Pernyataan Megawati soal Sawit Tanaman Arogan Viral Lagi, Kontras dengan Sikap Prabowo
Jaisy Rahman Tohir December 30, 2025 03:07 PM

TRIBUNJAKARTA.COM - Pernyataan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri yang menyebut sawit tanaman arogan kembali viral di media sosial.

Hal itu seiring ngototnya sikap Presiden Prabowo Subianto yang ingin terus menggalakkan penanaman kelapa sawit untuk memproduksi bahan bakar minyak (BBM).

Terlebih, Prabowo tetap menyuarakan perluasan industri sawit di tengah bencana banjir bandang Sumatra yang ramai disinyalir disebabkan pembalakan hutan, di antaranya untuk sawit.

Sejak Desember 2024, masa awal pemerintahannya, Prabowo memang sudah pro-sawit.

Dengan jelas ia menyebut sawit juga pohon sama dengan pohon lainnya. Sehingga penanamannya dengan deforestasi sekalipun tidak masalah.

"Saya kira ke depan kita juga harus tambah tanam kelapa sawit enggak usah takut apa itu katanya, apa, membahayakan. Apa itu deforestation ya kan namanya kelapa sawit ya pohon Iya kan.

"Kelapa sawit itu pohon, ada, ada daunnya kan. Ya dia keluarkan oksigen, dia menyerap karbondioksida. Dari mana, kok kita dituduh yang boten-boten aja itu," kata Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di gedung Bappenas, Jakarta, Senin (30/12/2024).

Setahun berselang, Prabowo bahkan mencanangkan industri sawit harus mulai masuk Papua.

"Dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit," kata Prabowo saat memberi pengarahan dalam rapat percepatan pembangunan Papua di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Sawit Tanaman Arogan

Sementara itu, pernyataan Megawati soal sawit tanaman arogan disampaikan saat wawancara khusus di program ROSI, Kompas TV, tayang pada Sabtu (23/8/2025).

Pada wawancara itu, Megawati bicara soal kecintaannya kepada tanaman, hutan dan lingkungan.

Megawati menceritakan tentang kearifan lokal suku Dayak yang sudah turun-temurun, yakni merawat hutan.

Satu pohon besar yang ditebang, sama saja waktunya dengan lima tahun menanam pohon.

"Saya sangat menjaga sekarang yang namanya kearifan lokal. Sebagai sebuah contoh, saya sangat banyak kenalan orang Dayak."

"Kalau saya lihat, mereka itulah perawat dari yang namanya hutan, ya. Pertanyaan saya adalah kalau hutan kita semua ditebang untuk menghidupkannya kembali menjadi hutan seperti apa yang menjadi permintaan orang Dayak berapa tahun? Paling tidak nanam pohon itu menjadi agak besar itu lima tahun," kata Megawati.

Ketua Umum PDIP itu lantas menyinggung soal sawit, yang menurutnya adalah tanaman arogan.

Mantan Wakil Presiden era Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) itu menyebutkan ciri sawit yang monokultur dan imbas penanamannya terhadap lingkungan.

"Saya ada banyak teman itu membuat perkebunan sawit. Saya tahu bahwa sawit ini adalah sebuah jenis tanaman yang arogan.

Betul, arogan maksudnya begini, dia itu sangat manja. Jenis familynya adalah palmae, Itu jadi seperti kelapa, sagu, sawit. Kalau kelapa itu dia umpamanya ditanam begini ya, sudah tua itu ditumbuhkan yang baru di sini (di sebelahnya) itu bisa. Jadi dinaungi sama yang sudah tua. Kalau sawit tidak bisa.

Jadi makanya sawit Itu harus ribuan hektar itu satu kali nanam. Jadi dia mesti dibuat kluster-kluster. Why? Karena ketika sudah tua kan ini enggak mau ditanam yang muda, harus dibongkar. Itu yang saya bilang tanaman sawit tuh arogan banget," kata Megawati.

Megawati pun menyatakan sikapnya yang menolak pembalakan hutan atau deforestasi.

"Nah, sekarang hutan kita itu multikultur terus mau diganti. Saya nih cuman mikir kan padahal ini kan pemberian siapa sih? Orang mau bilang ini pulau itu ditanam sama orang kan enggak kan. Ini Gusti Allah juga yang maringi ke kita kekayaan seperti ini.

"Orang saya suka pikir ini seperti masalah sekarang ini. Corruption, corruption ini kan juga sebetulnya mematikan lingkungan hidup loh. Seperti nebang pohon. Kenapa enggak mematikan lingkungan hidup? Karena berpikirnya itu punya siapa sih? Itu kan punya negara. Hutan, bukannya punya pribadi loh, betul enggak? Makanya enggak boleh hutan enggak boleh ditebang," jelasnya.

Berita Terkait

  • Baca juga: Ahok Tolak Sawit di Papua, Gun Romli: Kalau Ahok Sudah Bicara, Berarti Sudah Gawat
  • Baca juga: Hashim Bantah Isu Prabowo Miliki Lahan Sawit di Sumatra: Itu Fitnah Koruptor Perusak Lingkungan
  • Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Duren Sawit Jaktim, Minibus Terguling Hantam Dua Kios dan Motor
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.