Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU – Polisi akhirnya mengungkap identitas mayat remaja laki-laki yang ditemukan mengapung di muara kawasan Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu, Senin (29/12/2025).
Korban diketahui bernama Fatih, warga Rawa Makmur Permai, yang merupakan pelajar kelas X SMA Negeri 9 Kota Bengkulu.
Fatih berusia sekitar 17 tahun.
Ia tercatat sebagai warga Rawa Makmur Permai Jalan Merpati 17, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.
Informasi identitas korban diperoleh pihak kepolisian setelah dilakukan penelusuran ciri-ciri fisik serta adanya laporan dari pihak keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya.
Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di muara perairan yang berada di kawasan Kelurahan Pasar Bengkulu pada Selasa (29/12/2025).
Penemuan tersebut sempat menggegerkan warga sekitar, mengingat lokasi muara tersebut kerap dilalui aktivitas masyarakat.
Hingga kini, penyebab pasti kematian korban masih dalam penyelidikan Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bengkulu.
Polisi belum dapat memastikan apakah korban meninggal dunia akibat kecelakaan, tenggelam, atau terdapat unsur tindak kriminal.
Kasubnit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polresta Bengkulu, Ipda Revi Hari Sona, menyampaikan bahwa pihak kepolisian masih menunggu hasil visum dan autopsi dari rumah sakit untuk memastikan penyebab kematian Fatih.
"Jenazah masih di dalam kamar jenazah. Kita belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut hingga hasil visum dan autopsi keluar," ujar Revi saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu, Senin (29/12/2025) sore.
Malam ini, proses autopsi terhadap jenazah korban akan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat tanda kekerasan pada tubuh korban.
Setelah proses autopsi selesai, jenazah korban selanjutnya akan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka untuk dilakukan pemakaman.
Baca juga: Inilah Ciri-Ciri Mayat Pria Misterius yang Ditemukan Mengapung di Muara Sungai Pasar Bengkulu
Penemuan Mayat
Hingga kini, identitas korban masih belum diketahui dan jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu untuk proses autopsi dan identifikasi lebih lanjut.
Penemuan mayat pria tersebut pertama kali diketahui sekitar pukul 11.40 WIB oleh seorang warga setempat bernama Ansori.
Saat itu, Ansori tengah beraktivitas mencari lokan di sekitar muara Pasar Bengkulu.
Dari kejauhan, ia melihat sesosok benda mencurigakan yang mengapung di pinggir muara dan menyerupai tubuh manusia.
Merasa ragu dan tidak berani memastikan sendiri, Ansori kemudian melaporkan temuannya kepada Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Pasar Bengkulu, Kasmedi.
Setelah menerima laporan tersebut, Kasmedi bersama Ansori langsung menuju lokasi penemuan dengan menggunakan sampan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Awalnya kami masih ragu apakah itu benar mayat atau bukan. Setelah didekati menggunakan sampan, ternyata benar itu sesosok mayat laki-laki yang mengapung di pinggir muara," ujar Kasmedi saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Senin (29/12/2025).
Setelah memastikan bahwa benda yang mengapung tersebut merupakan mayat manusia, Ansori segera menghubungi pihak terkait.
Tidak berselang lama, sekitar pukul 12.00 WIB, personel Kepolisian bersama tim Basarnas dan Satpol PP Bengkulu tiba di lokasi untuk melakukan penanganan awal dan proses evakuasi.
Petugas gabungan kemudian mengevakuasi jenazah dari lokasi penemuan.
Petugas di lapangan menyampaikan bahwa setelah berhasil dievakuasi, jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu.
Di rumah sakit tersebut, tim Inafis Polresta Bengkulu akan melakukan pemeriksaan medis, autopsi, serta upaya identifikasi untuk mengetahui identitas korban dan penyebab pasti kematian.
Berdasarkan pengamatan awal di lapangan, korban diketahui berjenis kelamin laki-laki.
Namun, pihak kepolisian belum dapat memastikan usia korban maupun dugaan penyebab kematian, apakah akibat kecelakaan, tindak kriminal, atau faktor lainnya.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini