TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Timbulan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat sekitar 20–30 persen selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) seiring dengan melonjaknya kunjungan wisatawan ke wilayah ini.
Meski volume sampah bertambah signifikan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyebut kondisi pengelolaan sampah masih terkendali.
Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo, mengatakan peningkatan timbulan sampah mulai terpantau sejak sekitar dua pekan sebelum Hari Natal, sejalan dengan mulai berdatangannya wisatawan ke Yogyakarta.
“Untuk liburan Natal memang ada peningkatan, dan ini seiring dengan kunjungan wisatawan yang ada di Yogyakarta. Mulainya sudah sekitar dua minggu yang lalu, wisatawan ke Jogja itu sudah mulai berdatangan,” ujar Kusno, Senin (29/12/2025).
Menurut Kusno, peningkatan timbulan sampah selama periode libur berada di kisaran 20–30 persen dibandingkan dengan kondisi harian normal.
Ia menegaskan, angka tersebut berlaku untuk seluruh wilayah DIY, tidak hanya Kota Yogyakarta.
“Kalau untuk perkiraan peningkatannya, kurang lebih kami berada di kisaran 20–30 persen dari timbulan sampah harian. Alhamdulillah, sampai kemarin masih terkendali dengan adanya persiapan-persiapan dari teman-teman kami di kabupaten dan kota,” kata dia.
Jika dikonversi ke dalam tonase, Kusno memperkirakan tambahan timbulan sampah selama libur Natal dan Tahun Baru mencapai sekitar 150 ton.
Penambahan tersebut merupakan akumulasi dari seluruh wilayah DIY.
“Kurang lebih kalau totalnya itu berada di kisaran sekitar 150-an ton. Itu bukan hanya di kota saja. Penambahannya memang cukup besar, kurang lebih nantinya antara 100 sampai 150 ton penambahan,” ujarnya.
Baca juga: Kapolda DIY Pantau Malioboro, Pastikan Libur Akhir Tahun di Jogja Aman dan Nyaman
Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, DLHK DIY bersama pemerintah kabupaten dan kota telah melakukan sejumlah langkah pengendalian.
Salah satunya dengan pengosongan dan evakuasi sampah dari depo-depo penampungan, khususnya di Kota Yogyakarta.
“Kalau boleh kami sampaikan, khusus untuk Kota Yogyakarta, sebelum liburan Natal itu sudah ada pengosongan-pengosongan depo yang kemudian dibawa ke tempat kami. Sampai saat ini, setelah liburan Natal pun masih ada beberapa depo yang kondisinya kosong. Hari ini juga dilakukan evakuasi ke Piyungan untuk Kota Yogyakarta,” kata Kusno.
Ia menyebut, pengangkutan dan evakuasi sampah di sejumlah depo menjadi bagian dari strategi menghadapi puncak libur Tahun Baru.
Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi beban penumpukan sampah di titik-titik tertentu.
“Memang di beberapa depo hari ini dilakukan pengangkutan untuk mengurangi beban yang ada. Ini juga menjadi salah satu strategi untuk menghadapi libur Tahun Baru, sehingga depo-depo bisa dikurangi isinya atau dikosongkan lagi,” ujarnya.
Kusno juga menanggapi informasi mengenai kenaikan timbulan sampah di Kota Yogyakarta yang disebut mencapai 50 persen.
Menurut dia, berdasarkan perhitungan DLHK DIY, kenaikan tersebut tidak sampai sebesar itu.
“Kalau dari hitungan kami, kenaikannya itu hanya sekitar 20–30 persen. Kalau sampai 50 persen, tidak. Tidak sampai 50 persen. Hitungan kami tetap di kisaran 20–30 persen,” kata Kusno.
Di tengah meningkatnya aktivitas wisata, DLHK DIY mengimbau wisatawan dan masyarakat untuk berperan aktif dalam mengendalikan timbulan sampah, terutama di kawasan destinasi wisata seperti Malioboro, pantai, dan lokasi wisata lainnya.
“Kami juga berkoordinasi dengan teman-teman di sektor pariwisata untuk selalu mengimbau di tempat-tempat destinasi wisata. Kami terus mengingatkan agar ada pengendalian terhadap timbulan sampah dari wisatawan. Artinya, wisatawan juga harus meminimalkan pembawaan dan pembuangan sampah di tempat-tempat wisata,” ujarnya.
Selain kepada wisatawan, imbauan juga ditujukan kepada masyarakat untuk mengurangi sampah dari sumbernya, terutama di tingkat rumah tangga, dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R).
“Kami tetap mengimbau agar mengurangi timbulan sampah di rumah tangga masing-masing. Prinsip 3R kalau bisa tetap harus dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta,” kata Kusno.
Ia menambahkan, DLHK DIY mendukung kebijakan Kota Yogyakarta yang mendorong penyelesaian sampah organik di tingkat rumah tangga melalui berbagai program pengurangan sampah.
“Sampah organik harus selesai di rumah tangga. Ini merupakan upaya-upaya kota melalui kebijakannya untuk mengurangi sampah organik dari hulunya. Dan kami menyambut baik program kota yang tidak menerima sampah organik di depo-depo,” ujarnya.
Melalui berbagai langkah tersebut, DLHK DIY berharap pengelolaan sampah selama libur Natal dan Tahun Baru dapat tetap berjalan aman dan terkendali hingga akhir periode liburan. (*)