekhah (29) itu berjalan lancar.
Ratusan tamu undangan menghadiri pesta pernikahan itu.
Bahkan pesta pernikahan Muhammad Iskandar (29) dan Zimah Esni Solekhah (29) viral setelah videonya menggelar resepsi di tengah banjir diunggah di media sosial.
Momen romantis pun terekam dalam pesta pernikahan tersebut.
Muhammad Iskandar menggendong pujaan hatinya saat menuju ke kursi pelaminan.
Ia sengaja menggendong sang pujaan hati dikarenakan genangan air di lokasi pesta, sedangkan Esni sendiri mengenakan baju resepsi yang cukup panjang.
Ia khawatir jika kondisi banjir membuat baju Esni menjadi basah. Maka dari itu, Iskandar berinisiatif untuk langsung menggendong Esni dari rumah ke kursi pelaminan.
"Ha, ini (kebaya resepsi Esni) kan roknya panjang. Jadi kalau enggak digendong pasti basah semua, kan gitu," tutur dia.
Iskandar mengaku bahagia karena meski dilaksanakan di tengah kepungan banjir, banyak tamu undangan yang datang dan rela berbasah-basahan menjadi saksi mata momen kebahagiaan mereka.
"Ada 600-an undangan. Tapi, dalam kondisi kayak gini ada satu, dua yang tidak datang. Tapi, tadi lumayan, yang datang banyak," katanya kepada Tribunjogja.com, usai ngunduh mantu berlangsung.
Menurut Iskandar, banjir yang melanda wilayahnya bukan sekali ini saja terjadi.
Sebelumnya, banjir lebih besar pernah melanda.
Dia pun berharap pemerintah bisa segera menanggulangi masalah banjir di tempatnya. Sebab, banjir itu membuat aktivitas masyarakat setempat cukup terhambat.
"Harapannya, untuk banjir ini, semoga pemerintah menanggulangi. Banjir kayak gini bisa diatasi. Biar enggak banjir tahunan gini. Meluap sungainya. Untuk tempat tinggalnya aman, tapi untuk lalu lalang susah," urainya.
Dukuh Kuwaru, Hari Agung Nugroho,mengaku sempat panik saat air mulai menggenang.
Sebab, saat seluruh persiapan sudah dilaksanakan, tiba-tiba banjir datang.
"Tadi malam sempat panik, bingung acaranya mau berjalan bagaimana. Semua sudah dirancang, tetapi kita harus mengubah acara karena terjadi banjir," bebernya.
Walau sempat merasa panik, kini ia merasa lega dikarenakan pesta resepsi tersebut telah berjalan lancar dan mendapat respons positif dari para tamu undangan.
Dikatakannya, para tamu undangan merasa seperti di alam terbuka dan menyatu dengan alam saat menghadiri pesta tersebut.
"Dan prosesi pernikahan tadi, harusnya kan ada upacara-upacara jadi ditiadakan. Terus tadi ada organ tunggal sempat mau di-cancel, tapi akhirnya jadi (tidak jadi cancel tampil di pesta Iskandar dan Esni)," urainya.
Acara pernikahan itu terbagi menjadi dua sesi atau sesi pertama pukul 09.00 WIB sampai menjelang Dzuhur dan dilanjutkan sesi kedua setelah Dzuhur sampai Asar.
"Iya betul ini acara ngunduh mantu. Ijabnya mereka sudah kemarin Sabtu (28/12/2025). Itu di utara Pantai Depok, Kapanewon Kretek. Karena mempelai perempuan asal sana dan mempelai laki-laki asal sini (Kuwaru)," paparnya.
\Berdasarkan pantauan Tribunjogja.com, di lokasi pernikahan pukul 16.12 WIB, tampak kondisi banjir di area pesta pernikahan dalam keadaan surut. Akan tetapi, lokasi pernikahan tersebut cukup becek, sehingga mengganggu aktivitas mobilitas masyarakat.
Lebih lanjut, Dukuh Kuwaru menyampaikan bahwa kondisi banjir di wilayahnya sudah sering terjadi, sebab lokasi tersebut dulunya merupakan daerah rawa. Namun, kini, lokasi itu sudah berubah menjadi permukiman warga.
"Itu dari nenek moyang dulu. Jadi, memang setiap tahun itu sering terjadi banjir di sini," katanya.
Menurutnya, sekitar 50 persen wilayah Kuwaru terdampak banjir.
Tak hanya menggenangi pemukiman warga, banjir juga menggenangi area pertanian.
"Untuk yang mengungsi semalam, enggak ada. Mungkin sudah terbiasa. Jadi, yang ngungsi mungkin hanya balita dan Lansia," tutur dia. (*)