Fakta-fakta Kebakaran Panti Werdha Sulut, Sistem Keamanan Jadi Sorotan
December 30, 2025 11:38 AM

 

TRIBUNGORONTALO.COM – Tragedi kebakaran di Panti Werdha Damai Manado, Sulawesi Utara, Minggu (28/12/2025) malam.

Insiden ini menewaskan 16 lansia dan menyisakan luka mendalam. 

Sejumlah fakta terungkap termasuk rapuhnya sistem keamanan dan keselamatan di fasilitas sosial yang seharusnya melindungi kelompok rentan.

Melansir dari Tribun-Manado.co.id, berikut fakta-fakta insiden kebakaran yang menghebohkan masyarakat Manado.

Dugaan Awal Sumber Api dan Minimnya Sistem Keamanan

KEBAKARAN - Potret kondisi Panti Werdha Damai, Lingkungan 7 Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/12/2025) setelah terbakar pada Minggu malam.
KEBAKARAN - Potret kondisi Panti Werdha Damai, Lingkungan 7 Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/12/2025) setelah terbakar pada Minggu malam. (Tribun Manado)

Kebakaran diduga bermula dari bagian belakang bangunan panti. Api dengan cepat menyebar ke seluruh ruangan, menimbulkan kepanikan besar di antara penghuni lansia. 

Dalam hitungan menit, asap pekat mengepung bangunan, membuat evakuasi semakin sulit.

Petugas pemadam kebakaran bersama relawan dan warga sekitar berusaha keras memadamkan api. Namun, keterbatasan akses membuat proses penyelamatan penuh risiko. Jalur evakuasi disebut hanya satu, sementara bagian belakang bangunan tertutup rumah warga.

Kesaksian penghuni menyebutkan tidak ada penjaga malam saat kejadian. Hanya dua juru masak yang berada di lokasi, tanpa petugas khusus yang bertanggung jawab atas keamanan. Kondisi ini memperburuk situasi ketika api mulai membesar.

Selain itu, panti tidak memiliki alat pemadam api ringan (APAR). Ketiadaan fasilitas dasar ini membuat api semakin sulit dikendalikan sejak awal. Warga sekitar menilai sistem keamanan panti sangat buruk dan tidak sesuai standar keselamatan.

Pagar kiri dan kanan panti juga tinggi, bagian atasnya ditutupi duri dan beling. Hal ini membuat akses keluar semakin terbatas. Dalam kondisi darurat, penghuni lansia yang lemah tidak memiliki banyak pilihan untuk menyelamatkan diri.

Kondisi ini menimbulkan sorotan tajam dari masyarakat.

Mereka menilai panti tidak siap menghadapi situasi darurat. Minimnya jalur evakuasi dan ketiadaan penjaga malam menjadi faktor yang memperparah dampak kebakaran.

Tragedi ini menunjukkan bahwa fasilitas sosial seperti panti lansia harus memiliki standar keamanan yang ketat. Tanpa sistem yang memadai, penghuni yang rentan akan selalu berada dalam bahaya.

Pihak kepolisian masih melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kebakaran. Namun, sorotan publik jelas tertuju pada lemahnya sistem keamanan panti.

2. Evakuasi Dramatis: Lansia Dioper Lewat Pagar dan Dinding

KEBAKARAN - Kolase foto warga bahu membahu menolong penghuni panti jompo saat Panti Werdha Damai Manado, Sulawesi Utara terbakar pada Minggu (28/12/2025).
KEBAKARAN - Kolase foto warga bahu membahu menolong penghuni panti jompo saat Panti Werdha Damai Manado, Sulawesi Utara terbakar pada Minggu (28/12/2025). (Dokumen Pribadi)

Proses evakuasi berlangsung dramatis. Relawan, warga sekitar, dan petugas pemadam kebakaran bahu-membahu menyelamatkan para lansia. Banyak penghuni dalam kondisi lemah, bahkan ada yang menggunakan kursi roda.

Mereka harus dibopong keluar melalui pagar dan dinding samping panti. Tubuh lansia dioper satu per satu agar bisa segera menjauh dari api. Situasi penuh kepanikan dan air mata, dengan api yang terus membesar dan asap pekat menyelimuti ruangan.

Seorang warga bernama Reki mengaku berhasil mengevakuasi tujuh orang. Ia menceritakan bagaimana mereka mengangkat lansia di kursi roda melewati pagar. Namun, perjuangan itu tidak selalu berakhir bahagia.

“Kami angkat satu per satu, ada yang sudah di kursi roda, kami naikkan ke pagar,” ujar Reki seperti dilansir dari Tribun Manado, Selasa (30/12/2025).

Beberapa penghuni yang sempat dikeluarkan akhirnya meninggal dunia akibat terlalu lama terpapar asap. Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam bagi relawan dan warga yang menyaksikan langsung tragedi tersebut.

Reki mengaku shock dengan kejadian itu. Ia bercerita tentang seorang oma yang berharap bertemu keluarganya pada tanggal 5, namun meninggal dunia sebelum sempat bertemu. Kisah ini menambah kesedihan yang menyelimuti evakuasi.

Evakuasi melalui pagar dan dinding menunjukkan betapa sulitnya akses keluar dari panti. Jalur resmi tidak memadai, sehingga warga harus mencari cara darurat untuk menyelamatkan penghuni.

