Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sa’dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, ACEH BARAT - Tim relawan gabungan dari Universitas Teuku Umar (UTU), Universitas Gadjah Mada (UGM), Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) berhasil menembus wilayah terisolir di Kampung Simpur, Kecamatan Mesidah, Kabupaten Bener Meriah pada Minggu (28/12/2025), setelah menempuh perjalanan berat selama 11 jam dengan melewati tiga jembatan putus akibat banjir bandang.
Ketua Tim Relawan, Heri Darsan, kepada Serambinews.com, Senin (29/12/2025) mengatakan perjalanan menuju Kampung Simpur penuh tantangan. Cuaca dingin, kondisi alam yang rusak, serta jembatan putus di kawasan Wih Kanis membuat tim harus melakukan bongkar muat logistik sebanyak tiga kali. Namun, seluruh rintangan tersebut terbayar dengan rasa haru saat bertemu langsung dengan warga yang selama sebulan terakhir hanya menerima bantuan terbatas melalui helikopter.
“Bukan rasa lelah yang kami rasakan, tapi kebahagiaan melihat ketegaran warga menghadapi bencana. Banyak rumah rusak akibat terjangan kayu saat banjir datang,” ungkap Heri.
Tim relawan bergerak dari mess relawan di Rembele pada pukul 09.05 WIB menuju jembatan putus di Wih Kanis. Setibanya di lokasi, tim masih harus mencari kendaraan jenis pick up untuk melanjutkan perjalanan ke jembatan putus kedua. Pada pukul 13.23 WIB, seluruh logistik berhasil dievakuasi ke seberang dan dimuat untuk pengiriman tahap pertama.
Pukul 16.45 WIB, kendaraan pikap kembali menjemput logistik tahap kedua. Sementara itu, logistik tahap pertama dilansir menggunakan sepeda motor trail melewati satu jembatan putus lainnya yang telah dibuat jembatan darurat dari kayu.
Tim medis dari UGM yang didampingi relawan UTU dan PNL akhirnya tiba di Kampung Simpur pada pukul 17.20 WIB. Setibanya di lokasi, tim langsung membuka posko kesehatan dan memeriksa warga sakit serta ibu hamil. Dalam waktu terbatas, sebanyak 34 pasien berhasil mendapatkan layanan medis.
Logistik tahap kedua tiba di Kampung Simpur pada pukul 19.35 WIB. Bantuan yang disalurkan meliputi beras, pampers, minyak goreng, ikan asin, sarden, telur, biskuit, selimut, mukena, sajadah, Alquran, Iqra, obat-obatan, pembalut wanita, serta satu unit mesin genset.
Baca juga: 24 Truk Beras Dipasok ke Aceh Tengah dan Bener Meriah
Relawan dibagi menjadi dua tim mengingat keterbatasan akses dan jauhnya jarak tempuh. Tim inti terdiri dari dua tenaga medis UGM, tiga relawan UKM PK UTU, dan satu relawan PNL menuju Kampung Simpur, sementara tim kedua bertahan di Wih Kanis untuk memastikan distribusi logistik ke sarana transportasi.
Sekitar pukul 21.21 WIB, seluruh tim kembali berkumpul dan bertolak ke mess relawan di Rembele. Meski dalam kondisi lelah, para relawan mengaku bahagia karena misi kemanusiaan tersebut berjalan lancar.
“Seluruh logistik untuk Kabupaten Bener Meriah telah tersalurkan. Tahap berikutnya adalah pemasangan alat pembersih air dari UGM agar warga bisa mendapatkan air bersih yang layak digunakan,” tutup Heri Darsan.(*)