Situasi ini menegaskan pentingnya jalur evakuasi yang jelas dan mudah diakses. Tanpa itu, proses penyelamatan akan selalu penuh risiko.

Kebakaran ini menjadi bukti nyata bahwa sistem keamanan panti tidak siap menghadapi keadaan darurat. Lansia yang seharusnya dilindungi justru harus menghadapi bahaya besar.

Korban Selamat dan Identifikasi Jenazah

KORBAN SELAMAT - Daftar Lengkap Nama-nama Korban Selamat Kebakaran Panti Werda Damai, Dirawat di RSUD Manado. Kebakaran hebat melanda Panti Werdha Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Minggu (28/12/2025) malam sekitar pukul 21.00 Wita.
KORBAN SELAMAT - Daftar Lengkap Nama-nama Korban Selamat Kebakaran Panti Werda Damai, Dirawat di RSUD Manado. Kebakaran hebat melanda Panti Werdha Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Minggu (28/12/2025) malam sekitar pukul 21.00 Wita. (Kolase Tribun Manado)

Kebakaran menewaskan 16 penghuni panti lansia, sementara 16 lainnya berhasil diselamatkan. Korban selamat saat ini mendapatkan perawatan intensif di RSUD Manado.

Jenazah korban meninggal dunia dibawa ke RS Bhayangkara untuk proses identifikasi lebih lanjut. Kapolresta Manado Kombes Pol Irham Halid menyatakan pihaknya masih melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kebakaran.

Sekda Manado Steven Dandel menuturkan, sebanyak 16 jenazah ditemukan di lokasi kejadian. Proses identifikasi dilakukan agar keluarga bisa segera mengetahui kondisi kerabat mereka.

Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Banyak yang tidak menyangka panti yang seharusnya aman justru menjadi tempat kehilangan.

Identitas korban selamat mencakup sejumlah lansia berusia 60 hingga 90 tahun. Mereka kini dirawat dengan kondisi beragam, sebagian mengalami trauma berat.

Daftar korban selamat menunjukkan betapa banyak lansia yang harus berjuang di tengah keterbatasan fisik. Mereka membutuhkan perhatian khusus setelah mengalami peristiwa traumatis.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya sistem keselamatan di fasilitas sosial. Tanpa kesiapsiagaan, kelompok rentan akan selalu berada dalam bahaya.

Pemerintah daerah menegaskan pentingnya evaluasi terhadap semua panti lansia di Sulut. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang.

Baca juga: Sosok Ci Hoa Korban Kebakaran Panti Werdha Sulut, Jemaat Gereja Kristus Manado

Kesaksian Lansia yang Selamat

MUJIZAT - Mujizat itu nyata, hal ini dengan lantang dikumandangkan oleh Rolin korban selamat dalam insiden kebakaran Panti Werdha, Ranomuut, Paal 2, Manado. Oma Rolin menyebutnya mujizat, semua karena pertolongan Tuhan, saya tak tahu dapat kekuatan apa, tapi saya berjalan dan selamat,
MUJIZAT - Mujizat itu nyata, hal ini dengan lantang dikumandangkan oleh Rolin korban selamat dalam insiden kebakaran Panti Werdha, Ranomuut, Paal 2, Manado. Oma Rolin menyebutnya mujizat, semua karena pertolongan Tuhan, saya tak tahu dapat kekuatan apa, tapi saya berjalan dan selamat, (Tribun Manado)

Kesaksian lansia yang selamat menambah gambaran betapa mencekamnya peristiwa ini. Oma Rolin (64) menyebut selamatnya dirinya sebagai mujizat.

Dalam keadaan stroke, ia berjalan dengan tongkat di tengah kobaran api dan berhasil keluar.

Oma Rolin bercerita bahwa kamar tempatnya berada dekat dapur. Tiba-tiba api muncul, dan ia segera bergegas keluar. Meski jalannya lambat, ia tetap berhasil menyelamatkan diri.

Ia menyebut pertolongan Tuhan sebagai alasan dirinya bisa selamat. Namun, teman dekatnya tidak berhasil keluar. Kisah ini menambah kesedihan yang menyelimuti tragedi.

Selain Oma Rolin, ada juga Ci Hoa (73) yang selamat berkat ketukan pintu dari penjaga panti. Ia terbangun dan segera keluar kamar, meski api sudah membesar.

Dengan kondisi fisik yang renta, Ci Hoa hanya bisa berjalan menggunakan walker. Beruntung, seorang penatua panti menggendongnya keluar dari area berbahaya.

Namun, kerabat sekamarnya tidak bisa tertolong. Ci Hoa kehilangan segalanya, keluar hanya dengan pakaian yang melekat di badan.

Meski demikian, ia tetap bersyukur atas keselamatannya. Baginya, hidup yang masih tersisa adalah anugerah Tuhan.

Kesaksian para lansia menunjukkan betapa sulitnya bertahan hidup di tengah kebakaran. Mereka yang lemah harus berjuang keras untuk keluar dari bahaya.

Tragedi ini menegaskan kembali pentingnya sistem keamanan yang memadai. Tanpa itu, penghuni panti akan selalu berada dalam risiko besar.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.